"Mau dia marah atau apa gue nggak peduli. Kenapa juga dia harus marah, kan kita nggak punya hubungan apa-apa." Sana mengerjap. Dia tidak salah dengar kan? Perkataan Joe terlalu santai, sangat sulit baginya untuk percaya. Selain itu, melihat ciuman mereka tadi rasanya tidak mungkin mereka tidak memiliki hubungan apa-apa. "Nggak percaya banget sih?" Joe memencet hidung Sana gemas. "Gini ya, Sa. Mungkin dia emang suka sama gue, tapi gue nggak." "Kenapa?" tanya Sana polos. Tatapannya seperti seekor anak kucing yang minta disayang. Menggemaskan. "Karena ... karena apa ya? Gue juga nggak tau." Joe mengangkat bahu. Kedua tangannya masih berada di sisi meja wastafel, masih mengurung Sana. Joe menegakkan punggung, membuat Sana harus mendongak untuk bisa menatapnya. "Kata Sean, hati nggak bisa