Empat orang laki-laki berbeda usia itu sekarang duduk di satu meja yang sama. Mereka tidak lagi berada di kafe, tetapi di depan kediaman Wijaya. Yang lebih tua mengajak mereka, menurutnya lebih tenang berbicara di sini daripada di kafe yang semakin lama semakin ramai. Berisik. Lagipula, mereka memerlukan tempat yang lebih sepi untuk membicarakan hal yang lumayan pribadi seperti ini. "Jadi, siapa yang akan bicara? Siapa yang tahu apa hubungan Sana dan Joe?" Tristan memulai pembicaraan. Punggung bersandar dan bersedekap, sikap duduk yang santai. Padahal jantung pria itu sedang berpacu di dalam rongga dadanya. Rasanya bergemuruh. Sesungguhnya dia tidak ingin mendengar jawaban dari pertanyaannya, dia takut kalau jawaban tidak sesuai dengan yang diharapkan. Namun, dia sangat penasaran. Apa