Part 19. Kabar Kematian

1690 Kata
“ Kenapa dia tiba-tiba ingin naik wahana ini bersamaku? Dia tidak sedang jatuh cinta padaku kan.?” Benak Razel sambil sesekali melirik Felix. “ Sudah sepuluh kali aku melihatmu diam-diam melirikku, apa kau mulai tertarik denganku.?” Sahut Felix seketika membuat ekspresi wajah Razel berubah, apa yang dia pikirkan barusan ternyata sedang di pikirkan oleh Felix dengan sudut pandangnya sendiri. “ Hahahaha, walaupun kita sudah pernah tidur bersama bukan berarti aku menyukaimu ya.” Balasnya tak sudi menatap wajah Felix. “ Malam itu, sebenarnya kau sudah pernah melakukannya kan bersama pria lain.?” Lontar Felix membuat suasana di sekitar mereka hening, bahkan Razel yang terkejut mendengarnya tak bisa berkata-kata saat itu. “ Jaga ucapanmu itu, aku mungkin tidak melawan saat kau memaksaku melakukannya. Tapi bukan berarti aku adalah w************n seperti yang kau pikirkan itu.” Wahana baru saja berhenti bergerak, Razel meminta seseorang diluar sana untuk membuka pintu. Dan setelah pintu terbuka dia pun keluar meninggalkan Felix dengan kesal. Namun Felix beranjak mengejarnya, Felix berhasil menarik lengan Razel untuk berhenti melangkah dan dia berhasil. “ Lepaskan aku.” Ucap Razel dengan ketus. “ Aku minta maaf.” Kata Felix kembali membuat Razel tidak menyangka bahwa pria itu akhirnya mengucapkan kata maaf untuknya. “ Lupakan saja, aku mau pulang. Karena ini sudah malam aku mau pulang sekarang.” Pinta Razel kembali bersikap acuh tak acuh kepadanya. “ Eddie akan mengantarmu pulang.” Lanjut Felix dan akhirnya mengajak Razel keluar dari taman hiburan tersebut. ** Pria itu melirik keadaan di kursi penumpang melalui spion mobil, dia mendapati wanita yang duduk di belakang sedang tersenyum seorang diri padahal saat itu dia tidak sedang melihat ponsel atau pun mendengarkan sesuatu. “ Sepertinya moodmu sangat bagus setelah naik wahana bersama tuan Felix.” Lontar Eddie berhasil membuat Razel tersadar dan langsung merubah ekspresi wajahnya. “ Tidak, siapa bilang? Jangan sok tahu.” Balasnya jutek. “ Tuan Felix sangat jarang memperlakukan wanita dengan baik selama ini, jadi kita cukup heran melihatnya meminta kami meninggalkan tempat itu agar kalian berdua bisa menghabiskan waktu bersama.” Ujar Eddie kembali. “ Bagiku dia sama seperti pria lainnya, manis di awal tapi ujung-ujungnya akan menjadi bajingan.” Ucap Razel meski dalam hati dia tidak menganggap Felix seperti itu. Perjalanan mereka dari Disneyland menuju rumah Sabrina akhirnya sampai, namun saat sampai disana mereka melihat ada dua orang pria yang baru saja meninggalkan rumah itu dengan langkah yang cepat. “ Razel tunggu.” Tahan Eddie saat Razel hendak turun untuk melihat apa yang terjadi di rumah Sabrina. Bukan tanpa alasan Eddie Manahan agar Razel tidak turun dari mobil, pasalnya dua pria itu masih belum pergi dari sana. Setelah beberapa saat akhirnya mereka pergi dengan sepeda motor yang mereka parkir tak jauh dari rumah Sabrina. Baru setelah itu Razel dan Eddie turun dari mobil dan berlari menuju rumah Sabrina, mereka mendapati pintu yang terbuka dan kekacauan yang terjadi di sekitar pintu masuk. “ Sabrina? Kau ada di dalam.?” Sahut Razel berlari mencari Sabrina di setiap ruangan di dalam rumah itu. Eddie menemukan Sabrina yang sedang bersembunyi di balik lemari, perlahan dia membantu wanita itu keluar dari sana. Razel pun ikut membantunya duduk di atas sofa, tubuh Sabrina tampak gemetar dan dia mengaku sangat ketakutan saat ini. “ Apa yang terjadi.?” tanya Razel penasaran. “ Baru saja ada dua pria yang datang memberontak, beruntung aku bisa bersembunyi sebelum mereka masuk. Dan aku mendengar kalau