Kamar VVIP itu begitu tenang dan nyaman, ruangan yang terasa hangat membuat siapa saja betah berada di dalam sana. Di luar hujan masih turun dengan deras, beruntung saja kamar mewah yang ditempati Lux dan kakeknya adalah ruangan kedap suara.
Lux duduk sambil mengupas apel di dekat rajang sang kakek, ia memotong bagian buah itu kecil-kecil lalu memberikan kepada pria tua itu.
"Lux, bisa bacakan dongeng untuk Kakek setelah ini?"
Lux hanya mengangguk. Gadis itu kemudian melanjutkan acara mengupas buah, ia juga melirik Grecia yang tertidur di sofa panjang ruangan itu.
"Kau bisa kembali ke rumah nanti, Dokter Skye berjanji akan menemani Kakek malam ini."
"Itu hanya janji, Kakek. Janji belum tentu bisa ditepati," sahut Lux.
Sang kakek tertawa. "Kau selalu berpikir semua hal menggunakan kata 'tidak' sebelum menggunakan kata 'iya'. Kenapa cucuku begitu menggemaskan?"
"Karena aku adalah cucu Basilius Drecia," sahut Lux sambil melirik kakeknya.
"Siapa itu Basilius Drecia?" tanya sang kakek. Senyum pria itu begitu manis, ia menatap cucunya penuh kasih sayang.
"Lansia nakal yang merahasiakan banyak hal dariku," kata Lux sambil menyuapkan apel yang sudah dikupas dan dipotong dalam ukuran kecil kepada kakeknya.
Sang kakek menyambut baik potongan apel yang Lux berikan, pria itu segera mengunyah apel tersebut dan menatap cucu kesayangannya.
"Kau benar-benar menyebalkan. Bagaimana kau bisa mengatakan kakekmu ini lansia nakal," ujar sang kakek setelah mengunyah dan menelan makanan di mulutnya.
Lux tertawa kecil. "Kakek, aku benar-benar marah padamu sekarang. Bagaimana Kakek bisa merahasiakan penyakit seperti itu dariku?"
Embusan napas terdengar pelan, sang kakek menatap Lux dan tersenyum. "Karena Kakek tak ingin kau khawatir, Lux."
"Dan sekarang aku bahkan terlalu khawatir," sahut Lux.
"Lux, Kakek kenyang."
"Ingin dibacakan dongeng?"
Sang kakek mengangguk, dan Lux segera berdiri. Gadis itu meraih buku yang ada di atas meja, ia menatapnya sebentar lalu mengembuskan napasnya pelan. Membaca dongeng, satu hal yang paling ia benci sejak dulu.
Baginya dongeng hanya cerita fantasi yang kebenarannya sama sekali tidak ada. Bahkan dongeng sangat tidak berguna dan membuat orang-orang larut dalam imajinasi semu. Itulah alasan Lux tak pernah tertarik membaca segala jenis cerita apalagi dongeng.
Lux segera kembali duduk dan membuka buku itu. Ia menatap kakeknya yang sudah mengatur posisi senyaman mungkin, bahkan kini tersenyum senang ke arahnya.
"Kakek, kenapa Kakek sangat menyukai buku ini?" tanya Lux.
"Karena itu benar-benar nyata," sahut sang kakek.
Lux hanya mengedikkan bahunya. "Baiklah, kita mulai."
...
Dahulu kala hiduplah para bajak laut, mereka bukan manusia tetapi makhluk mitos yang benar-benar ada. Vampire, Werewolf, Elf, Witch, Fallen Angel, Demigod, God, Lycans, Undead, Demon, Angel, dan Nephilim. Dua belas penguasa lautan, dan pemimpin para bajak laut yang mempunyai kekuatan bukan main-main.
Vampier Bloed, kapal besar ini adalah milik Raja Vampire. Ia dikenal sebagai raja yang kejam, banyak memiliki b***k manusia. b***k yang ada di kapalnya adalah wanita bangsawan, tentu saja yang masih perawan dan cantik.
Knappe Wolf, kapal besar milik raja Werewolf. Raja dari klan ini adalah musuh bebuyutan dari Raja Vampire, setiap kali mereka bertemu akan ada perang besar di tengah lautan. Tidak ada yang mau mengalah di antara keduanya.
Leuke Fee, kapal besar milik Raja Elf. Kapal ini lebih mirip seperti hutan, ada banyak tumbuhan yang hidup di kapal ini. Raja yang menguasainya juga tidak memiliki musuh, ia seperti bunglon, cocok dengan siapa saja dari berbagai kalangan.
Zwarte Magie, kapal besar milik Raja Witch. Di setiap sudut kapal banyak perapian, para awak kapal yang juga penyihir selalu membuat ramuan bahkan membuat banyak senjata di sana. Mereka termasuk bajak laut yang jarang pergi ke daratan, hidup mereka lebih banyak di lautan dan mengarungi berbagai selat.
Een Gevallen Engel, kapal milik Raja Fallen Angel. Kapal ini sangat sunyi, tetapi memiliki berjuta rahasia tersembunyi. Sekumpulan malaikat yang dibuang dari daratan terbang bernama Vliegend Eiland ini membentuk kekuasaan mereka sendiri dan menjuluki diri mereka sebagai Fallen Angel.
Mensenzoon En God, kapal milik Raja Demigod. Kapal ini nyaris dipenuhi oleh senjata, bahkan banyak pelayan wanita yang mengabdikan hidup mereka di kapal ini. Banyaknya manusia yang melakukan perkawinan dengan para Demigod, membuat klan ini semakin bertambah banyak.
Zee God, kapal milik Raja God. Memiliki tiang-tiang yang dilapisi dengan emas, bahkan kain-kain putih dengan dengan sisi yang dihiasi benang emas. Kapal ini akan berlabuh saat malam bulan purnama total, selebihnya mereka akan pergi berlayar untuk menuntaskan rasa penasarannya terhadap lautan. Raja God berteman baik dengan Raja Angel, mereka tidak pernah terlibat perselisihan dan sering bekerja sama.
The Venerable Lycans, kapal milik Raja Lycans. Selalu ada pesta di tempat ini, semua hal menarik juga akan selalu ada dan tidak membuat bosan. Tetapi klan ini sangat tertutup, mereka lebih suka berkumpul bersama sebangsanya dan itu membuat kekompakan mereka tak bisa diragukan lagi.
Dood Schip, kapal milik Raja Undead. Kapal ini begitu menyeramkan, semua yang ada di sana sekumpulan mayat hidup yang tidak memiliki ekspresi wajah dan juga perasaan. Tetapi sialnya mereka memiliki raja yang begitu tampan, raja yang mengendalikan semua mayat hidup itu hanya dengan kata-kata. Raja Undead tidak tertarik untuk merompak kapal pesaingnya, ia lebih tertarik pergi ke daratan, merampok di sana, bahkan membangunkan semua mayat yang bisa menjadi pengikut setianya.
Hell Ship, kapal milik Raja Demon. Raja dari klan ini sering sekali membeli b***k dari penjara di daratan, ia memakan jiwa mereka dan menjual mayat-mayat itu kepada Raja Undead. Begitu kejam memang, tetapi dengan jiwa manusia ia bisa mempertahankan kekuasaannya dan wajahnya yang juga tampan.
Heilige Ark, kapal milik Raja Angel. Berisikan para malaikat yang sangat senang menghabiskan waktu di lautan. Mereka tidak merampok, tidak pula mengganggu bajak laut lainnya. Pekerjaan mereka hanya berlibur dan menikmati indahnya lautan lepas. Tetapi jika terjadi serangan mereka tak akan pernah mengalah, mereka sangat membenci orang-orang yang mengusik ketenangan mereka.
Gerespecteerde Nephilim, kapal milik Raja Nephilim. Kapal ini didominasi dengan warna putih dan hitam, sering melakukan peperangan dengan semua kapal yang melintasi daerah kekuasaan mereka. Raja dari klan ini juga tidak pernah menampakkan batang hidungnya. Jika pun ia keluar, maka seluruh tubuh dan wajahnya akan ditutupi.
Dua belas raja itu begitu terkenal, mereka masing-masing memiliki ciri khas dan kekuasaan tersendiri. Tidak ada yang bisa menyaingi mereka, hingga suatu ketika lahirlah seorang anak manusia.
Anak manusia itu diberi nama Tenebris, seorang bayi laki-laki yang terlahir saat kegelapan menguasai pulau Pirateneiland. Tenebris berkembang dan besar sebagai anak nelayan, ia bahkan sering melihat kapal-kapal besar para pemimpin bajak laut yang berlabuh di Haven Van Licht.
Saat itu usia Tenebris dua belas tahun, ia duduk di kursi kayu pinggir pantai. Menunggu seseorang, itulah yang Tenebris lakukan sekarang. Sudah lima hari sang ayah tidak kembali, bahkan kabar berita juga tidak ia dapatkan.
Tenebris yang sedang menunggu di kagetkan dengan seorang pria tua yang menghampiri, pria itu mengatakan hal yang membuat Tenebris begitu marah. Berita kematian ayahnya, dan itu di sebabkan oleh dua kapal bajak laut yang sedang beradu kekuatan di sekitar kapal kecil milik sang ayah.
Lux menatap aneh, ia tidak menemukan tulisan pada lembar selanjutnya. Gadis itu mengalihkan tatapannya kepada sang kakek.
"Kenapa kau tidak membacanya lebih lanjut, Lux?"
"Kakek. Halaman selanjutnya kosong," sahut Lux.
"Apa?"
"Ya, lembar selanjutnya memang kosong." Lux memperlihatkan halaman yang kosong kepada sang kakek.