"Sierra kamu pucat sekali. Kamu sakit? " tanya Hera temannya Sierra.
"Iya hanya sedikit demam, " jawab Sierra seraya tersenyum tipis. Dia terpaksa masuk kuliah karena dirumah Gerald akan mengganggunya.
"Oh iya Sierra sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan sama kamu... " Hera mengigit bibirnya ragu untuk mengatakan hal ini pada Sierra tapi temannya itu berhak tau yang sebenarnya.
"Bicara tentang apa? katakan saja Hera, " tanya Sierra penasaran.
"Itu.. tapi kamu jangan sedih ya.. sebenarnya beberapa hari kemarin aku melihat kekasihmu ke hotel sama cewek, " ucap Hera memberitahunya.
"Masa sih? kamu yakin itu Andrew? " tanya Sierra tak percaya. Andrew yang dikenalnya adalah pria yang baik dan setia. Selama 2 tahun ini dia tidak pernah menangkap perilaku mencurigakan dari kekasihnya itu.
"Iya serius ceweknya cantik dan lebih dewasa udah tante-tante gitu, " jawab Hera serius.
"Gak mungkin Hera kamu pasti salah lihat gak mungkin Andrew ke hotel sama tante-tante. "
Hera menghembuskan nafasnya kasar. Sudah dia duga pasti Sierra tidak akan percaya begitu saja padanya. Harusnya Hera memotretnya saat itu tapi tiba-tiba saja batre ponselnya lowbat.
"Yasudah kalau kamu nggak percaya. Yang penting aku sudah kasih tau kamu Sierra. Tapi pikirkan kata-kata aku tadi. Apa salahnya kamu mencoba mencari tau tentang Andrew di luar sana. Sekali-sekali coba kamu cek ponselnya, " saran Hera.
Sierra sedikit terpengaruh. Benar juga kata Hera. Apa salahnya dia mencari tau dulu. Selama pacaran dia tidak pernah mengecek ponselnya Andrew.
"Emangnya apa sih ciri-ciri cowok kalau lagi selingkuh? " tanya Sierra tiba-tiba pada sahabatnya itu.
"Ehmm kalau menurut pengalamanku ya tiba-tiba saja cowok jadi sok sibuk, ponselnya gak boleh kita pegang, gak peduli lagi sama kita, dan suka melewati hari-hari penting. " jawab Hera. Sierra mulai memikirkan semuanya. Satu tahun terakhir ini Andrew sudah menunjukkan semua yang disebutkan oleh Hera. Tapi Sierra masih berpikiran positif dan menganggap Andrew seperti itu karena sibuk dengan pekerjaannya.
"Selamat pagi semuanya! " seorang dosen masuk ke dalam kelas. Sierra dan Hera terpaksa menghentikan obrolan mereka. Selama pelajaran Sierra tidak bisa fokus karena memikirkan perkataan Hera. Apa sebaiknya pulang kuliah nanti dia mampir ke apartemennya Andrew? sudah lama juga dia tidak berkunjung kesana.
Sepulang kuliah Sierra mampir dulu ke sebuah supermarket untuk membeli bahan-bahan masakan. Rencananya dia akan memasak makan malam di apartemen Andrew. Setelah selesai membeli semua bahan masakan, dia pergi ke apartemen Andrew dengan mengendarai taksi online. Sesampainya disana Sierra memencet kode password nya apartemen lalu masuk ke dalam sambil menenteng belanjaannya.
Sierra melihat apartemen Andrew sangat berantakan sekali. Dia menaruh bahan masakan di dapur lalu mulai membereskan dan membersihkan apartemen Andrew. Setelah semuanya rapi dan bersih Sierra kembali ke dapur untuk memasak menu makan malam.
CEKLEK
Terdengar suara pintu terbuka. Sierra mematikan kompornya lalu menyambut kepulangan Andrew. Tapi kali ini Andrew tidak pulang sendiri. Ada wanita cantik dan terlihat lebih dewasa dari dirinya ikut pulang bersama Andrew.
"Andrew... " panggil Sierra. Andrew terkejut saat melihat Sierra ada di dalam apartemennya.
"Si.. Sierra kenapa kamu bisa ada disini?! " tanya Andrew tergagap.
"Siapa wanita ini Andrew? " tanya Sierra dengan mata berkaca-kaca.
"Sierra aku bisa jelaskan ini.... "
"Jadi benar apa kata Hera kalau kamu selama ini berselingkuh?!" tuduh Sierra.
"Selingkuh apa maksud kamu Sierra. Ini hanya salah paham. Dia adalah bosku Sierra, " jelas Andrew.
"Bos? apa ada bos yang main kerumah bawahannya?! " hina Sierra.
"Jaga mulut kamu Sierra!! dia itu bosku!! minta maaf sekarang juga!! " bentak Andrew.