mereka sedang mencarimu, aku tidak tahu apa yang mereka dapat dari kamarmu dan setelah itu mereka pergi begitu saja.” Jelas Sabrina. Razel merasa tidak kuat untuk menahan tubuhnya, kali ini dia mulai takut menjadi incaran pria-pria itu. Hidupnya semakin tidak aman hari demi hari, padahal dia begitu mendambakan kehidupan yang damai tanpa ada hal-hal yang seperti ini. “ Apa tidak ada orang-orang yang berjaga di sekitar sini.?” Tanya Eddie. “ Aku mengusir mereka, aku tahu kalau mereka adalah suruhan kalian. Karena tidak nyaman aku menyuruh mereka pergi saja. tapi aku tidak menyangka justru kepergian mereka setelah itu dua pria barusan datang ke rumahku.” Jawab Sabrina. “ Ini salahmu, padahal tuan Felix sudah mengirimkan pengawal terbaiknya. Jika sudah seperti ini maka mau tidak mau kau harus meninggalkan rumah ini dan cari tempat tinggal baru.” Usul Eddie. “ Kau membuatku semakin kesal, pergi sana. Kalian hanya orang luar yang tidak berhak memberikan saran.” Sabrina beranjak dari tempatnya dan menarik Eddie keluar dari rumahnya. Ekspresi Eddie melihat Sabrina marah dan mengusirnya keluar membuat pria itu menatapnya tak percaya, bahkan saat pintu baru saja di tutup oleh Sabrina kedua mata Eddie seakan tak mau tertutup di buatnya. ** Keesokan harinya saat Razel telah tiba di kediaman Felix. Dia kembali meminta pertolongan kepada Felix, hidupnya semakin dalam bahaya sekarang dan dia pun belum tahu dengan pasti kenapa orang-orang itu masih ingin mencari Razel sampai saat ini. Razel menjelaskan kepada Felix tentang Sabrina yang tidak bisa meninggalkan rumah itu karena itu adalah satu-satunya warisan yang di tinggalkan oleh mendiang kedua orang tuanya, mendengar hal itu Eddie pun langsung mengerti kenapa kemarin Sabrina tampak begitu marah. “ Kau seorang pemimpin mafia, dan pasti kau bisa melakukan sesuatu agar semua ini berakhir dengan cepat. Aku tidak ingin hal ini berlangsung lebih lama, kumohon padamu.” Pinta Razel tepat di hadapan Felix yang sedang menikmati sarapan paginya. Secara tak terduga Elaine turun dari kursinya dan berdiri di samping Razel, dia juga melakukan apa yang dilakukan Razel yaitu menundukkan kepalanya dengan hormat di depan Felix. “ Kita buat kematianmu palsu untukmu agar mereka berhenti mengejarmu.” Ucap Felix sukses membuat Razel terkejut bukan main. “ Mama tidak boleh mati.” Sahut Elaine dengan wajah sedihnya memeluk kaki Razel. “ Kita hanya akan membuat mereka mengira kau sudah mati saja, kau tidak akan terluka sama sekali. Dengan begitu Sabrina bisa tetap tinggal di rumahnya.” Lanjut Felix. “ Lalu bagaimana denganku? Dimana aku harus tinggal.?” Tanya Razel. “ Di rumah ini.” Balasnya kemudian. “ Yeah, mama tinggal di rumah ini sama aku.” Seru Elaine yang menjadi satu-satunya yang paling bahagia saat ini. Razel mencoba memahami semua ucapan Felix terlebih dulu, dan setelah beberapa saat dia memikirkannya mungkin ini adalah cara terbaik. Jika dia harus tinggal di rumah ini dan membuat hidup Sabrina bisa tenang tanpa gangguan orang-orang itu, maka tidak ada kata selain menerima kesepakatan tersebut. ** Razel sedang sibuk dengan ponselnya saat ini, pasalnya dia di minta oleh Felix untuk mengirimkan format pesan yang telah di susun oleh mereka sebelumnya. Pesan itu berbunti tentang alasan Razel ingin keluar kota bersama Elaine, meskipun sebenarnya mereka tidak akan kemana-mana hari itu. “ Kenapa aku harus berbohong pada Sabrina?” Benak Razel bingung. “ Lakukan saja, jika tuan Flix sudah menyuruhmu melakukannya.” Sahut Drake yang baru saja kembali dari dapur. “ Benar, tuan Felix akan membuat rencana yang dapat membuatmu terlepas dari masalah itu secepatnya.” Lanjut