“Raffasya!” Frans terkejut dan saat itu pulalah kesadarannya sebagai ayah dari janin dalam kandungan Kirana muncul di dalam dirinya. “Jangan main-main, Raffa! Kirana sedang hamil anakku …,” bujuk Frans melangkah maju perlahan. Frans berhenti beberapa langkah di depan Raffa yang masih mengacungkan pistol ke samping perut Kirana dengan lengan Raffa juga mencengkerap sisi bahu Kirana sangat kencang. “Kau pikir aku sedang bermain-main, Frans?” dengkus Raffa menyeringai jijik, seolah dia juga ingin memuntahkan isi perutnya yang dia santap tadi pagi bersama Dewa. “Raff .…” Kirana memanggil sangat lirih, degup jantungnya semakin cepat dan keringat dingin sudah mulai mengucur turun pada pelipis wanita muda yang sedang hamil besar itu. “Kau pengkhianat, Kirana! Kau pikir aku peduli dengan jan