POV Ilana "Kamu ...." Bapak menunjuk Rifani. "Agar bisa diterima sebagai menantu oleh ibu," Bapak menoleh menatap ibu, yang wajahnya terlihat begitu sedih. Sesekali ibu menyusut air mata di pipinya dan tersengal menandakan ia begitu kecewa pada Bang Rivan. Rifani menatap bapak tampak begitu ingin tahu. Bapak memandangku lalu melanjutkan ucapannya, "Maka kamu harus menjadi menantu yang baik seperti Ilana." Rifani menatapku, aku pun tersenyum mengejek. "Bagaimana caranya agar aku bisa menjadi menantu yang baik, Pak?" tanya Rifani terlihat ragu. Bapak menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum mengejek. "Lha kok malah tanya, tho. Seharusnya kamu tahu tanpa harus diberi tahu. Lihat itu." Bapak menunjuk lantai yang kotor. "Pertama-tama bersihkan itu dulu, bapak sangat tidak suka melihat