Kaelan bangun pukul empat pagi. Berjalan mondar-mandir di kamarnya. Memanggil seseorang di depan kamarnya, tapi tak pernah ada jawaban. Kaelan yakin ayahnya berkata akan mengeluarkannya hari ini, tapi hari sudah berganti dan pintu kamarnya masih tertutup rapat. Kaelan bahkan tak mendengar siapapun di luar dan dari balkon kamarnya, Kaelan hanya melihat para pelayan yang membersihkan halaman tempat pesta kemarin. Ponselnya masih mati dan Kaelan setengah mati ingin mengetahui keadaan Yasmin. Laki-laki itu mendekati pintu dan menggedornya dengan sekuat tenaga. "Buka! Biarkan aku keluar sekarang, Sial-an! Kalian mendengarku?!" teriak Kaelan untuk yang sekian kalinya. Kaelan mendekatkan matanya ke lubang kecil di pintunya, melihat dua orang bodyguard ayahnya masih berjaga dari tadi malam di d