Derap kaki terdengar memasuki ruangan yang dingin oleh sejuknya pendingin yang distel sedemikian rupa. Dengan tubuh tegap dan hati kuat, Laura mendorong pintu ruangan Alaric. Kesan yang pertama ia lihat adalah, ruangan ini benar-benar kacau! Ketika mengayunkan langkah memasuki ruangan nertra kecoklatan itu langsung menatap Alaric yang sedang bersandar di sofa dalam posisi memejamkan mata tanpa mengenakan jas hanya kemeja yang melekat terbuka tiga kancing bagian atas. Dasi dikenakan lelaki tak beraturan, sepintas Alaric saat ini terlihat seperti orang depresi. Lebih memuakkan lagi saat ini dibagian leher ada bekas lipstick yang sangat banyak, membuat Laura merasa jijik. Setidaknya banyak tempat di kota ini, kenapa memilih kantor untuk mempertontonkan kemesraan mereka? Begitu matan