Meera akhirnya memutuskan untuk berbaring di kamar. Ia berbaring telentang, dengan kedua tangan ia bentangkan. Ia tarik dalam nafasnya, lalu ia hembuskan dengan perlahan. Meera berpikir, rasa sakit yang ia rasakan adalah efek dari kecelakaan yang sudah menimpa Mira. Tiba-tiba, Meera teringat dengan jiwa Mira. Di mana jiwa Mira saat ini. Apakah di dalam tubuhnya yang sedang koma? Ia pernah menanyakan hal itu, tapi pria baju putih tak mau menjawab pertanyaannya. Meera menatap sekelilingnya, berharap pria baju putih ada di dekatnya. "Pria baju putih, kamu di mana?" 'Ada apa, Meera?' "Jika aku di tubuh Mira, lalu jiwa Mira ke mana?" 'Sudah pernah aku katakan. Kau tak perlu tahu soal itu.' "Kenapa aku tidak boleh tahu, aku menempati tubuhnya, aku ...." 'Kau tidak punya hak mengaturku. K