Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Namun, rasa kantuk tak juga menghinggapi Vita. Ia kesal sebab sudah beberapa hari ini selalu saja begadang. Padahal ia merasa tubuhnya lelah dan membutuhkan istirahat. Selain itu ia juga enggan mengalami hal-hal menyeramkan seperti yang sudah-sudah. Peristiwa ganjil dan menyeramkan yang harus Vita alami sendiri, sama sekali tidak gadis itu bayangkan akan terjadi. Vita memanjatkan doa untuk yang kesekian kalinya. Kali ini ia berharap bisa tertidur lebih cepat. Namun, saat Vita hendak menarik selimut demi menutupi tubuhnya, kembali suara jeritan terjadi dari arah kamar Fajar. Tidak langsung beranjak dan terburu-buru, Vita diam sejenak untuk menunggu. Ia tak ingin gegabah, yang malah akan membuatnya tertipu untuk kedua kalinya. Di saat Vit