Kania terkejut saat mendapati mamanya telah menunggu di depan gerbang. Ia segera menutupi plester di pelipisnya menggunakan poni dan berharap mamanya tidak curiga. "Kania." Yuna melambai dan melempar senyum untuk Kania yang hampir sampai di hadapannya. Sementara Kania berusaha bersikap setenang mungkin. "Mama? Kenapa mama sudah ada di sini?" tanyanya. "Apa kau lupa? Mama belum aktif bekerja," jawab Yuna dengan mengusap pucuk kepala Kania. Sudah menjadi kebiasaan baginya mengusap pucuk kepala Kania saat menjemput. Namun kali ini Kania segera menarik tangan Yuna dari kepalanya dan menggenggamnya kemudian mengajaknya segera melangkah. Karena ia tidak ingin mamanya menemukan plester di pelipisnya. "Ayo, Ma, pulang," ucap Kania dengan tersenyum lebar. Seolah ia tengah menutupi perasaannya