Perlahan Reyea mulai bangkit, pagi ini rencanya ia dan ibundanya ingin berbelanja kepusat perbelanjaan dengan mengajak asisten rumah tangga. Di perjalanan mereka tertawa gembira, seolah tanpa masalah. Ya, keluarga adalah penyembuh yang ampuh bagi mental Reyea. "Bu, saya ingin makan itu kayaknya enak." BI Ijah menunjuk salah satu tempat makan Reyea dan Hanum saling pandang lalu mengangguk. "Ayo." Ajak Reyea Dulu Reyea senang sekali makan ditempat ini bersama Erick, saat masih pacaran hingga menikah. Namun itu dulu, saat semuanya masih baik-baik saja. Lagi pula, untuk apa Reyea memikirkan orang yang telah mencabik-cabik hatinya? Sekalipun orang tersebut adalah ayah dari anaknya kelak, tetap tak berhak membuat hatinya terluka. Reyea punya hak untuk bahagia. "Bibi ingin pesan apa?" "D