27

1248 Kata

Aku masih belum puas juga rupanya, akhirnya kembali memukul Rifani sambil aku terisak-isak. Gara-gara dia aku dituduh perempuan penggoda oleh Pak Adam. Gara-gara dia hidupku yang indah jadi kacau balau pedih penuh derita. Dulu aku dan Bang Rivan bahagia penuh senyuman. Tapi gara-gara dia, rumah ini jadi seperti neraka. Suram bagai tak ada masa depan. "Hentikan, Dik, hentikan!" ucap Bang Rivan histeris saat aku menarik rambut Rifani kuat sampai kepalanya neleng ke kiri saking kuatnya jambakanku. Rifani terisak-isak terdengar amat menyayat, tapi sama sekali tak dapat mengetuk hati nuraniku. Aku malah semakin kesal, kesal, kesal dipeluk amarah yang kian membuncah membuat dadaku panas bergemuruh ingin meluapkan kemarahan yang selama ini kutahan-tahan. Kutabok bibirnya dengan sepatu yang kuken

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN