"Ngel, sudah siap semuanya kan?" tanya david pada angela yang berjalan disampingnya.
"Sudah pak. Ini dokumen-dokumennya." angela memberikan beberapa dokumen pada david.
Mereka sedang berjalan menuju ruang meeting. David membuka beberapa dokumen. Beberapa karyawan yang melihat david menunduk dan memberi salam. Tapi david sendiri terlalu sibuk dengan melihat dokumennya.
"Tuan, saya dapat kabar kalau papa anda akan melihat langsung presentasinya." kata angela memberitahu.
David paling benci melihat dan dengar nama papanya yang suka mempermainkan wanita dan gonta-ganti wanita. Sampai pada akhirnya papanya menikah lagi setelah lima tahun lalu mamanya meninggalkan.
"Ngapain papa ikut lihat presentasi. Apa dia gak sibuk sama wanitanya." kesal david menutup kembali dokumennya.
David dan angela sudah Sampai di ruangan presentasi yang cukup besar. Dia sana ada beberapa saingan david dari berbagai perusahaan. Perusahaan cabang satu ini milik david, tapi ada anak perusahaan papanya yang lain yang dikelola oleh orang kepercayaan sang papa. Ketika david masuk sang papa sudah ada disebuah kursi, duduk dengan mapan disana dan menatap david. David hampir tak pernah kalah untuk mendapatkan sebuah proyek.
Kali ini mereka akan memang sebuah pusat perbelanjaan yang megah di amrik. David dan timnya sudah merancang pasar saham hingga desain gedungnya. David kira semuanya sudah dipersiapkan secara detail dan sempurna.
David dan angela duduk ditempat yang sudah disediakan. David mempersiapkan dirinya untuk presentasi setelah gilirannya. Tapi menuju gilirannya, salah seorang yang presentasi dan itu sama persis dengan david.
"Ini rencana pembangunannya. Gedung dengan desain seperti ini dan kalian juga bisa melihat perkiraan pengunjung yang tertarik. Sebuah hall luas untuk event, dll." kata orang itu yang persentasi.
David terkejut melihat presentasi orang itu, sama persis. Bagaimana bisa. David berdiri dan mengacungkan tangan.
"Itu presentasi milik saya." kata david membuat semua orang melihat dan menertawakannya.
"Presentasi anda sama persis dengan milik saya, dan itu saya sendiri yang merancang gedungnya." kata david. David pernah bersekolah di bidang arsitek dan pindah untuk belajar bisnis.
Orang itu bernama Mario, lebih dikenal dengan Rio. Dia adalah adik tiri David setelah mamanya menikah dengan papa David. David tak terima bagaimana bisa Rio mendapatkan konsepnya.
"Ini juga rancangan gue dan tim, kak." kata Rio dengan hormat memanggilnya kakak. David hanya membuang muka.
"Itu punya saya pa. Kalau gak percaya lihat. Saya juga bisa menjelaskan kalau itu murni dari ide saya pa." david menatap papanya berharap dapat keadilan dari sang papa.
"Maksudnya kamu menuduh anak saya tidak kreatif dan mencuri ide kamu, david." kata mama Rio yang ikut ada di ruang presentasi karena dia juga memiliki andil saham diperusahaan papanya.
David tak bergeming, dia sangat benci wanita itu. Urusan perusahaan itu dengan papanya, bukan dengan wanita itu.
"Bagaimana kamu bisa mendapatkan konsep yang sama persis dengan punya Rio, Dav?" tanya sang papa yang malah balik menuduhnya.
"Sett.. Terserah." david mengumpat. Dia membanting dokumennya diatas meja, "gua kasih projek ini ke elo, Yo. Gue gak masalah, otak gua masih punya segudang ide." dengan kesal David meninggalkan ruang presentasi. Angela pun ikut pergi dengan David.
"Tuan, tuan harusnya jangan menyerah dengan mudah tuan. Tuan harusnya membuktikan kalau itu ide tuan, desain tuan." kata angela yang harus sedikit berlari untuk menyeimbangkan langkah david.
"Lagi pula, siapa dari tim kita yang membocorkannya? Konsepnya sama persis dengan tim kita. Itu tidak mungkin tak disengaja." kata angela lagi.
