27. Bubur Hambar di Panci

1213 Kata

Naya tak langsung pulang ke Gunung Jati hari itu juga. Ia masih mengundur beberapa hari lagi. Memastikan kebutuhan Mak dan Arini di rumah. Pun menitipkan mereka pada Hasbi dan para tetangga baik Mak. Menaiki bus dua bangku untuk bertiga, tak senyaman yang Aim rasa kala mengendarai mobil Laksa. Ia menahan sesak sebaik mungkin, demi sang Ibu yang harus mengirit sisa gaji agar sampai bulan depan. Badan terasa remuk redam. Bagai pulang sehabis adu jotos. Ngilu dimana-mana. Naya membuka pintu yang kini punya lubang baru sebesar badan tikus di pojok bawah, setelah rumah ditinggal pergi sang pemilik sekitar satu minggu lebih. Saat Naya masuk, para penghuni sementara heboh. Suara gubrak serempak menciptakan bising. Hewan warna abu kecil berekor panjang itu langsung bubar jalan. Ternyata, mere

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN