[10]. Shopping With Alland.

1744 Kata
Alland membuka mulutnya dengan kaget mendengar Ayahnya mengatakan bagaimana keanehan sang adik setelah pulang dari ibukota! Ayah di depannya yang terlihat gagah, justru dibaliknya terdapat sifat tidak tega mendengarkan si bungsu yang terus menerus segera bersiap. Ibunya kini berbanding terbalik dengan sikap Ayahnya yang frustasi. Dia sedang menonton variety show bertema menjalani kehidupan di hutan. Variety itu juga memberi beberapa tips and trick hidup di alam liar. Alland menghela nafas segera "Ayah apa yang sedang terjadi? Aku tidak melihat bagaimana situasi gudang khusus tentara kini dipenuhi beberapa makanan pokok?" Dia juga sedikit bingung, gudang bawah tanah yang berisi senjata kini berisi banyak persediaan. Senjata sebelumnya justru di pindah menuju gudang depan. Bahkan sang ayah juga mengundang beberapa orang untuk membangun gudang bawah tanah yang lebih besar lagi! Jangan lupakan juga bagaimana ayahnya menggunakan dana tentara untuk memperkuat tembok besi menjadi tembok listrik? Dan kini saat Alland ingin meminta kejelasan, dia justru melihat ayahnya frustasi. Dean juga terlihat tidak bisa berkata apa-apa dia sedikit pusing. Lupakan, apapun yang diinginkan anak bungsunya. "Yaa apa kamu tau bagaimana adikmu akhir-akhir ini? Dia terlihat aneh dan terobsesi menumpuk persediaan. Setiap dia pulang dia akan mengatakan seperti 'Ayah, jangan lupa membeli bahan obat yang banyak' 'Ayah jangan lupa memperbanyak bahan musim dingin' 'Ayah kamu harus segera membeli banyak makanan kering untuk tentara mu sendiri' Dia selalu mengingatkan Ayah di mana pun berada! Alland katakan pada Ayahmu ini, apa yang kalian para saudara lakukan hingga anak kesayangan ayah satu-satunya di keluarga Smith jadi terobsesi dengan makanan! " Alland: "..." Suara keras ayahnya membuatnya terdiam. Apakah dia seperti tipikal orang yang membuat adiknya seperi itu?! Ini pasti Robert. Siapa lagi yang hobi mengerjai Lilith untuk menghabiskan setiap makanan milik saudaranya itu! Mungkin karena itu Lilith punya bayangan psikologis untuk menumpuk makanan! Televisi berukuran 25 inch kini secara tidak sengaja, terlihat iklan televisi menayangkan berita yang membuat mereka bertiga tertegun. Ibunya bahkan memuntahkan sebagian besar teh krisan miliknya. "Youth Record: Apakah kamu bisa menghabiskan 100 ramen sehari dalam seminggu? Gadis ini pemenanganya!" Ucap sebuah iklan juga menghadirkan gambar yang sangat akrab. Gadis berambut merah dengan kacamata hitamnya menunduk sambil membawa banyak ramen di tangannya. "Jika kamu tidak sempat membeli ramen, kamu bisa membeli instan hanya di ramen kami" Setelah suara itu selesai disertai sebuah stiker dengan wajah err adiknya disitu. Dia sedikit tercengang, bahkan Ayahnya yang tadinya sibuk membingungkan bagaimana putri bungsunya kini terlihat aneh justru membuatnya ingin menghantam kepalanya di meja ketika melihat putrinya masuk iklan Ramen instan! " I-itu Lilith?" "Pfttttt" Alland segera menutup mulutnya yang ingin tertawa. Sangat lucu melihat wajah polos adiknya di salah gunakan menjadi stiker ramen. "Anak itu! Bahkan jika ingin pergi kenapa dia harus ketahuan orang lain! Aku akan menghubungi anakmu itu" Reint terlihat ingin marah namun juga lucu. "Ahahahahah" "Bagaiamana bisa Lilith pfttt ahaha" *** Lilith segera terbangun dengan linglung, dia sangat lelah setelah mengatur pertanian miliknya. Hari ini dia berencana mengajak kakaknya Alland untuk membeli perlengkapan membuat roti juga membeli pesanan kue milik love triangle. Jam dengan bentuk lingkaran bergambar salah satu kartun favoritnya menunjukan pukul 10 siang. Matanya memindai kamarnya yang terlihat lebih penuh, mungkinkah saudaranya yang memasukan banyak makanan di sini?? Sebentar? Tapi Kenapa kamarnya penuh dengan makanan??? Apa yang terjadi tiba-tiba, apakah kakaknya percaya akan ucapan yang dia anggap bodoh sebelumnya? Lilith menatap heran ke beberapa sudut yang menunjukan makanan ringan favoritnya. Bagaimana bisa kamarnya penuh dengan makanan! Beberapa bahkan minuman yang sering dia minum akhir-akhir ini. Kakinya segera melangkah menuju luar kamar dan menapaki tangga spiral menuju lantai bawah. Saat mencapai tangga bawah dia mendengar suara kakaknya Alland yang sedang tertawa. Jangan lupakan suara melengking ibunya yang terlihat sedikit marah. "Sayang, biarkan saja. Kasihan dia kalau kamu marahi terus. Lilith melakukannya pasti ada alasannya! " Alisnya mengerut sesaat, matanya terlihat pasrah. Yah lupakan jika mereka tidak mempercayainya. "Apa yang kalian lakukan? Kenapa kamarku penuh dengan makanan! " Suara gadis yang lembut namun terdengar kekanakan menghentikan diskusi panas antara ketiga orang itu yang sedang duduk di sofa. Dean terbatuk pelan melihat putrinya yang datang masih menggunakan atasan baju tidur bergambar kartun favoritnya. Reint segera menyeloteh, "Apa kamu sudah puas sayang? Kenapa tidak membeli banyak ramen lagi? " Tanyanya dengan nada lembut, tapi bagi Lilith yang sudah terbiasa akan temperamen Ibunya mengerti. Ada sedikit nada sarkas dalam suaranya. Lilith menundukan bahunya tidak berdaya, matanya yang berwarna abu-abu kehijauan terlihat sedikit menyedihkan. "Ayahku tidak mempercayaiku, ibuku juga tidak. Kakakku hanya ingin membuat diriku tenang jadi dia berbohong bahwa dia percaya" Dean yang mendengar itu merasa sangat bersalah! Alland pun terlihat salah tingkah, mendengar nada sedih adiknya itu. Pemuda itu segera menghibur adiknya, "Lilith, kakak mempercayaimu sungguh. Lihat kakakmu hari ini akan meminta tolong saudara perempuan ini untuk mencari persediaan bersama" Alis Alland melunak, ekspresinya yang biasanya terlihat dingin kini menjadi lembut. Membuat Lilith jadi tidak tega! Apalagi melihat matanya yang berkedip-kedip polos. Sang mama yang mendengar itu sangat ingin marah, "Lilith kenapa kamu masih fokus dengan persediaanmu? Kenapa kamu tidak segera pulang ke ibukota untuk melanjutkan kuliah saja? " Tanya ibunya tiba-tiba. Dean segera menyenggol lengan istrinya, "Sekolah tidak penting. Kita tidak kekurangan orang hebat. Biarkan Lilith pergi kemanapun dia mau" "Ayah ibu aku akan mengambil cuti. Aku hanya ingin mengingatkan kalian lagi. Akhir zaman akan datang, daripada bertengkar mari Ayah segera siapkan basis penelitian besar untuk mengembangkan varietas tanaman baru. Juga kumpulkan persediaan sebanyak-banyaknya" Segera ketika ketiga orang itu mendengar nada kalimat yang akrab, mereka menjadi sangat frustasi! Lilith segera menambahkan. "Uang hanya akan menjadi kertas di hari-hari terakhir. Tentunya sangat tidak berguna. Daripada membuat uang keluarga kita tidak berguna lebih baik di investasikan mulai hari ini yang sekiranya akan sangat berguna untuk masa depan keluarga Smith!" Alland: " Adik, apakah kamu di stimulasi dari kemarin? Mengapa kamu selalu percaya itu! " Ucap Alland perlahan, takut menyinggung adiknya itu. Lilith mengeleng tidak percaya, matanya membelak lebar. "Saudara kamu berfikir aku gila?" Lilith segera tertawa matanya menyipit namun nadanya terlihat tidak menyenangkan , "Hahahahha, aku gila maka keluarga kita juga harus gila! Ayah orang gila dari yang paling gila! Bukankah semua orang sudah tau bahwa kita tidak normal! " Dean : " ........" sayangnya Lilith benar! Reint: "........" Ya, tidak ada yang normal di keluarganya! Alland: " ........" Baik, kata-kata ini terdengar familiar! "Lupakan. Ayo kakak kita segera pergi. Lupakan beberapa orang yang tidak percaya" "Lilith Ayah juga percaya kok! " Dean berkata pelan dengan nada menyedihkan. *** Jalanan ramai terlihat, lalu lalang kendaraan bahkan banyak orang datang membuat jalanan terlihat sangat penuh. Weekend datang, banyak orang pergi dan terlihat ingin bersantai. The chippy Tos Mall, sebagai mall terbesar di barat kini di penuhi dengan banyak orang. Bangunannya menjulang tinggi dengan arsitektur bergaya eropa modern. Banggunannya berwarna kream yang menambah suasana seperti eropa abad ke-19. Alland segera memarkirkan mobilnya di basement lantai bawah. Hari ini dia berpakaian santai dengan kaos berwarna putih bertuliskan Adidas. Sosokya nampak jauh lebih muda dari usianya. Di sampingnya adiknya menggunakan baju putih di sambung dengan rok jeans nya. Rambutnya yang berwarna merah di gulung membentuk sulur-sulur kecil. Mereka melangkah berdua menuju lobi mall. "Pergi ke mana dulu? " Mata Alland memindai sekitar Melihat lautan serta kerumunan manusia di dalamnya. "Bakery, aku akan memilih beberapa kue dan roti" Mereka berdua segera menuju ke stand kue dan roti. Tempat ini terlihat besar dengan bau kue yang kuat menerjang ketika Lilith membuka pintu toko. Desain ruangannya juga terlihat sederhana namun elegan. Karyawannya hanya sekitar lima orang saja, mereka menggunakan atasan putih hitam dengan rambut di gulung. Melihat aneka kue dan roti yang terpajang di etalase membuat air liurnya ingin menetes! Dilihat dari warnanya yang indah serta baunya yang sangat harum membuat Lilith ingin mengambil semuanya lalu memakannya sendiri! Dia sendiri sudah sangat lama tidak mengingat bagaimana rasa roti sebenarnya. Karena kekurangan bahan baku selama bertahun-tahun membuat roti menjadi produk yang jarang dijumpai, jika ada pun rasanya akan berbeda. Pangkalan hanya akan membuat roti seadanya, itu pun tanpa rasa dan bau yang enak! Lilith merasa, jika terus melihat makanan ini membuatnya ingin kalap. Segera tangannya mengambil keranjang besar di samping pintu masuk, dia mulai mengambil banyak roti mulai dari etalase paling dekat dengan tempatnya berdiri. Terutama roti dengan kandungan karbohidrat yang tinggi menjadi incarannya. Tangannya secara lincah mulai memasukannya ke dalam keranjang. Keranjang yang awalanya kosong kini sudah penuh dengan berbagai macam roti. Alland yang baru pertama kali melihat adiknya benar-benar kalap tertegun sejenak, namun segera ia terbangun dan juga mengambil banyak roti. Pramuniaga yang melihat tingkah keduanya terheran. Jarang melihat seseorang memborong 'terlalu banyak" Lilith segera menghampiri pramuniaga yang sedang terdiam melihat ke arahnya. "Halo bisakah saya tau apa saja varian kue ulangtahun? " Sang pramuniaga segera tersadar kembali lalu menjawab "Iyaa baik apakah perlu custom nama juga? Kami juga memberikan penawaran diskon untuk pembelian minimal 3 kue akan mendapatkan satu rainbow cake" Lilith menganguk mengerti lalu menoleh melihat kakaknya. Alland yang dilihat adiknya segera menganguk juga lalu dia berkata kepada pramuniaga itu "Lalu bungkus 100 kue ulang tahun, pastikan kue bertingkat dua saja. Oh iya bungkuskan sekalian 100 kue strawbery sekalian, ingat hanya strawbery saja. Pramuniaga di depannya tampak tercengang. 200 kue merupakan jumlah yang sangat banyak jika mengingat kebanyakan pelanggan tidak akan memesan lebih dari tiga kue. "B-baik a-apakah 200 kue baik-baik saja" Lilith menganguk, "Bisakah setengahnya kamu kirim nanti?" Tanyanya. Dia juga segera mengatakan alamat rumahnya. Biasanya untuk toko dengan pembelian lebih dari 10.000 $ akan mendapatkan pengiriman secara gratis. Lilith tiba-tiba teringat, "Apakah kamu juga menjual tepung khusus roti secara tersendiri?" Ucap Lilith teringat sesuatu. Dengan begitu dia merasa aman setidaknya. Setaunya beberapa toko juga melakukan penjualan khusus terhadap tepung dan bahan-bahan mereka. Beberapa orang kaya suka membelinya karena jelas terjamin kualitas bahan-bahanya. "Ya kami menjualnya tapi pembelian dibatasi untuk 10 paket setiap pembelian. Satu paket berisi bahan-bahan lengkap masing-masing sebanyak 5 kilogram" Alland melihat adiknya, alisnya terangkat sebelah, "Lalu beri kami 20 paket?" Lilith mengerucut pelan, 20 paket hanya akan mendapatkan masing-masing bahan sebesar 100 kg menurutnya itu kurang banyak. "Bisakah kamu mengirimkan 100 paket untuk 5 minggu? " Sang pramuniaga tercengang matanya membelak dengan mulut terbuka lebar. "Kami akan memberitahu manager terlebih dahulu. Anda bisa meninggalkan kontak yang bisa dihubungi, karena ini berhubungan dengan kontrak jangka panjang" Lilith tersenyum puas, bibirnya yang berwarna merah muda juga menyeringai, matanya yang berbentuk almond menyipit. "Lalu bisakah kamu mengirim 1000 roti dan kue untuk 5 minggu ke depan juga? pastikan itu berupa roti tawar dengan karbohidrat tinggi" Alland yang tadinya hanya mengikuti sambil meminum air putihnya segera tersedak. Ya, keluarganya tidak ada yang waras sama sekali! ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN