Reyhan POV
Butuh waktu sampai 2 jam untuk berkunjung ke rumah tante Natali, beliau adik kandung ummi, lebih tepatnya saudara satu-satunya ummi. Begitu mendapat kabar yang tidak mengenakkan tentang kondisi Tante Natali, ummi, abi dan akupun segera mengunjunginya, menginap semalam hingga pagi ini kami memutuskan pulang kembali ke rumah karena alhamdulillah tanteku itu sudah berangsur pulih dari sakitnya.
"Reyhan, kamu ada urusan hari ini?" Tanya ummi saat kami semua sedang berada di mobil.
"Nggak ada ummi" jawabku.
"Kalau gitu, kamu gak keberatankan kita mampir ke rumah sahabat ummi, Tante Fira" ucap ummi.
"Reyhan ikut aja mi" balasku walaupun sebenarnya aku sedikit merasa kelelahan.
"Apa kita nggak ganggu mereka, kan ini masih pagi mi?" Tanya abi ditengah fokusnya menyetir.
"Ummi udah nelpon Fira tadi malam, dan dia juga nggak keberatan"
.
.
.
Rumah ini terlihat sangat besar dan rapi, bangunanya sedikit mirip dengan rumahku.
"Ana! Ayo silahkan masuk" ucap wanita paruh baya yang kutebak beliaulah tante Fira.
"Fira! sudah lama sekali kita nggak ketemu" balas ummi sambil bercipika-cipiki ria dengan sahabatnya itu.
"Ini Reyhan ya? Ganteng banget!" Begitu pujinya ketika aku bersalaman dengannya dan melanjutkan bersalaman pada pria yang merupakan suaminya itu.
Kini kami semua sudah berada di ruang tamu milik keluarga tante Fira ini. Hingga datanglah seorang gadis dengan jilbab merah muda diiringi dengan sesosok laki-laki berjalan dibelakangnya.
"Itu Aqila?" Tanya ummi.
"Iya, sini Qil! Ini ada tante Ana, sahabat mama sama keluarganya" Oh sepertinya dia adalah anak dari tante Fira.
Gadis itupun melangkah ke arah ummi diikuti pula dengan laki-laki yang menggunakan jaket hitam itu. Siapa dia? Apakah anak tante fira juga?
"Itu Reyhan, anak nya tante Ana" ucap tante Fira saat anak gadisnya itu hendak menyalamiku.
"Aqila" Gadis itu memperkenalkan dirinya dengan tangannya terjulur ke arahku. Dan tentu saja kubalas uluran tangannya.
"Karel" Akhirnya laki-laki itu bersuara juga.
"Udah gede yah Qila, cantik banget lagi, Karel ini siapanya ya?" Ummi memang suka sekali bertanya seperti ini.
Jika ummi tidak mengenali laki-laki itu bisa kupastikan dia adalah pacar dari Aqila, pantas saja mereka terlihat sangat begitu menempel seperti perangko.
"Temen satu kampusnya Qila" ucap Om Yanto, suami tante Fira. Tadi aku sempat mendengar ummi menyebutnya dengan nama itu.
Sepertinya pacar Aqila itu belum mendapat restu dari Om Yanto. Terlihat dari ekspresi pasangan itu yang nampak kaget dengan ucapan itu.
Aqila lebih muda 3 tahun dariku pantas saja dia masih terlihat seperti anak SMA, setelah obrolan singkat itu dia beserta pacarnya yang tak direstui itupun berpamitan ke kampus mereka. Patut ku akui Aqila terlihat sangat cantik,manis dan lucu, tapi Sabrina jauh lebih dari itu. Seketika aku merindukan Sabrina.
.
.
.
Jam ditanganku telah menunjukan pukul 11.30 saat aku akhirnya bisa merebahkan diri di atas ranjangku.
Drttt
Suara getaran hapeku menyeruak di dalam kamarku dengan sigap akupun meraihnya.
Sabrina Ramadhani added you as her friend.
Deg
Jantungku langsung mendadak berdegup kencang saat melihat notifikasi dari layar handphoneku itu. Dan begitu cepat aku menekan tombol bertuliskan add itu.
Assalammualaikum, ini kamu Sabrina?
Setelah menambahkan kontak dengan nama Sabrina Ramadhani itupun aku segera mengirim pesan padanya, memastikan apakah kontak dengan foto profil bunga mawar ini adalah Sabrina yang ku kenal.
Waalaikumsalam, iya reyhan ini aku
Tak berselang lama kudapati pesan balasan darinya. Hatiku menghangat saat mendapatkan balasan itu. Tak sadar akupun sudah tersenyum saat ini.
Apa ada yang ingin kamu sampaikan?
Balasku
Nggak hahahah☺
Balasan kali ini dari Sabrina sangat menghangatkan hatiku.
.
.
.
Azan zuhur telah berkumandang, menutup pula sesi chatting antara aku dan Sabrina. Akupun bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu dengan senyuman yang terus menghiasi wajahku.
"Reyhan!" Suara ummi terdengar di belakang pintu kamarku yang tengah tertutup ini.
Setelah menyudahi doa, akupun bergegas membuka pintu kamar.
"Iya ada apa Mi?" Tanyaku.
"Ini, tolong antar ke rumah Tante Fira ya besok kan sekalian juga kamu ke tempat tante Natali" ucap ummi dan kemudian saja berlalu.
"Untuk Aqila Ramadhani dari Tante Ana"
Deretan kalimat tertulis di sebuah kartu ucapan yang tergantung di paper bag yang baru saja diberikan ummi tadi sempat mengangetkanku, Aqila ternyata memiliki nama yang hampir sama dengan Sabrina, nama belakang yang sama. Cukup aneh saja bagiku meskipun diluar sana masih banyak lagi gadis yang memiliki nama Ramadhani.
Aku memang besok bertugas mengantarkan obat herbal untuk tante Natali. Dan secara mau gak mau aku juga harus singgah sebentar di rumah tante Fira.
.
.
.
"Assalammualaikum" ucapku di depan pintu sambil beberapa kali mendaratkan tanganku mengetoknya beberapa kali.
"Waalaikumsalam" dia Aqila.
Dengan rambut hitam sebahu miliknya ia sempat kaget melihatku.
Akupun juga kaget karena kemaren aku melihatnya memakai jilbab tapi sekarang.
Dor
Belum sempat aku berkata sepatah kata pun pintu telah tertutup kembali, dan posisiku tadi yang sedikit maju ketika pintu dibuka membuat pintu itu tepat mengenai hidungku. Aku merasakan nyeri diujung hidungku.
"Ya ampun Reyhan, kamu gakpapa?" Sekarang pintu telah terbuka dengan tante Fira yang terlihat cemas melihatku meringis sambil memegangi hidungku.
"Ayo masuk dulu, biar dikasih salep supaya gak memar hidung kamu" ajak tante Fira dan kini akupun telah duduk di salah satu sofa di depan tv. Berbeda dengan kemarin kini aku duduk di ruang tengah.
"Dasar si Aqila emang suka gitu, maklumi saja dia baru pakai jilbab jadi ya gitu, bukain pintu untuk tamu tapi lupa pake jilbab, sekarang kamu jadi nya yang kesakitan" omel tante Fira sambil meletakkan kotak p3k.
"Gak papa tante, Qila nya juga gak sengaja kok" ucapku sambil menahan kejengkelan.
"Aqila! Sini minta maaf dulu!" Setelah memberikan salep tante Fira segera berlalu menuju ke arah tangga sepertinya dia hendak memanggil anak gadisnya itu.
Akupun mengoleskan ke ujung hidungnya.
Tak lama setelah keributan kecil terdengar dari lantai atas, Aqila pun telah menampakkan dirinya di depanku saat ini, dengan muka yang ditekuk, aku tau dia pasti telah habis-habisan dimarahi ibunya.
"Maaf ya Kak Rey" ucapnya dengan pelan.
"Dasar bocah ceroboh" kataku singkat dengan nada jengkel yang sangat kental.
Aku sengaja menatapnya dengan tatapan tajam, muka bersalah nya pun berubah menjadi wajah yang penuh emosi.
"Apa kamu mau balik marah, dasar gak tau diri. Nih dari ummi" ucapku datar sambil mengarahkan paper bag yang dititipkan ummi kepadanya.
"Dasar muka dua!..." belum sempat dia melanjutkan kata-katanya tante Firapun telah datang bergabung.
"Wah udah langsung diantar aja ya, makasih ya bilang ke ummi kamu, udah nambah koleksi tunic nya Aqila" ucap tante Fira setelah melihat isi dari titipan ummi itu.
Dan Aqila? dia masih berdiri di belakang tante Fira, sambil sedikit menirukan ucapan dari ibunya saat berterima kasih.
"Yaudah Reyhan pamit dulu ya tante, masih ada urusan di kampus" ucapku pamit sambil menyalami tangan tante Fira.
"Aqila, salam juga sama Reyhan, liat tuh hidung nya jadi merah gara-gara kamu!" Bentak tante Fira
Aku sangat menikmati tontonan ini, melihat Aqila dimarahi karenaku, ada sedikit rasa kemenangan dalam diriku.
Menuai respon dari ibunya, Aqilapun menjulurkan tangannya sambil tersenyum padaku.
"Siap-siap pertemuan selanjutnya gue patahin hidung lo" bisiknya itu sangat terdengar jelas saat kami telah bersalaman. Tapi dapat kupastikan tante Fira tak mendengarnya, karena jika mendengarnya dia pasti akan segera memarahi kembali anak gadisnya ini.
"Sebelum itu terjadi, tangan kamu dulu yang akan patah ditangan saya!" Balasku berbisik kepadanya.
Dia melepaskan tanganku dengan sangat kasar untuk ukuran perempuan.
"Emang dasar muka dua!" Dia berteriak begitu saja sempat membuatku tersentak karena jarak kami yang cukup dekat ini.
"Aqila apa-apaan kamu!" Akhirnya Tante Fira kembali beraksi.
Sebelum kembali mendengar omelan, gadis itu dengan langkah besar menuju ke kamarnya, hingga terdengar suara pintu yang ditutup dengan kasar.
"Maafin Aqila ya Reyhan! Dia memang sangat kekanakan" ucap tante Fira dengan nada bersalah.
"Gakpapa kok tante, Reyhan pamit, assalammualaikum"