Sierra tidak menyangka Andrew malah berani membentaknya demi wanita lain. Dia segera pergi dari apartemen Andrew tanpa peduli pria itu terus memanggil-manggil namanya.
Sierra sudah sampai di tepi jalan untuk menyetop sebuah taksi. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di depannya. Kaca mobil itu perlahan terbuka hingga terlihat wajah Gerald disana.
"Sierra kenapa kamu ada disini malam-malam begini? ayo masuk ke dalam, " ajak Gerald.
"Sierra!! " teriak Andrew dari kejauhan. Sierra tidak punya banyak waktu untuk berpikir. Dia langsung masuk ke dalam mobil Gerald demi menghindari kejaran Andrew.
"Cepat jalan!! " perintah Sierra. Tapi Gerald tidak kunjung melajukan mobilnya.
"Aku akan menjalankan mobilnya kalau kamu berjanji akan melayani aku sepenuh hati tanpa tangisanmu itu Sierra, " ucap Gerald mempermainkan dirinya. Andrew semakin mendekat kemari. Sierra tidak punya pilihan lain selain mengiyakan permintaan Gerald.
"Baiklah tapi tolong jalankan mobilnya sekarang!! "
Gerald tersenyum puas lalu menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi seperti seorang pembalap profesional. Sierra sampai memekik kaget dan reflek memeluk lengan Gerald dengan erat.
"Hentikan aku takut Gerald!! " teriak Sierra sambil memejamkan matanya. Gerald hanya tertawa senang karena sudah berhasil mengerjai Sierra. Setelah itu mobil mereka berhenti di pinggir jalan yang sepi tanpa penerangan lampu.
"Kenapa kita berhenti disini? " tanya Sierra mulai ketakutan.
"Kamu sudah berjanji padaku kan tadi? jadi segera laksanakan janjimu itu. Aku tidak akan memaksamu melakukan apapun, " ucap Gerald sambil menepuk pahanya. Sierra memejamkan matanya sesaat. Seharusnya dia memikirkan lebih dulu perkataannya sebelum bicara. Setelah mengumpulkan segenap keberaniannya Sierra naik ke atas pangkuan Gerald. Dia bisa merasakan gundukan pria itu sudah mengeras hingga menekan b****g bulatnya.
"Kenapa hanya diam? " tanya Gerald tanpa melakukan apapun.
Sierra memajukan wajahnya ke wajah Gerald. Dia memejamkan matanya sampai akhirnya bibir mereka saling menempel.
CUP
Sierra langsung menjauhkan wajahnya dengan hati berdebar-debar.
"Kamu sebut itu ciuman? " tanya Gerald meremehkan kecupan yang Sierra berikan untuknya. Sierra hanya menundukkan kepalanya malu. Dia memang belum terlalu mahir dalam berciuman. Gerald menekan bibirnya dengan penuh gairah lalu menyambarnya dengan rakus. Sierra merasakan lidah Gerald menerobos masuk ke dalam rongga mulutnya.
"Balas ciumanku Sierra!! " perintahnya saat dia melepas ciuman mereka karena kesal Sierra terlalu pasif. Setelah itu dia kembali membungkam bibir Sierra. Sierra terpaksa membalas setiap kecupannya meski gerakannya begitu kaku dan lambat.
Di dalam mobil itu mereka kembali bercinta. Sierra bergerak di atas Gerald sambil berciuman. Tangan Gerald bergerak menyentuh dan meremas bongkahan bulat bokongnya. Tak peduli dengan suara nada dering ponsel Sierra yang terus berbunyi. Sampai akhirnya Gerald dan Sierra meraih puncak bersama-sama. Dengan nafas terengah-engah Sierra reflek bersandar di d**a bidang Gerald karena kelelahan.
Sedangkan di mansion, Thalisa menunggu kepulangan suaminya dan Sierra. Sudah hampir larut begini kenapa mereka berdua belum juga pulang. Tiba-tiba saja dia mendengar suara langkah kaki mendekat. Ternyata itu adalah Gerald dan Sierra.
"Kalian pulang juga akhirnya.. kenapa kalian bisa pulang barengan? " tanya Thalisa pada mereka.
"Aku tidak sengaja bertemu Sierra di jalan tadi sayang. Makanya kami pulang barengan, " jawab Gerald beralasan.
Mata Thalisa memicing saat melihat bekas kemerahan di lehernya Sierra.
"Kenapa lehermu memerah seperti itu Sierra? " tanya Thalisa curiga. Sierra reflek memegang lehernya. Ini pasti karena ulah Gerald saat mereka bercinta di mobil tadi.
"I.. ini... " Sierra tampak gugup saat akan menjawabnya. Dia kembali diserang rasa bersalah setiap kali melihat wajah kakaknya.