Faktanya Sarah memanglah perebut, merebut milik orang lain harus siap menanggung resiko. Salah satunya adalah seperti kejadian beberapa menit lalu yang membuat Sarah harus menanggung malu. Ia benar-benar tak menyangka, semuanya terjadi begitu cepat. Heru ternyata adalah pria yang nekat dan telah memata-matai mereka selama ini. Rambut pirang itu acak-acakan, basah, kusut bahkan tak harum seperti biasanya. Ia benar-benar merasa terhina, mengapa justru saat semuanya terkuak baru ia menyadari? Kepalanya menggeleng kuat, mulai frustasi dengan yang terjadi. "Berhenti meneriaki namaku b******n!" Teriakan itu menggema di kamar mandi, mengusir Heru yang masih setia menggedor pintu dan memanggil namanya. Melupakan buku-buku jari yang mulai memerah karena lecet. "Sarah kumohon dengarkan dulu penj