Afatunnisa Arabella, masih ngambek dengan kejadian di mall kemarin, saat masuk kelas ia menatap sinis Oceana yang sedang duduk di bangkunya, bahkan Ara tidak membalas senyuman sahabatnya itu. "Gi, pindah tempat duduk, bisa?"
Gia dan Gea menatapnya heran, padahal dari kelas 10 Ara sudah duduk dengan Oceana. "Kenapa?" tanya Gia penasaran.
"Gue malas aja duduk sama yang teman makan teman," ujar Ara dengan sedikit keras. Hingga membuat beberapa murid menatap ke arah mereka.
Oceana yang merasa tersindir langsung berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri mereka. "Teman makan teman? Emang kapan gue nikung lo?"
"Lo sama Samudera selingkuh di belakang gue! Jangan-jangan sahabatan itu cuma kedok untuk menutupi kebusukan lo, iya?"
Oceana merasa terpancing dengan ucapan Ara yang seakan menyudutkan dirinya. Sekarang dua sahabat itu tengah menjadi tontonan gratis.
"Gue sama Samudera murni sahabatan, kalau lo pikir gue ada main belakang sama dia. Itu salah besar!"
Gea dan Gia meneguk salivanya melihat pertengkaran pertama Ara dan Oceana, Gea memutuskan untuk menengahi keduanya tetapi tiba-tiba sebuah tamparan keras mendarat ke pipi Oceana, dan moment itu langsung diabadikan oleh beberapa penghuni kelas untuk di-upload ke snapgram, adegan seperti ini menjadi hiburan tersendiri untuk mereka.
Kapan lagi liat dua sahabat yang menjabat sebagai wakil osis dan sekretaris osis bertengkar hanya karena seorang cowok.
"Ok, thanks buat tamparannya. Gue bukan orang suka k*******n jadi gue gak bakal balas."
Tak berniat membalas, Oceana langsung kembali ke tempatnya, bukan karena takut, ia tidak ingin pertengkaran mereka dijadikan ajang tontonan gratis dan citranya sebagai murid teladan akan tercoreng. Sesaat setelah itu guru yang mengajar mata pelajaran pertama sudah masuk kelas.
Gia mengambil tasnya dan duduk di samping Oceana. "Sakit pipi lo?" bisik Gia seraya mengeluarkan alat tulisnya.
"B aja!"
Sakitnya tamparan ini gak seberapa dari sakitnya hati gue karena dituduh oleh sahabat sendiri di depan umum.
♥ ♥ ♥
Guru mata pelajaran pertama di kelas XII Ipa 1 tidak masuk karena sakit dan itu adalah informasi yang sangat membahagiakan apalagi itu adalah pelajaran matematika yang sangat membosankan. Walaupun anak Ipa 1 terkenal pintar-pintar, tapi mereka juga bisa merasakan jenuhnya belajar karena itu hal yang manusiawi.
Saat membuka aplikasi instagramnya, Samudera terkejut melihat tag snapgram dari akun i********: salah satu siswi dan itu sebuah foto tangan Ara yang menampar pipi Oceana.
Ternyata sahabat juga bisa bertengkar gara-gara cowok @samuderalardo
Samudera panas melihat foto dan membaca caption itu. Ia tidak rela sahabatnya diperlakukan seperti itu walaupun oleh pacarnya sendiri.
Aldric yang melihat perubahan ekspresi Samudera langsung bertanya, "ada apa?"
Samudera menyodorkan ponselnya dan Aldric pun sama terkejutnya. "Santai, jangan emosi. Nanti kalian omongin baik-baik."
"Gue gak suka ada yang sakiti sahabat gue."
"Tapi mungkin Ara lakuin itu karena dia cemburu. Logika aja sih cewek mana yang gak cemburu lihat cowoknya lengket banget sama sahabatnya."
"Tapi gak harus tampar bisa 'kan?"
Aldric menatap Samudera intens. "Sekarang gue tanya, lo sebenarnya cinta siapa? Ara atau Oceana?"
"Gue gak mau jadiin Oceana pacar gue karena gue takut hubungan kami putus dan persahabatan kami juga renggang."
Aldric memukul pelan bahu Samudera. "Itu bukan jawaban dari pertanyaan gue, Samudera Pasifik!"
"Daripada lo urusi gue, mending lo cari pacar. Masa Ketua Osis HarBang jomblo!"
"Ada tapi lebih baik mundur soalnya dia dekat banget sama sahabatnya, nanti yang ada gue dicuekin."
"Siapa?"
Aldric bangun dari tempat duduknya. "Kepo," lalu melenggang keluar kelas mengabaikan Samudera yang terus meneriaki namanya.
Samudera menghela napas lalu mengetikkan pesan kepada Oceana dan Ara agar saat istirahat nanti menemuinya di belakang sekolah.
♥ ♥ ♥
Oceana berjalan melewati koridor yang mulai ramai karena bel istitahat sudah berbunyi. Tiba-tiba seorang cowok tiba-tiba berhenti tepat di depannya, semua mata siswa-siswi yang berada di sekitar itu menatap ke arah mereka. "Ada apa?" tanya Oceana.
"Pipi lo masih sakit?"
Oceana mengerti kemana arah pertanyaam Aldric, hanya saja dia heran kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu. "B aja."
Adrick mengelus bekas tamparan tadi seraya tersenyum tipis. "Ok," setelah itu meninggalkan Oceana yang masih terperangah dengan perlakuan simple Aldric.
Bukan hanya Oceana yang terkejut tapi juga mereka yang menyaksikan adegan itu. Banyak yang berbisik dan masih terdengar di telinga Oceana.
Gue juga mau kali dipegang sama Aldric.
Menang banyak dah di Oceana.
Dia kan wakil ketua osis jadi gak heran kalau dekat sama ketua osis.
Gue envy tahu, tapi mereka cocok kok.
Masih banyak bisikan-bisikan lainnya tapi Oceana mengabaikan hal itu, ia tetap fokus ke tujuan awalnya untuk menemui Samudera di belakang sekolah.
Saat sudah sampai di belakang sekolah, ia melihat Samudera dan Ara yang sedang berdiri sambil bersandar ke tembok. "Ada apa?" tanya Oceana saat ia sudah mendekat.
"Kenapa telat?" bukannya menjawab, Samudera justru balik bertanya.
"Ada insiden kecil tadi."
Tangan Samudera terulur mengelus pipi Oceana yang tekena tampar tadi. "Sakit?"
Oceana menggeleng. "Gak kok."
Samudera menatap Ara. "Ara, aku mau tanya kenapa tampar sahabat kamu sendiri?"
"Karena kalian selingkuh!"
Samudera menyipitkan matanya. "Selingkuh?"
"Kalian dekat, bahkan kalian sangat dekat dan aku cemburu!"
Samudera menghela napas. "Aku dan Oceana hanya sahabatan, bahkan sebelum aku kenal kamu, kami udah sahabatan."
"Tapi kalian dekat banget!"
Samudera merangkul bahu Oceana posesif. "Karena aku sayang banget sama sahabat aku sendiri." Kemudian ia mengecup kening Oceana.
Ara semakin kesal, ia menghentakan kakinya. "Kamu tega, gak jaga perasaan aku banget."
Ara menyeka setets dari mata dari pelupuk matanya. "Kita putus!" Setelah itua ia berlari menjauh. Oceana terkejut tetapi berbeda dengan Samudera yang tampak biasa.
"Sam, kejar!"
"Buat apa?"
"Dia minta putus!"
"Yaudah putus."
"Sebenarnya lo sayang gak sih sama Ara?"
"Gue dulu tertarik sama dia makanya gue pacarin tapi pas gue jalanin rasanya bosan, dia childish, tukang ngambek. Mau putusin dia, kasihan. Dan sekarang dia udah bilang putus. Alhamdulillah."
"Jahat banget sih, yang ada dia makin benci sama gue."
"Ah biarin yang penting Sam selalu sayang Oce."
"Tapi Oceana sayang Rasya."
"Katanya udah move on."
"Lagi proses."
Samudera mengacak rambut Oceana gemas. "Sayang, nanti 'kan guru rapat, mau langsung pulang atau kemana dulu?"
"Traktir aku es krim yang banyak buat ademin pipi yang panas."
"Ok, nanti ketemu di parkiran."
♥ ♥ ♥
Berbagai macam es krim dengan berbagai rasa tertata di atas meja mereka. "Lo tuh ya, niat bikin gue bangkrut?"
Oceana menampilkan cengirannya. "Iya, dong. Itu mah cita-cita Oceana sejak zaman SMP," ujarnya, lalu mulai memakan es krim vanila yang menggoda iman itu.
Samudera memandangi wajah Oceana yang sedang makan es krim dengan lahapnya sampai lupa kalau es krimnya terabaikan.
Tangannya terulur membersihkan sisa es krim di bibir Oceana. Gadis itu mengangkat wajahnya dan pandangan mereka bertemu. "Kalau makan itu yang rapi," ujar Samudera.
Oceana mengangguk. "Untung lo udah jomblo, jadi gak ada yang berhak marah lagi kalau lo bersikap manis ke gue."
"Gue mau cari pacar lagi dong."
Oceana memutar matanya jengah membuat Samudera tertawa pelan.
"Becanda, gue mau temani lo yang jomblo. Biar gak sendirian."
"Tapi kalau gue punya pacar gimana?"
"Lo punya pacar, siapa?"
"Kalau, Samudera sayang."
Samudera menghela napas. "Oh. Gue pastikan cowok itu langsung minta putus karena gak tahan lihat ke-sosweet-an kita."
"Dasar!"
Samudera langsung mengacak gemas rambut Oceana karena itu adalah hobinya. "Kita friendship rasa relationship."
Oh hati, jangan mulai baper. Ini 'kan bukan kali pertamanya diperlakukan seperti ini oleh Samudera.
♥ ♥ ♥