22

1048 Kata

Aku mendekat ke arahnya lalu mengangkat penggorengan di wastafel. "Saya akan membuangnya," ucapku dengan wajah yang semakin menghangat saja. Malu karena dia terus memandangku. Begini deg-degan rasanya. Aku menghela napas, lagi dan lagi. Didekat Lana sungguh membuatku panas. "Saya tidak fokus." Lirih suaraku terdengar. Dan kamulah yang membuatku jadi tidak fokus, Lana. Lana mengangguk. Dia menunduk. Tatapannya kini tertuju pada penggorengan. "Tapi sayang kalau dibuang, Pak." Tangannya meraih sendok, memasukkannya ke kuah sop lalu mendekatkan ke mulut dan meringis. "Pait banget," gumamnya. Aku mengangguk, mengalihkan pandang saat secara tak sengaja bertemu tatap dengannya. Deg deg deg. Detak jantungku kalau sekali. "Pahit karena saya tidak memberinya asam. Saya kan niatnya mau membuat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN