Orchidia memekik kesal saat menatap kissmark yang dibuat oleh Lucas tidak kunjung hilang bahkan setelah dua hari lamanya. Sialan memang pria itu, setelah membuatnya nyaris meledak begitu saja karena kejadian di ruangannya tempo hari, Lucas justru semakin membuat Orchidia kesal. Bagaimana tidak, kemarin pria itu telah mengumumkan tanggal pernikahan mereka yang akan diadakan dua minggu dari sekarang. Belum lagi soal jadwal terbangnya, Lucas tidak main-main dengan ucapannya.
Tadi malam, Orchida mendapat jadwal terbangnya untuk bulan depan. Sedangkan untuk tiga minggu ke depan, ia sama sekali tidak ada jadwal. Lucas benar-benar mengubah jam terbangnya menjadi tiga kali dalam satu bulan. Rute-nya pun masih dekat: Florida, Virginia, dan Pittsburgh adalah jadwalnya untuk bulan depan. Jika biasanya sekali terbang akan menghabiskan waktu paling sebentar dua hari di destinasi tersebut, maka kali ini tidak. Lucas benar-benar gila, pria itu sengaja membuatnya menjadi rute pulang-pergi.
“Ish, menyebalkan!” pekik Orchidia dengan kesal seraya mengambil ponselnya untuk menghubungi Lucas.
“Ha⸺”
“Kau! Dasar sialan. Aku membencimu!” pekik Orchidia. “Mengapa kau tega sekali padaku?!”
“What do you mean?”
“Mengenai jadwal terbangku. Lucas, kau tidak bisa seperti itu!” rengek Orchidia.
“Mengapa tidak? Aku bisa melakukan apa pun yang aku mau,” jawab Lucas dengan santai.
“Aku sudah bersedia menikah denganmu, tapi tolong jangan mengubah jam terbangku,” pinta Orchidia seperti orang yang putus asa.
“Apa yang kau harapkan dari terbang? Uang? Setelah kita menikah, semua yang kau mau akan kuberikan.”
“Kau pikir aku gila uang?!” pekik Orchidia dengan kesal.
“Lalu? Atau jangan-jangan kau adalah salah satu dari sekian pramugari yang sering melayani pilot atau penumpang? Iya?”
“SIALAN! KAU PIKIR AKU SERENDAH ITU, TUAN LUCAS YANG TERHORMAT?!”
“Ah, sudahlah ... jika iya, aku akan memberikan kepuasan untukmu lebih dari yang kau dapatkan dari mereka.”
Orchidia menangis. Serendah itukah ia di mata Lucas? Orchidia tahu jika pernikahan ini hanyalah perjodohan, dan Lucas mungkin saja membencinya karena ini, tapi pria itu tidak perlu merendahkannya seperti ini!
“Kau adalah satu-satunya orang yang menganggapku rendahan seperti itu ... terima kasih telah membuatku semakin yakin untuk membatalkan pernikahan ini,” ujar Orchidia dengan nada bergetar menahan tangis.
“Orchidia ....”
Orchidia memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Ia menumpahkan tangisnya. Mengapa ia menangis hanya karena Lucas menuduhnya seperti itu? Orchidia seharusnya tidak perlu menjadi cengeng seperti ini hanya karena omong kosong pria sialan itu!
***
“Kabar mengejutkan datang dari pasangan yang sedang hangat-hangatnya diperbincangkan. Sekitar pukul 01.44 PM, calon istri dari pengusaha muda dunia Lucas Franklin memberikan pernyataan bahwa acara pernikahan mereka dibatalkan karena masalah internal. Tidak ada pernyataan resmi dari Lucas Franklin mengenai alasan batalnya per⸺”
“Sialan!” maki Lucas setelah mematikan televisi yang menayangkan berita sialan itu. Orchidia benar-benar membuatnya marah. Berani-beraninya wanita itu bertindak demikian.
“Bawa Orchidia ke mansion-ku. Saat aku pulang, dia harus berada di sana. Jangan biarkan dia keluar selangkah pun!” titahnya dengan tajam pada Bailey yang berdiri di dekat pintu.
“Baik, Sir.”
“Dan katakan pada media jika semua berita itu bohong!”
“Baik, Sir,” ucap Bailey lagi sebelum akhirnya keluar dari ruangan Lucas.
Lucas benar-benar marah saat ini. Mata birunya menajam dan rahangnya mengeras. Tiba-tiba saja ponselnya di atas meja berbunyi dengan nama Maria yang tertera di layar.
“Lucas, ada apa dengan semua ini? Mengapa Orchidia membatalkan pernikahan kalian?” sang tanya ibu begitu Lucas mengangkatnya.
“Itu tidak benar. Sudah aku bereskan.”
“Sebenarnya ada apa? Kenapa tiba-tiba saja Orchidia⸺”
“Don't worry, Mom. Semua baik-baik saja?” ucap Lucas memotong ucapan Maria.
“Tidak mungkin, Lucas. Orchidia tidak mungkin melakukan hal seperti itu jika tidak ada penyebabnya. Kalian bertengkar?”
“Sedikit.”
“Selesaikan! Mommy tidak mau tau, ya. Mommy dan Daddy sudah mempersiapkan semuanya untuk pernikahan kalian!”
“Ya,” sahut Lucas dengan malas dan langsung memutus sambungan telepon secara sepihak.
Lucas terdiam sebentar, apakah Orchidia marah dengan perkataannya tadi? Kalau dipikir-pikir ucapannya tadi memang sedikit keterlaluan.
***
“Aku tidak mau di sini! Biarkan aku pergi!” pekik Orchidia pada orang kepercayaan Lucas yang terus menahannya di mansion pria itu.
Beiley tidak menggubris Orchidia. Pria itu tampak tenang berdiri di samping sofa yang diduduki Orchidia. Bagaimanapun Orchidia tidak bisa kabur. Mansion Lucas sudah dalam penjagaan ketat agar Orchidia tidak bisa keluar dari sini.
Tak lama, Lucas datang dengan tatapan yang tajam, membuat Orchidia membuang pandangannya. Ia sangat membenci pria itu!
“Di mana Gishla?” tanya Lucas pada Bailey.
“Dona mengajaknya keluar, Sir.”
Tatapan Lucas langsung tertuju pada Orchidia yang enggan menatapnya. “Ikut aku.” Pria itu langsung menarik tangan Orchidia
“Lepaskan tanganku, Sialan! Aku tidak mau!” Orchidia memberontak saat Lucas menyeretnya menuju kamar pria itu.
“Sakit,” rintih Orchidia begitu mereka sampai di kamar dan cengkraman Lucas di tangannya terlepas.
“Jangan bertindak bodoh, Orchidia!” bentak Lucas. “Kau tau apa yang telah kau lakukan, hah?”
“Apa?” Orchidia mengangkat dagunya tinggi-tinggi, bersikap angkuh. “Memangnya kau ini siapa mengaturku, hah?”
“Mulai sekarang, kau akan tinggal di sini, dan aku tidak mengizinkanmu untuk keluar selangkah saja dari mansion ini!”
“Kau pikir aku akan mendengarkan ucapanmu? Tidak akan!” balas Orchidia dengan nada angkuhnya.
“Jangan memancing emosiku, Dia.” Lucas melonggarkan dasi yang melilit lehernya.
“Memangnya aku takut?” Orchidia mengangkat dagunya tinggi-tinggi seraya melipat tangannya di depan d**a.
Tiba-tiba saja wanita itu terpekik saat Lucas mendorongnya hingga terlentang di ranjang, lalu pria itu menindihnya.
“Jika kau melawanku, maka aku tidak akan segan-segan memberikan hukuman padamu!” ujar pria itu tepat di depan wajahnya.
Mendadak tubuh Orchidia menegang.
“Seperti ini ....” Lucas mengecup bibirnya.
“Lalu ini ....” Ciuman turun ke leher Orchidia. Pria itu menghisapnya sehingga meninggalkan bekas lagi. Sial, yang kemarin saja belum hilang!
“Dan ini ....” Lucas meremas dadanya pelan, membuat Orchidia tanpa sengaja mendesah.
“Dan lebih parahnya lagi, aku akan merobek gaunmu dan membuatmu tak bisa berjalan,” bisik Lucas tepat di telinganya.
Orchidia tidak terlalu mendengarkan apa yang dikatakan Lucas, ia masih mengatur gairahnya ... atau lebih tepatnya mengusir gairahnya. Sial, mengapa dirinya bisa terpancing seperti ini?
“Kau mengerti, Sayang?” bisik Lucas.
Orchidia menggigit bibir bawah dan memejamkan mata saat bibir Lucas menyapu sepanjang lehernya.
“He-hentikan!” lirih Orchidia.
“Kau mengerti?” Lucas mengulang pertanyaannya.
“Ya,” erang Orchidia.
Lucas menjauhkan kepalanya dari ceruk leher Orchidia, kemudian menatap wanita itu seraya tersenyum miring. “Sepertinya aku harus mempercepat pernikahan kita, Sayang.”
Orchidia memelototkan matanya. “Aku tidak sabar untuk menyentuhmu lebih intim lagi.”
Wajah Orchidia memanas kala mendengar ucapan vulgar pria itu. “Jangan harap kau bisa menyentuhku!”
Di saat kesadarannya telah kembali, dengan sekuat tenaga Orchidia mendorong d**a Lucas agar menyingkir dari atas tubuhnya. “Aku tidak akan membiarkanmu menyentuhku!” ucapnya lalu meninggalkan Lucas yang menatapnya tenang dengan smirk tercetak jelas di bibirnya.
“Kita lihat saja, berapa lama kau akan bertahan untuk tidak aku sentuh.”
***