62 - Pengeroyokan

1775 Kata

"Bos Bro, kita diserang!" ujar Ridho secara tiba-tiba. Membuat aku langsung kembali fokus pada pemandangan di depan kami.   Ada empat motor yang ditumpangi delapan orang berbaju hitam berhenti di depan kami. Perasaanku mulai tidak enak. Dari pakaiannya, sepertinya mereka bukan anak geng motor atau preman jalanan. “Memangnya kita ada waktu untuk menghadapi mereka?” tanyaku malas. “Tidak. Jika kita sampai telat, pasti Max akan langsung pergi dan entah kapan lagi bisa ditemui,” jawab Ridho. Aku menghela napas panjang, lalu segera menelepon polisi dengan ponsel Ridho. Aku berusaha mengabaikan teriakan mereka yang meminta kami segera turun. Sedangkan Ridho sesekali memainkan pedal gasnya untuk mencari celah agar kami bisa kabur. Ini bukan waktunya kamu main-main. Kami tidak mungkin menghad

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN