“Jadi mulai hari, Mommy akan tinggal bersama kita, Dad?” tanya Gishla dengan antusias.
Lucas mengangguk seraya tersenyum miring ke arah Orchidia. “Tentu saja, Sayang. Mommy-mu tidak ingin berjauhan dengan Daddy katanya.”
What? Si bastard ini mengatakan apa?!
Orchidia menatap Lucas dengan tajam, mata beningnya memelotot seakan memperingati Lucas lewat tatapannya.
“Yeay! Mommy, mari kita bercerita di kamarku sebelum tidur,” ajak Gishla bersemangat.
“Tentu saja, Sayang. Mommy akan tidur bersamamu mulai malam ini,” ucap Orchidia dengan lembut.
“Hanya sampai hari pernikahan kami. Karena setelah menikah, Mommy akan tidur dengan Daddy.” Gishla merengut kecewa.
“Jangan dengarkan daddy-mu ini, Sayang.” Dia itu gila. “Mommy akan terus tidur bersamamu.”
“Orchidia ....” Suara Lucas terdengar memperingatinya, namun Orchidia tidak peduli. Ia sudah telanjur kesal pada pria itu. Orchidia membencinya. Pria itu telah membuat Orchidia memakai baju turtle neck malam ini, sialan memang!
“Daddy, kau membuatku sedih.” Wajah Gishla menjadi murung.
“Why?”
“Aku ingin sekali tidur dengan Mommy, tapi Daddy melarangnya.” Bibir Gishla melengkung ke bawah, tampak bersiap untuk menangis.
“Untuk malam ini, kau boleh tidur dengan Mommy,” ucap Lucas.
“Benarkah?” Tatapan mata Gishla berbinar dalam seketika.
“Tentu saja.” Lucas tersenyum. “Habiskan dulu makananmu, oke?”
Gishla mengangguk semangat. Selanjutnya Lucas meninggalkan meja makan, padahal pria itu belum menghabiskan makanannya dan hanya makan beberapa suapan saja.
Orchidia menatap kepergian Lucas sebentar lalu kembali melanjutkan makannya. “Apa daddy-mu memang tidak pernah menghabiskan makanannya?” tanya Orchidia pada Gishla.
“Ya. Kadang Daddy juga tidak makan malam. Jadi aku selalu makan sendirian dan hanya ditemani Dona saja,” ujar Gishla dengan lugu.
“Daddy pernah sakit?” Gishla menggeleng.
Orchidia menghela napas. “Ya sudah, lanjutkan saja makanmu.”
***
“Orchidia, apa benar kau akan tinggal bersama Lucas mulai malam ini?” tanya sang mommy saat Orchidia menghubunginya seusai makan.
“Iya. Pria itu memaksaku,” jawabnya seraya mendengkus pelan.
“Lalu apa yang kau lakukan tadi siang? Memberitahukan kepada media bahwa pernikahan kalian batal. Astaga, Di, Mommy hampir saja jantungan.”
Orchidia memutar bola matanya dengan malas. Ucapan Lucas tadi siang membuatnya langsung bertindak demikian. Orchidia sangat kesal, ia membenci pria itu.
“Kau ini benar-benar ya ....”
“Dia keterlaluan, Mom. Bayangkan saja, dia mengubah jadwalku menjadi tiga kali dalam satu bulan. Yang benar saja?!” rutuk Orchidia.
“Sekali-kali tidak apa, Di. Lagi pula selama beberapa tahun terakhir ini kau terlalu gila pada pekerjaanmu. Untungnya pesawat yang kau naiki tidak jatuh.”
“Mommy membelanya? Ish, menyebalkan sekali!” Orchidia merengut kesal.
“Mommy tidak membelanya. Hanya saja, apa yang dia lakukan memang ada benarnya. Ikutilah apa katanya, Di, dia akan menjadi suamimu nantinya.”
Orchidia mendengkus sebal. “Aku tidak mau mendengar Mommy terus membelanya. Aku tutup teleponnya.”
“Ya sudah. Besok Mommy akan kirimkan barang-barangmu.”
Orchidia hanya membalasnya dengan gumaman. Selanjutnya Orchidia langsung memutuskan sambungan telepon. Bisa-bisanya sang mommy membela Lucas daripada dirinya. Jika dia tahu bahwa Lucas telah merendahkannya, apa dia masih akan membela Lucas?
“Cih, menyebalkan sekali!” gerutu Orchidia sambil lalu menuju kamar Gishla. Malam ini dan seterusnya, Orchidia akan tidur bersama Gishla atau di kamar lain, ia tidak ingin satu kamar dengan Lucas si m***m itu.
“Mommy,” sambut Gishla yang keluar dari kamar mandi bersama Dona. Bocah itu telah menganti bajunya dengan piyama. “Aku sudah menggosok gigiku,” katanya sambil tersenyum bangga.
“Bagus. Anak Mommy memang pintar.” Orchidia tersenyum sambil mengelus kepala Gishla. “Hmm, Dona,” panggilnya sembari menatap sang pemilik nama.
“Ya, Nona?”
“Bisakah kau pinjamkan aku baju? Aku tidak mungkin tidur mengenakan baju ini.” Orchidia menunduk menatap dress ketatnya.
“Maaf, Nona, tapi saya tidak bisa meminjamkan baju saya kepada Anda. Semua keperluan Anda sudah disiapkan lengkap di walk ini closet Tuan Lucas.”
“Kau tidak ingin meminjamiku bajumu?”
Dona mengeleng, lalu menunduk. “Tidak seperti itu, Nona. Hanya saja, Tuan Lucas akan marah jika saya melakukan itu.”
Orchidia menghela napas. “Ya sudah, kau bisa ambilkan pakaian tidur untukku di sana, kan?”
Dona mengangguk kemudian langsung keluar dari kamar Gishla.
Sepeninggal Dona, Orchidia menghampiri Gishla di ranjang. “Kau sedang apa, Baby Girl?” tanya Orchidia.
“Aku sedang melihat buku ini. Daddy sempat membelikan tapi belum pernah membacakannya untukku.” Ekspresi cemberut Gishla, membuat Orchida terkekeh.
“Mommy akan membacakannya untukmu.”
Gishla mengangguk penuh semangat. Ia telah siap pada posisi tidurnya, siap mendengarkan dongeng yang akan dibacakan oleh Orchidia.
“Maaf, Nona.” Kehadiran Dona membuat Orchidia yang ingin membacakan dongeng untuk Gishla, mengurungkan niatnya.
“Mana bajunya?” tanya Orchidia seraya menghampiri Dona.
“Maaf, Nona, Tuan Lucas melarang saya untuk mengambilnya. Nona harus mengambilnya sendiri,” ujar Dona.
Orchidia berdecak. “Pria menyebalkan itu,” gumamnya pelan, “Baby Girl, Mommy mau berganti pakaian dulu, oke?”
Setelah mendapat anggukan dari Gishla, Orchidia bergegas menuju kamar pria itu. “Kenapa Dona tidak kau izinkan untuk mengambil pakaian untukku?” tanya Orchida setelah masuk ke dalam kamar Lucas.
Pria itu terlihat sedang duduk santai sambil membaca buku. “Untuk apa? Dia tidak pernah masuk ke dalam kamarku,” katanya dengan dingin, tanpa menoleh.
Orchidia mencebikkan bibirnya dan memilih untuk menuju walk in closet guna mengambil apa yang ia butuhkan.
“Sebenarnya aku tidak mau memakai pakaian milik mantan istrimu itu. Tapi aku tidak memiliki pakaian untuk tidur malam ini, jadi aku akan meminjamnya untuk malam ini saja,” ujar Orchidia begitu keluar dari walk in closet.
Lucas melirik Orchidia. “Kau bilang apa?”
“Aku bilang, aku meminjam pakaian milik mantan istrimu yang ada di walk in closet,” ucap Orchidia.
Lucas menutup bukunya dengan kasar. “Itu semua bukan miliknya, jadi jangan pernah kau berkata seperti itu!” ujarnya dengan nada tinggi dan sontak membuat Orchidia terkejut.
Wanita itu menatap Lucas yang sedang menghubungi Bailey. Tak berselang lama, Bailey datang ke kamar Lucas.
“Ya, Sir, Anda⸺”
“Singkirkan semua barang wanita yang ada di walk in closet-ku dan ganti dengan yang baru!"” titah Lucas, masih dengan nada tingginya.
“Tapi, Sir, bukankah itu semua masih sangat baru?”
Ucapan Bailey membuat Orchidia terkejut. Ia sempat menduga bahwa semua barang perempuan yang ada di sana adalah baru. Namun ia berpikir untuk apa juga Lucas membeli barang perempuan, maka dari itu Orchidia berasumsi kalau barang-barang itu merupakan milik mantan istri Lucas.
“Aku tidak suka mengulang perkataanku, Bailey.”
Bailey menunduk. “Akan saya lakukan, Sir,” ucapnya lalu keluar dari ruangan Lucas.
“Mau di ke manakan semua barang-barang itu?” tanya Orchidia.
“Keluar.”
“Lucas, itu semua⸺”
“Aku bilang keluar ya keluar!” bentak Lucas yang membuat Orchidia tersentak.
“Aku tidak ingin bertengkar denganmu,” ucap Lucas lagi, dengan nada teramat dingin. Untuk sejenak, Orchidia menatap punggung Lucas sebelum akhirnya mengikuti perkataan pria itu dengan keluar dari kamarnya. Wanita itu memikirkan di mana letak kesalahannya, apa karena ia meminjam baju mantan istrinya, atau justru karena ia menyebut barang itu sebagai milik mantan istrinya? Entahlah, Orchidia sedikit bingung memikirkannya.
***