2

1060 Kata
"Cukup Paman!! Sakit!!" teriak Dini dengan suara pelan yang nampak sangat kesakitan. Tubuh Dini telah terjatuh di lantai, tubuhnya sedikit bergetar hebat merasakan sakit dari pecutan itu. "Tidak ada ampun untuk jalang seperti kamu. Untuk apa kamu pulang kalau tidak bisa memberikan uang yang sangat banyak untuk kami. Kamu memang sudah kami jual pada Bunda Mawar, beliau bisa memberikanmu pria-pria yang sangat kaya yang bisa membeli tubuhmu dengan bayaran yang sangat mahal," ucap Dedi dengan keras sambil memecuti tubuh putih mulus Dini. "Sudah cukup!! Jangan di teruskan!! Aku menyukai gadis malam ini. Biar aku beli gadis ini, dari pada kalian pecuti dia bagai binatang seperti itu!!" ucap Herman dengan suara lantang sambil berjongkok memegang tubuh Dini yang sudah lemas karena menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Tubuh Dini sudah terlihat memerah dan beberapa kulitnya robek akibat goresan ikat pinggang dan mengeluarkan darah. "Siapa kamu!! Tidak perlu sok peduli dengan gadis jalang ini!! Kecuali kamu mau membayar tubuh gadis jalang ini dengan bayaran mahal, tentu bisa kamu pakai sepuasmu!!" teriak Dedi semakin menggila melihat lelaki tua yang nampak sekali kekayaannya. Itu semua terbukti dari mobil yang dipakai, dan pakaian serta aksesoris yang menempel pada tubuh Herman, semuanya terlihat mahal dan berkelas. Itu tandanya Herman bukanlah lelaki biasa saja, tapi lelaki yang sangat kaya raya. "Berapa aku harus membayar gadis cantik ini untuk hidup bersamaku selamanya!!" tegas Herman sambil mengangkat tubuh Dini dan menarik tubuh itu berdiri tegak di sampingnya. Dini hanya bisa pasrah dan melirik ke arah Herman yang terlihat serius dengan ucapannya. Dalam hati Dini, memang ingin sekali keluar dari jeratan pekerjaan hina dan nista ini. Mungkin dengan cara ikut bersama Herman hidupnya akan lebih baik lagi. Dedi menatap tajam ke arah Herman. Dirinya sedang berpikir keras, berapa jumlah yang akan di ucapkan untuk menjual tubuh Dini, keponakannya itu jika di lepas untuk selamanya atau mungkin akan bernegosasi dengan kata sepakat agar gadis jalang keponakannya ini bisa menghasilkan uang setiap minggu, atau setiap bulan atau setiap waktu jika Dedi dan Risma membutuhkan uang. "Aku hanya ingin menjual tubuh gadis ini tapi tidak dengan orangnya. Hanya tubuhnya untuk menemani dan memenuhi hasrat nafsumu!!" ucap Dedi dengan sengit. Kalau Dini dibawa dengan mudahnya oleh lelaki lain secara utuh dan tidak pernah kembali lagi, maka kehidupan Dedi dan Risma bisa miskin secara mendadak. Herman nampak berpikir mencari keputusan terbaik. Dirinya begitu sayang kepada Dini, setidaknya bantuannya bisa meringankan beban Dini yang tidak akan pernah disakiti seperti ini. "Coba katakan! Kira-kira berapa uang aku harus membeli gadis pemuas nafsuku ini. Aku menginginkan gadis ini untuk memuaskan nafsuku seumur hidup, maka gadis ini akan tinggal bersamaku," ucap Herman dengan suara lantang memberikan keputusan dengan sangat tegas. "Baiklah. Aku ada usul yang sepertinya bisa menguntungkan kita berdua. Kamu bisa membawa gadis ini pergi dan angkat kaki selamanya dari rumahku untuk tinggal bersama kamu. Tapi, aku memiliki anak lelaki yang sedang menganggur, paling tidak beri dia pekerjaan dan jabatan yang tinggi agar kehidupan kami bisa berubah dari sekarang. Lalu, gadis ini akan aku jual dengan harga satu milyar, tunai saat ini. Tiap bulan kami ingin di beri pemasukan untuk biaya hidup sehari-hari selama satu bulan," ucap Herman dengan suara tegas. Keputusannya sudah di pikirkan dengan matang, walaupun ia hanya berpikir denean singkat dan cepat, paling tidak Dedi berpikir untuk tetap bisa mengambil keuntungan yang besar bahkan berlipat ganda dari menjual tubuh Dini. Herman mengangguk paham menyimak semua ucapan Dedi dan semua permintaannya. "Baiklah. Aku paham dengan semua keinginan kamu. Aku akan mengabulkan semuanya. Uang satu milyar untuk membawa gadis mala ini akan langsung aku transfer malam ini juga, dan itu tandanya gadis malam ini akan selamanya menjadi milik ku seutuhnya. Permintaan kedua untuk mendpatkan pekerjaan? Silahkan anak lelakimu datang ke antorku besok pagi, lalu temui aku dan aku akan memberikan pekerjan dengan jabatan terpenting di perusahaanku, dan permintaan terakhir adalah, biaya hidup tiap bulan? Aku akan mentransfer uang bulanan ke rekening kalian sebagai tanggung jawabku kepada kalian, sebagai keluraga gadis malam ini. Tapi ingat!! Aku akan membuat hitam di atas putih pembelian gadis malam ini, dan jangan sampai ada yang mengusiknya, jika aku tahu, maka kalian semua akan berhadapan denganku!! Aku laporkan kalian ke polisi!!" tegas Herman dengan lantang. Dedi mengangguk paham dan sedikit cemas. Padahal tadinya niat Dedi akan tetap sesekali menjual Dini kepada lelaki kaya untuk pekerjaan yang hanya membutuhkan waktu satu atau dua jam itu. Tapi, mendengar ultimatum dari Herman, maka Dedi mengurungkan niat jahatnya itu. Mungkin uang satu milyar sudah bisa membuat kehidupannya semua berubah. Uang sebanyak itu tentu akan membuat Dedi dan Risma bisa terlihat sombong di depan teman-teman sejawatnya. "Aku setuju dengan permintaanmu, Tuan. Silahkan buat surat pernyataannnya dan kirim uang satu milyar itu cepat ke rekeningku. Aku sudah tidak sabar melihat angka enol sebanyak itu masuk ke dalam rekeningku," ucap Dedi dengan antusias dan semangat. Begitu pula dengan Risma yang juga tersenyum lebar sangat bahagia setelah mendengar nominal uang satu milyar akan masuk dengan cuma-cuma ke rekeningnya dengan menukar tubuh keponakannya itu. "Sebentar. Aku akan memanggil asistenku untuk mengurus ini semua," ucap Herman dengan lantang. Herman pun mengeluarkan ponselnya dan mulai menekan beberapa nomor dan tersambung pada satu asisten kepercayaannya. "Datanglah ke tempat ini. Di Jalan Kemuning dan bawa surat perjanjian. Aku tunggu sekarang juga," ucap Herman dengan suara tegas kepada asistennya itu. Benny, adalah asisten kepercayaan Herman. Sudah berpuluh tahun bekerja untuk Herman dan tidak pernah sedikit pun memiliki cacat dan berkhianat kepada Herman. Hidupnya dulu pernah di tolong karena kebaikan Herman. Nyawanya sudah berada di ujung sakratul maut, namun Herman datang bagaikan malaikat penolong yang tidak pernah dilupakan oleh Benny seumur hidupnya. "Asistenku sudah dalam perjalanan kesini. Boleh aku masuk ke dalam rumah untuk menyelesaikan ini semua? Dan biarkan gadis malam ini, membawa semua pakaian dan barang-barangnya untuk ikut bersamaku malam ini juga," ucap herman dengan lantang. Rasanya gadis malam yang ada di sebelahnya ini sudah sah menjadi miliknya seumur hidupnya. Risma dan Dedi saling berpandngan dan kemudian mengangguk pelan. Mengiyakan semua permintaan Herman yang wajar dan masuk akal itu. "Silahkan masuk, Tuan. Dan kamu, Dini, bereskan semua pakaianmu lalu pergilah ikut bersama Tuan ini, hanya Tuan ini yang sanggup membayar tubuhmu dengan sangat mahal," tegas Risma dengan suara keras dan kasar. Di balik dinding ruang tamu itu ada Vian, yang sejak tadi mendengar semua pembicaraan antara Herman, Ayahnya dan Mamanya sedang bernegosiasi. Senyumnya yang licik sudah mencari cara untuk membuat gadis malam itu semakin terpuruk dan hancur.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN