Dinda menggeleng keras. Bukan ayahnya, tapi ayah Kevin. Namun, ia tak tahu apa yang akan terjadi jika ia jujur. Akankah Kevin marah dengan ayahnya. "Kamu benar-benar memberikan sesuatu di minuman aku, kan?" tanya Kevin. Ia membuang napas panjang. "Kamu istri aku, tapi entah kenapa aku selalu nggak bisa percaya sama kamu. Pertama, kamu bohong soal Daniel. Kedua, kamu berciuman dengan Daniel. Dan secara keseluruhan, aku nggak percaya dengan keluarga kamu. Jadi, aku menyimpulkan begitu. Ayah kamu ingin mendapatkan keuntungan yang besar jika kamu hamil anak aku. Apa ben—" "Bukan!" Dinda memotong ucapan Kevin. Ia menatap Kevin menautkan alisnya. "Bukan papaku." "Jadi? Apa kamu berinisiatif sendiri waktu kamu memberikan obat itu? Tapi ... kamu merasa nggak enak lalu kamu mencoba menukarnya?"