Neo. Razel tak tahu lagi haru apa, akhirnya dia menuruti perintah Felix dengan mengirimkan pesan kepada Sabrina berupa format pesan yang telah di buat sebelumnya. Kemudian setelah semua selesai, Razel pun harus kembali ke kamar menemui Elaine. Hari ini dia akan banyak belajar bersama gadis kecil itu, untuk sesaat Razel akan melupakan masalahnya dan fokus hanya untuk Elaine seorang. ** Berita siang ini di siarkan di sebuah tv di salah satu ruangan yang di tempati oleh Sabrina untuk beristirahat sejenak sambil menunggu jam kerja dimulai, dia bersama teman-teman kantor yang lain mendengarkan berita yang di tampilkan hari ini. Pada berita tersebut di jelaskan bahwa telah terjadi kecelakaan hebat di jalan menuju satu kota yang menarik perhatian Sabrina saat itu, dia kemudian meletakkan ponselnya dan fokus menyaksikan berita tersebut. Dua korban meninggal dunia di tempat dan satu lainnya yang merupakan seorang anak perempuan berusia 4 tahun dengan luka-luka yang sangat serius, daftar penumpang yang meninggal di sebutkan seorang wanita berinisial R dan seorang pria yang merupakan supir mobil tersebut. Sabrina langsung berteriak ketika salah satu rekaman memperlihatkan barang milik korban, dan gelang yang di gunakan oleh korban wanita adalah gelang pemberian Sabrina kepada Razel dua tahun yang lalu. “ Razel, ini tidak mungkin kan.?” Isak Sabrina yang tak percaya dengan kabar meninggalnya Razel dalam kecelakaan tersebut. Tadi pagi Razel memang mengirimkan pesan yang berbunyi. “ Aku mau keluar kota hari ini bersama Elaine, mungkin aku akan pulang besok atau lusa. Jaga dirimu baik-baik ya.” Dan ternyata pesan itu merupakan pesan terakhir yang di kirim Razel untuknya, teman-teman kantor Sabrina langsung menyuruh Sabrina izin melihat apakah berita itu benar atau salah. Namun tak lama setelah itu ada panggilan telpon dari nomor yang tidak di ketahui baru saja memanggilnya. Sabrina menjawab panggilan tersebut dengan takut, namun berusaha meyakinkan dirinya sepenuh hati. “ Halo.?” Tangis Sabrina kembali pecah setelah mendengar si penelpon mengabarkan kabar duka tersebut, ternyata memang benar bahwa korban dari kecelakaan itu adalah Razel. Dan setelah mendengarnya Sabrina tak kuasa menahan diri, dia pun langsung jatuh tak sadarkan diri di tempat itu. ** Malam itu Razel baru saja di beritahu oleh Felix bahwa dia telah selesai melakukan tugasnya, kini berita tentang kematian Razel sudah di sebarkan di berita maupun surat kabar. Dengan begitu kematiannya akan membuat orang-orang itu berhenti mengganggu kediaman Sabrina lagi. “ Terima kasih banyak, aku sangat berhutang budi padamu soal ini.” Ucap Razel benar-benar merasa lega. “ Bukan masalah besar bagiku.” Balas Felix santai. “ Kalau begitu aku akan pulang sekarang.” Lanjut Razel. “ Apa maksudmu pulang.?” Tanya Felix. “ Untuk mengambil barang-barang di rumah, aku belum membawa semua barang-barangku hari ini.” Jawabnya polos, “ Kau tidak boleh menampakkan wajahmu di depan Sabrina lagi.” “ Hah? Kenapa aku tidak boleh melakukannya.?” “ Kabar kematianmu baru saja tersebar hari ini, kalau kau muncul sekarang mereka akan tahu kalau kau masih hidup.” “ Tapi Sabrina kan sepupuku, dia harus tahu juga kalau aku tidak benar-benar mati.” “ Kau salah. Untuk membuat semuanya terlihat nyata, kau harus membuatnya percaya bahwa kau benar-benar sudah mati.” “ Tapi aku” “ Aku sudah mencoba melakukan yang terbaik untuk berita kematianmu ini, dan kau harus tahu cara kerja mafia adalah menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru. Jadi jangan pernah macam-macam dengan muncul di hadapan Sabrina.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN