Ini adalah kali keempat Sana mencuci muka, tapi jejak air mata masih terlihat di pipinya. Matanya juga memerah, sangat kentara kalau dia habis menangis. Beruntung matanya tidak sembab, sehingga dia bisa mencari sebuah alasan alternatif yang masih bisa diterima nalar. Seperti kelilipan, mungkin. Entahlah, terdengar sedikit tidak mungkin. Kedua bola matanya memerah, tidak mungkin matanya kelilipan dalam waktu bersamaan. Namun Sana tidak bisa memikirkan hal lain lagi selain itu. Tidak mungkin dia mengatakan kalau menangis karena melihat Joe bersama gadis cantik itu. Sangat memalukan. Dua bulir bening kembali menuruni pipi mulus Sana. Dia tidak ingin mengingat lagi apa yang baru dilihat tadi, tetapi sepertinya kejadian itu sudah melekat di ingatan, seolah terekam di memori otak, membuatnya t