Iya. David baru sadar. Ada ditimnya yang penghianat. David meminta angela untuk mengumpulkan timnya di ruang meeting mereka. Setelah semua orang berkumpul, david ngamuk besar.
"Siapa yang berani-beraninya berkhianat ditim kita? Siapa yang beraninya memberikan konsep kita ke Rio?" tanta david melihat semua timnya.
Tapi ada salah satu orang yang tak datang ke ruang meeting itu. Angela memberikan surat pengunduran diri dari salah satu tim. David membacanya dan makin murka.
"Pasti nih orang yang berkhianat. Sialan!" david melampiaskan kekesalannya dengan meremas kertas itu dan membuangnya ke sembarangan arah. David memerintahkan angela untuk mengusir semua anggota tim.
"Sudah selesai. Silakan kalian bisa keluar." kata Angela pada semuanya.
Mereka pun bergegas keluar. Semua sudah tau kalau david marah, hanya angela yang dibolehkan berada disampingnya.
David mengambil ponselnya. David meminta angela untuk mengirimkan foto dan identitas langkah pekerjanya itu. Lalu david mengirimkan kepada seorang diseberang sana yang menerima pesan.
"Halo. Cari orang itu sampai dapat. Bawa ke hadapan saya dalam keadaan hidup." perintah david pada seorang ditelpon. Setelah itu sambungan telpon itu berakhir.
David berakhir menelpon seseorang tapi tak juga diangkat. Beberapa kali dia menelpon tapi masih tak diangkat. Angela melihatnya, dia mengetahui gelagat david. Dia pasti menghubungi satu orang dengan keadaan seperti ini.
"Tuan, apa anda mau saya temani?" tanya angela. David hanya menyuruh angela diam dan mengusirnya. Angela melangkah pergi dengan kesal.
"Nyesel gue cariin tuh cewek. Kenapa tuan david suka banget sih sama ceweknya." angela mendumel dengan kesal. Dia mengotak-ngatik telponnya dan mencaritahu tentang si wanita itu.
To. Olivia.
Liv, ke hotel saya ya? Sekarang! Saya lagi badmood sama stres parah nih. Masalah numpuk.
David menelpon supirnya. Dia meminta supirnya untuk mengantar david ke hotel miliknya. Tempat dia dan olivia sering bermain disana. Supir david pun mengerti kalau tuannya sedang sangat stres. Supir david juga usianya tak terlalu berbeda jauh dari david. Dia bahkan lebih muda satu tahun dibawa david.
"Nanti saya telpon kalau saya mau minta dijemput. Selama itu, tidak usah telpon saya. Apapun yang terjadi. Ahh.. Kamu bilang juga sama angela." kata david yang akan turun dari mobil ketika mobil mereka sudah sampai didepan hotel.
"Baik tuan."
David turun sambil mengecek ponselnya. Dia melihat ke kamar hotel yang ada dilantai tiga. Dapat dia lihat olivia sudah disana. Olivia sengaja berdiri diluar balkon kamar hotel untuk melihat mobil david dari atas. Olivia tersenyum manis pada david.
Terdengar hembusan lega david melihat olivia dari bawah. Olivia melambaikan tangan pada david. Dia memakai lengire coklat pastel yang transparan bagian dalam tapi olivia menggunakan mantel tidur dengan warna senada untuk menutupi lekuk tubuhnya. Ketika dia melihat david, olivia membukanya sedikit untuk menghibur david dibawah.
"Pinter banget sih tuh gadis." David tersenyum. Dia bergegas masuk ke hotel dan naik ke lantai tiga.
Sesampainya didepan kamar hotel, david mengeluarkan kartu kunci untuk hotel dan mengarahkannya ke pintu. Setelah pintunya terbuka david langsung masuk dan mencari olivia. David langsung lari ke bagian belakang kamar hotel. Olivia baru akan masuk, namun david langsung menarik olivia keperluannya dan mencumbu bibir olivia.
"Kamu manis banget."
"Saya suka."
"Kamu juga pinter menghibur saya." kata david sembari mencumbu bibir olivia.
Olivia pun membalas cumbuan bibir david. Olivia mengalungkan tangannya ke leher david, dengan kaki yang sedikit jinjit dan membalas cumbuan bibir david. Ini pekerjaannya kan.