2. Freak

1283 Kata
Masih berada di mansion Lucas, kini Orchidia tengah menemani Gishla makan, menyuapi anak kecil yang tengah bermain acara minum teh dengan boneka kesayangannya. “Makananmu telah habis, Mommy pulang, ya?” tanya Orchidia saat suapan terakhir. “Apa? Tidak bisa! Kau tidak boleh pulang, Mommy!” rengek Gishla yang kini beringsut memeluknya. Orchidia memberikan piring pada pelayan yang telah ia panggil sebelumnya, lalu beralih pada Gishla yang masih merengek. Sial, ke mana perginya pria menyebalkan itu?! “Oke, Mommy tidak jadi pulang, Gish. Mommy akan di sini sampai daddy-mu datang.” “Berjanjilah?” “Tentu.” Orchidia tersenyum kemudian menggendong Gishla. “Mari kita menonton televisi sambil menunggu daddy-mu pulang.” Gishla tampak senang saat Orchidia menggendong dan membawanya ke ruang utama mansion. Mereka menonton televisi walau tidak ada yang menarik perhatian Orchidia, selain berita yang menayangkan kabar terbaru tentang keluarga Franklin. Pernikahan spektakuler Lucas Franklin akan segera digelar. What? Orchidia memelotot saat melihat fotonya yang hendak masuk dan keluar dari butik bersama Lucas. Sial! Tadi ia tidak menyadari bahwa ada paparazzi yang sedang mengikutinya. Ternyata berita pertunangan itu sudah menyebar ke mana-mana. Ah, Orchidia melupakan siapa keluarga Franklin. Semua orang kini mengenalnya. Mengenalkan sebagai Mrs. Lucas Franklin. Double sial! “Mommy, itu seperti Daddy.” Gishla menunjuk televisi yang masih menayangkan berita tentang Orchidia dan Lucas. “Daddy bersama siapa? Apa itu Mommy?” Orchidia langsung mematikan televisi tersebut. “Bagaimana jika kita tidur siang? Sepertinya itu ide yang bagus.” “Aku ingin tidur dengan Mommy!” “Tentu saja.” Orchidia tersenyum sambil menggenggam tangan kecil Gishla dan mengikuti anak kecil itu menuju kamarnya di lantai dua. Mereka masuk ke dalam kamar luas bernuansa disney milik Gishla. Orchidia ikut membaringkan tubuhnya di samping Gishla. “Mommy, kapan kau akan tinggal di sini?” tanya Gishla saat Orchidia tengah mengelus rambut anak itu. “Nanti, Sayang ....” “Ah, ternyata begini rasanya tidur bersama Mommy. Selama ini aku hanya tidur bersama Daddy, itu pun sangat jarang.” Orchida tersenyum kecil. “Nanti, Mommy akan sering menemanimu tidur, oke?” Gishla mendongak, mengangguk, lalu mengecup pipi Orchidia. “Aku menyayangimu, Mom.” *** “Nona Orchidia baru saja meninggalkan mansion lima menit yang lalu, Tuan,” ujar Bailey⸺asisten pribadi sekaligus orang kepercayaan Lucas. Pria bermata biru itu mengangguk. “Bagaimana dengan Gishla?” “Nona Gilsha ditidurkan oleh Nona Orchidia, Tuan.” Lucas berdiri, meraih jas, lalu memakainya. “Aku akan pulang. Katakan pada Amberly untuk mengatur ulang jadwalku.” “Baik, Tuan.” Bailey membungkukkan badannya dengan hormat begitu Lucas berlalu meninggalkan ruangan kerjannya Setibanya di basemant, Lucas langsung melajukan mobil menuju ke mansion. Semenjak menikah, Lucas tidak satu rumah lagi dengan kedua orang tuanya, meskipun pada akhirnya mansion miliknya sepi seolah tak berpenghuni. Mungkin nanti tidak lagi setelah Orchidia tinggal bersamanya. Tiba-tiba saja Lucas tersenyum kecil saat memikirkan wanita itu. Setelah berita tentang pertunangan mereka tersebar di media, Lucas bisa membayangkan bagaimana wajah kesal Orchidia begitu tahu kalau berita tentangnya tersebar. Wanita itu benar-benar lucu, masih sama seperti dulu. “Gishla masih tidur?” tanya Lucas pada Dona⸺pengasuh Gishla⸺begitu ia sampai di mansion. “Masih, Tuan,” jawab Dona. Lucas mengangguk sekilas, kemudian langsung berjalan menuju kamar Gishla. Begitu masuk, ia tidak mendapati Gishla tertidur, melainkan sedang menangis. “Hey, anak Daddy yang cantik, kenapa menangis?” Lucas menghampiri Gishla dan meraih tubuh kecil putrinya. “Daddy … Mommy Dia tidak ada. Mommy meninggalkanku.” Gishla terisak kencang di pelukan Lucas. “Mommy sudah berjanji akan tidur bersamaku, tapi dia malah pergi meninggalkanku!” “Sssttt ....” Lucas mengelus punggung Gishla. “Mommy tidak meninggalkanmu, Sayang. Mommy hanya pulang sebentar ke rumahnya.” Tangis Gishla semakin kencang. “Mommy Dia meninggalkanku! Sama seperti mommy-ku!” “Sudah, jangan menangis. Nanti kita akan bertemu Mommy Dia lagi, okay? Sekarang berhentilah menangis.” “Benarkah?” Mata biru Gishla mengerjap lugu. Lucas tersenyum hangat pada putrinya. “Tentu, Sayang!” “Yeee!” Gishla mengangkat kedua tangannya dan bersorak gembira, membuat Lucas terkekeh pelan. “Kapan kita akan bertemu dengan Mommy Dia, Daddy?” “Tonight.” “Terlalu lama. Aku ingin sekarang!” rengek Gishla. “Tidak sekarang, Sayang. Mommy pasti sedang tidur siang juga sepertimu.” Sebenarnya Lucas tidak yakin kalau Orchidia memang benar-benar pulang ke rumahnya. “Benarkah? Kalau begitu panggilkan Dona, aku juga ingin tidur siang lagi. Menyebalkan sekali, harusnya aku tidur dengan Mommy Dia!” Lucas terkekeh, lagi. “Kau tidak ingin tidur dengan Daddy? Oke.” Lucas berekspresi kecewa. “Daddy akan memanggilkan Dona.” Ketika pria itu hendak beranjak, Gishla langsung menahan lengannya. “Aku ingin tidur bersamamu, Daddy!” seru Gishla dengan antusias, “tapi Daddy harus berjanji tidak akan meninggalkanku selagi aku tidur.” Lucas mengangguk. “Tentu,” ucapnya seraya mengajak Gishla untuk berbaring. Gishla memeluk Lucas. “Seharusnya setiap malam kita tidur bersama! Menyebalkan sekali, Daddy tidak pernah mau tidur bersamaku,” gerutu Gishla. Lucas hanya terkekeh. *** “Tolong cari tau keberadaan Orchidia untukku,” perintah Lucas pada Bailey yang menghadap di ruang kerja pribadinya. “Baik, Sir.” Bailey mengangguk patuh kemudian bergegas keluar. Lucas menyandarkan punggung di kursi kebesarannya. Tadi sebelum tidur, Gishla terus saja merengek untuk bertemu dengan Orchidia, sedangkan ia sendiri tidak mengetahui keberadaan wanita itu. Bahkan, Lucas juga tidak memiliki kontak Orchidia. “Sir.” Bailey kembali setengah jam kemudian. “Nona Orchidia sedang berada di Olio Cafe untuk bertemu dengan temannya.” “Laki-laki atau perempuan?” “Laki-laki, Sir.” Seraya menggeram pelan, Lucas bangkit berdiri. “Siapkan mobil!” Bailey langsung keluar untuk melaksanakan perintah tuannya. Sedangkan Lucas meraih jas miliknya yang tersampir di sandaran kursi kemudian bergegas keluar. Entah kenapa Lucas sangat marah saat mendengar bahwa Orchidia bertemu dengan seorang laki-laki. Begitu mobilnya siap, Lucas duduk di kursi penumpang, sang sopir pribadinya pun langsung melajukan mobil menuju tempat yang sudah dikatakan Bailey sebelumnya. “Sudah berapa lama dia di sana?” tanya Lucas pada Bailey. “Mohon maaf, Sir, saya tidak mendapatkan informasinya.” Tatapan Lucas menajam sesaat setelah mobilnya sampai di depan sebuah kafe lima belas menit kemudian. Lucas keluar begitu Bailey membukakannya pintu. Saat masuk, ia mendapati Orchidia tengah mengobrol dengan pria berambut hitam, mereka terlihat tertawa bersama. Lucas berjalan cepat dan langsung meraih tangan Orchidia yang berada di atas meja yang sontak membuat wanita itu terkejut. “Lucas?” “Apa aku belum pernah mengatakan bahwa kau tidak boleh berhubungan dengan pria mana pun?” “Hah?” Orchidia mengerjapkan matanya. “Apa maksudmu?” “Jika belum, maka aku akan mengatakannya sekarang; jangan berdekatan dengan pria mana pun. Ingat Orchidia, kau itu calon istriku!” tandas Lucas penuh penekanan. Orchidia menatap Lucas dengan raut heran. Ada apa dengan pria ini? Aneh sekali. “Bagaimana kau bisa tau kalau aku di sini?” tanya Orchida seraya melirik sekitar, karena kini orang-orang mulai berbisik tentang mereka. “Ikut aku!” Lucas meraih tangan Orchidia lagi. “Gishla marah karena kau meninggalkannya.” “Apa dia menangis?” “Lebih dari itu.” Orchidia menoleh pada temannya⸺Glen. “Aku harus pergi sekarang, terima kasih sudah menemaniku. Aku akan menghubungimu nanti.” “O-oke, tidak masalah, Di,” ucap Glen dengan kikuk, sebab Lucas menatapnya begitu tajam hingg membuatnya ngeri sendiri. Lucas menarik tangan Orchidia guna membawa wanita itu masuk ke dalam mobilnya. “Kau terlalu kasar, Tuan Lucas.” Orchidia mengusap pergelangan tangannya. “Dan apa maksud perkataanmu tadi?” “Apa kurang jelas?” tanya Lucas tanpa menatapnya. “Hey, dengarkan, ini hanya perjodohan gila, dan kau tidak berhak mengaturku seenaknya,” peringat Orchidia, berusaha sabar menghadapi sikap Lucas yang menurutnya aneh. “Aku berhak,” ucap Lucas dengan datar. “Kau tidak berhak!” ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN