Joe masih asyik melempari Sean dengan bola-bola dari tisu ketika sudut matanya menangkap bayangan seorang laki-laki dan perempuan memasuki kafe. Awalnya Joe tidak menghiraukan, mereka tampak seperti pasangan lainnya yang menghabiskan sore bersama setelah pulang bekerja. Joe tetap pada aktivitasnya, bola-bola tisu masih banyak, dia akan tetap melempari Sean sebelum sahabatnya itu memprotes. Namun, semuanya berubah saat Joe mendengar si pria bersuara. Dia mengenali suara itu, tidak akan melupakannya seumur hidup. Suara abangnya, Tristan. Joe berhenti melempari Sean, berbalik untuk memastikan kalau indra pendengarannya tidak bermasalah. Joe memutar bola mata. Dia benar, Tristan yang sedang duduk di sana, bersama seorang perempuan. Meja mereka berjarak dua meja dari meja mereka. Yang membuat