Andara terbangun setelah matahari menyinari bumi dengan lembut. Samar-samar, burung peliharaan milik almarhum sang nenek terdengar di telinganya. "Selamat pagi." Andara bangkit dari tidurnya yang dalam keadaan berantakan, namun tersenyum karena memimpikan Bara. Andara menatap ke arah jendela model zaman dulu yang masih terpasang erat di kamarnya (kacanya berjajar rapi). Ia harus segera membersihkan diri dan pergi ke kampus untuk menyelesaikan tunggakan serta mengambil ijazahnya. Sekitar pukul 09.00 WIB, Andara sudah berada di kampus dan menyelesaikan seluruh urusannya. Sambil tersenyum, ia membuka kertas berharga yang bertuliskan namanya. "Bara, saya sudah berhasil hingga titik ini berkat bantuan kamu. Uang yang pernah kamu kirimkan dua tahun yang lalu, adalah semangat bagi saya." Se