BAB 26

994 Kata
"Hallo kak ini Yuni!" "Yuni kamu dimana? kamu baik-baik saja?" Tanya Fero dengan tergesa-gesa dan suara nafasnya terdengar begitu kencang. "Aku dirumah kak lagi sama kak fey!, kakak dimana ini ada makanan!, kakak kenapa sih kaya yang di kejar-kejar hantu ngos-ngosan!" "Hah jadi kamu pergi sama kak Fey?" Tanya kembali Fero. "Iya tadi belanja sama kak fey buat persiapan besok kan kita mau liburan!, lagian tadi malah tidur jadi gak diajak!" Jawab Yuni. Tak pikir panjang Fero langsung menuju kerumahnya untuk segera menemui Yuni, di jalan Fero tertawa-tertawa sendiri karena senang ternyata Yuni tidak kenapa-kenapa. Sesampainya di rumahnya Fero langsung berlari dan memeluk yuni dengan erat. "Kakak kenapa sih?" Yuni heran karena tiba-tiba dipeluk. "Udah kamu diem aja!" jawab Fero tidak mau melepaskan pelukannya. Yuni pun kebingungan sebetulnya kenapa kakaknya memeluknya begitu erat, sedari tadi Yuni memang sudah menyadari sesuatu bahwa ada yang aneh dengan kakaknya, namun Yuni tahu memang kakaknya tidak mau menceritakan masalah apapun kepadanya. "Fer kamu bisa bawa mobil engga?" Tanya Fey. Fero pun melepaskan pelukannya, dia sudah merasa biakan sekarang. "Aku gak bisa kak!" Jawab Fero tersenyum. "Hmm yasudah kalau begitu!, aku saja yang bawa mobil!" Ucap Fey dengan memasang wajah cemberut. "Besok jam berapa kita berangkat kak? lalu jadinya bakal kemana?" Tanya Fero yang masih tidak tahu tujuan liburan. "Kayanya kita ke daerah bali saja, kita kepantai nusa dua bali!" Ucap Fey. "Hahhh?Ballliiii?" Fero terkejut. "Iya bali, aku ingin pergi kesana meski cuma sekali!, Yuni juga senang jika pergi kesana!" Jawab Fey dengan tersenyum. Fero tak pernah terpikirkan bisa pergi kesana, seakan-akan dia sedang bermimpi saat ini, yang dia tahu selama ini hanyalah bekerja tidur makan, begitu saja seterusnya, dan untung saja ini adalah monent pas baginya karena beberapa saat lalu dia sedang tertimpa masalah. Semoga saja dengan perginya dia liburan bisa sedikit mengobati rasa sedihnya, Fey ibarat seorang malaikat yang menolong Fey saat sedang kesulitan. Fero benar-benar beruntung karena mengenal Fey, Yuni juga belakangan ini terlihat selalu ceria setelah mengenal Fey. Fero mulai berpikir mengapa dia lebih condong kepada seseorang yang belum menganal dirinya, sedang seseorang yang sudah mau menerima dia apa adanya malah dia hiraukan, meskipun yang dihiraukan tidak merasa terganggu. Lalu saat Fero sedang asyik mengobrol dengan Yuni dan Fey, tiba-tiba saja teleponnya berbunyi.. Tretetetetett......Tretetetetttt...... Lalu Fero mengambil hp nya disakunya dan melihat siapa yang menelpon dan ternyata adalah El. Fero tidak mengangkat teleponya dan langsung mematikan hp nya, seakan-akan Fero sudah mulai enggan dekat dengan El dan ingin menjauhinya dengan pelan. Lalu Fero kembali fokus bersama mereka berdua yang sedang ada di depannya. "Yun emangnya kamu gak sekolah besok?" Tanya Fero. "Aku Lusa mulai libur kak 2 minggu, jadi besok bolos sehari gak papalah!" Ucap Yuni tersenyum. "Janganlah nanti nilaimu anjlok, mending izin saja!, biar nanti kakak pagi-pagi kesekolahmu meminta izin!" Jawab Fero. Lalu ke esokan harinya jam 7 pagi Fero bangun, untuk kalo ini dia sangat bersemangat untuk bangun karena akan pergi liburan. Dia pergi dulu ke sekolahnya Yuni untuk meminta izin kepada gurunya. Fero masuk ke ruangan guru dan mencari wali kelasnya Yuni, dia bertanya-tanya dan akhirnya diantarkan ke meja gurunya. Dan untungnya gurunya sedang mendata nilai di mejanya. "Maap bu ganggu waktunya!" Ucap Fero dengan sopan sambil duduk. "Oh iya pak!, ada keperluan apa?" Tanya Sang guru. "Saya kakaknya Yuni bu dari kelas 8B, saya selaku wakilnya ingin meminta izin kepada ibu bahwa hari ini Yuni tidak bisa masuk sekolah karena ada urusan mendadak!" Ucap Fero dengan sopan. "Oh bapak adalah kakaknya Yuni, baiklah pak sebentar saya ambilkan surat keterangan nanti bapak isi ya!" Ucap Sang guru sambil beranjak dari duduknya mengambil surat keterangan. "Bapak!, aku masih berondong gini!" Ucap Fero dalam hatinya karena kesal disebut bapak. Fero pun selesai meminta izin untuk Yuni dan segera pulang untuk bersiap-siap berangkat, Namun saat mau keluar di ruangan Fero malah bertemu dengan mantan konsumennya. "Aduhhh!" Fero menutup mukanya dan pergi berjalan ke parkiran. "Selamettt!" Ucap Fero mengelus d**a. Sesampainya di depan gerbang Fero bertemu kembali dengan mantan konsumennya yang sedang mengantarkan anaknya. "Aaaaaahhhhh kok ada lagi!" Fero kembali menutup wajahnya dan menyelinap ke parkiran. Sebetulnya banyak orang yang dikenal Fero namun bukan sebagai teman atau kerabat melainkan sebagai mantan konsumenya, dan wajar saja jika Fero merasa malu jika harus bertemu kembali dengan mantan konsumennya apalagi di sekolah. Fero memutuskan untuk tidak akan pernah kembali lagi ke sekolah Yuni karena terlalu banyak ternyata mantan konsumennya disana, padahal dia sudah mau kembali ke sekolah Yuni namun sekarang malah terjadi lagi. Itulah konsekuensi dari seorang raja ranjang, dimanapun dia berada tidak menutup kemungkinan akan bertemu dengan masa lalunya kembali. Fero langsung mengambil motornya dan buru-buru pergi menuju rumahnya. Yuni dan Fey sudah siap untuk berangkat, tinggal menunggu Fero. "Kenapa kakak kok berkeringat?" Tanya Yuni karena melihat wajah Fero yang penuh keringat. "Tadi liat hantu!" Ucap Fero sambil berjalan masuk untuk mengganti pakainya. Yuni heran pagi-pagi gini memangnya ada hantu, dia hanya menggaruk-garukkan kepala dan merasa aneh kepada kakaknya. "Jangan kelamaannnn!" Teriak Fey kepada Fero. "Iya kakkk!" Balas Fero Singkat cerita mereka pun berangkat menuju pantai nusa dua bali, sungguh tempat yang sangar memanjakan pengunjungnya, jarang orang-orang bisa bermain kesana, Dan Fero dan Yuni beruntung bisa menjadi salah satunya yang bisa pergi kesana. "Yun gimana kamu jualan udah ada yang beli?" Tanya Fey sambil menyetir. "Udah kak tapi banyaknya yang cuma nanyain tapi gak jadi beli!" Ucap Yuni dengan kesal. "Wajar namanya juga pembeli!" Jawab Fey dengan tersenyum. Yuni dan Fey terus mengobrol di perjalanan membicarakan usaha, Fero hanya mendengarkan saja wajahnya mulai pucat pertanda dia sedang mabuk perjalanan, kuat di ranjang lemah dijalan, seperti itulah gambaran Fero. Dan setelah 3 jam perjalanan Fero muntah, Sontak itu membuat Yuni dan Fey tertawa karena melihat Fero yang seperti itu. "Aku aja engga muntah, masa kakak muntah huuuuu!" Ucap Yuni meledek Fero. "Haduh malah meletus dijalan!" Fey menutupi tawa dengan tangannya. Fero hanya bisa diam dan merasa malu. "Nanti 1 jam lagi kita rehat dulu ya, aku udah mulai pegel soalnya!" Ucap Fey. "Okeee kak!" Serentak Yuni dan Fero menjawab.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN