15. Ikatan Batin

1641 Kata

"Sayang, bangun." Yuna membangunkan Kania saat Kania tak juga bangun. Padahal biasanya Kania bangun pagi-pagi. Diusapnya pucuk kepala Kania dan seketika itu ia terkejut karena mendapati plester di pelipis Kania saat rambutnya tersibak. "Iya, Ma." Kania mengerjap perlahan dan mengucek mata saat telah duduk menegakkan punggungnya. "Sayang, ada apa dengan kepalamu?" tanya Yuna dengan kembali menyibak rambut Kania dan memperhatikan plester itu dengan seksama. Kania mulai gugup. Ia tidak ingin mamanya tahu apa yang terjadi di sekolah kemarin. "A-- ini … kemarin Kania tak sengaja terbentur meja," jawab Kania dengan sedikit gugup. "Kemarin? Kenapa kemarin Kania tidak mengatakan apapun pada mama?" "Karena … Kania tidak ingin mama khawatir." Yuna mendesah berat. "Sayang, justru mama khawat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN