POV Ilana + Pak Adam "Bandung, Pak?" tanyaku benar-benar tak percaya. Ia menyipitkan mata menatapku heran. Aku nyengir kecil lalu mengangguk. "He he. Iya, Pak. Aku permisi dulu." Aku tersenyum tak nyaman padanya, mengangguk, lalu membalikkan badan, melangkah cepat meninggalkannya. Aku menarik napas panjang-panjang setibanya di luar dengan tangan menyentuh dadaku yang berdebar keras. Astaga kok ada orang seperti Pak Bos, ya? Membuatku tegang terus. Aku kembali menarik napas lalu mengembuskannya, kuulangi lagi menarik napas lantas kembali membuangnya. "Semoga aku gak spot jantung terus pergi dengan Pak Adam besok. A-miiin," kataku mencoba menenangkan diri sendiri. Kuhela napas panjang dan kembali berkata, "A-miiin." Sambil kedua tanganku terangkat mengusap wajah. "Ehemp." Terdengar deh