"Ayo dong, Sa. Please, temenin gue!" rengek Hannah kesekian kalinya. "Nevin ngundang gue ke pesta ultah adiknya. Malas gue datang sendiri kalo nggak ada temennya." Sana memutar bola mata mendengar alasan Hannah. Tak mungkin Hannah memintanya untuk menemani ke pesta ulang tahun, kalau bukan seorang pria yang mengundangnya. Biasanya dia selalu minta ditemani Revan, kekasih berondongnya. Kesal? Tidak juga. Meskipun rasanya seperti dimanfaatkan dan hanya dijadikan Hannah pelarian, tapi dia selalu menikmati pesta-pesta itu. Lumayan sebagai penghilang penat. "Mau ya, Sa? Pleaseeee!" Hannah mengerjap-ngerjapkan matanya. Sana menggeliat jijik. Kerjapan mata Hannah bukannya membuatnya luluh, dia malah mual. Terlalu genit untuk ditujukan kepada seorang perempuan, bagi Sana. "Hannah, aku bukan