Hampir Keguguran

1425 Kata
Setelah kejadian Argya memuaskan Clea kala itu, membuat wanita itu entah mengapa mulai menyimpan rasa untuk mahasiswanya. Padahal wanita itu tidak tahu bahwa perasaannya itu bisa saja berasal dari bawaan bayinya. Cinta Clea kepada Argya berawal dari ikatan batin Argya dan anak yang dikandung Clea. Clea yang biasanya tidak pernah sebahagia ini untuk pergi ke kampus, karena dia bisa bertemu dengan Argya. Wanita itu terlihat bersenandung sambil memutar-mutar kunci mobilnya, langkahnya keluar dari apartemen menuju parkiran untuk memasuki mobilnya. Sesampainya di kampus, Clea langsung berjalan menuju ruang jurusan. Clea bisa menebak jika saat ini Argya pasti sedang di operator untuk mengurusi jadwal sidang hasil skripsinya. Ketika Clea baru memasuki ruang jurusan, dia melihat Argya sudah duduk di depan dosen pembimbingnya untuk bimbingan final sebelum sidang. Ketika Argya mendengar ruangan jurusan dan melihat Clea masuk, membuat Argya tersenyum manis kepada wanita itu. Clea yang mendapatkan senyuman itu langsung memalingkan wajahnya yang memerah karena malu. Clea buru-buru berjalan ke arah meja kerjanya, dia tidak kuat jika terlalu lama melihat Argya. Padahal sejak Clea berangkat ke kampus, dia sudah membayangkan akan bertemu dengan Argya. Ketika Clea mencoba menyibukkan diri dengan laptop yang terbuka di mejanya, tiba-tiba wanita itu merasakan ada seseorang yang duduk di kursi depan mejanya. Clea melirik ke arah seseorang itu. “Hai bu Clea,” sapa orang itu yang ternyata adalah Argya. “H-hai,” entah mengapa Clea sedikit gelagapan ketika bertemu dengan mahasiswanya itu. Sedangkan Argya yang melihat Clea salah tingkah hanya menampilkan senyum kecilnya. “Jadwal sidang saya minggu depan bu. Apakah ibu ada waktu luang?” tanya Argya yang ternyata menghampiri Clea untuk memastikan jadwal sidang skripsinya. “Bisa,” jawab singkat Clea tanpa memandang ke arah Argya, dia masih cukup malu dengan kejadian kemarin. Setelah memastikan jadwal sidangnya, Argya tidak langsung beranjak dari duduknya tetapi malah memandangi Clea yang sedang salah tingkah sambil memalingkan wajahnya dari Argya. Clea yang merasa Argya belum meninggalkan kursi, mengalihkan pandangan padanya. “Kenapa belum pergi?” “Aku masih ingin memandang calon istriku,” ucap Argya sambil menampilkan senyum manisnya kepada Clea, dan itu berhasil membuat Clea memerah karena malu. “Apaan sih.” “Calon istriku cantik sekali hari ini,” puji Argya dengan suara pelan karena baru saja dosen yang menempati kubikel di sebelah Clea baru datang. “Udah ih,” protes Clea agar Argya menghentikan ucapannya, karena wajah wanita itu sudah sangat malu. Clea meraup wajah Argya agar berhenti memandangnya. “Yaudah saya pamit dulu ya bu,” Argya beranjak dari kursinya dan pergi keluar dari ruang jurusan. Dia harus melanjutkan pekerjaannya agar segera terkumpul modal untuk menikahi Clea. Ketika Clea melihat Argya telah pergi, akhirnya dia bisa menetralkan degup jantungnya yang berpacu cukup kencang ketika berada di dekat Argya. Seminggu kemudian tibalah saat sidang skripsi Argya dimulai. Lelaki itu sudah menyiapkan ruangan yang akan digunakannya untuk melaksanakan sidangnya. Kemudian beberapa jam kemudian dosen pembimbing dan dosen pengusi Argya termasuk Clea memasuki ruangan. Sidang skripsi Argya berlangsung cukup alot. Clea menatap berbeda ketika Argya menjelaskan apa yang menjadi pertanyaan dosen penguji. Caranya menjawab berbeda dengan saat ujian proposal dan itu berhasil mengambil alih perhatian Clea, serta membuat wanita itu kagum dengan Argya. “Kamu hebat banget tadi,” puji Clea ketika dia keluar paling akhir bersama Argya. “Iya dong. Kamu aja hebat, jadi aku harus hebat juga.” “Tetep aja kamu hebat, berbeda banget sama pas ujian proposal,” sindir Clea sambil memberikan lirikan tajam ke arah lelaki itu. “Kali ini aku serius untuk lulus. Biar aku bisa cepet-cepet cari uang dan nikahin kamu,” ucap Argya tiba-tiba dan itu membuat langkah Clea terhenti. “Kok berhenti? Ayo,” ajak Argya agar Clea melanjutkan langkahnya. “Kamu duluan aja, aku mau ada urusan sebentar,” ujar Clea dengan menampilkan senyum palsunya agar Argya percaya dengan alasan tidak masuk akalnya itu. Argya yang tidak ingin mencampuri urusan Clea, hanya mengangguk mengiyakan tanpa ingin tahu lebih dalam apa yang akan dilakukan wanita itu. Setelah itu mereka berpisah di lorong, Argya ke kamar mandi untuk mengganti pakaian formalnya ke pakaian biasa, sedangkan Clea ternyata pergi ke taman yang ada di belakang gedung fakultas. Wanita itu ingin menyendiri dan merenungkan cara mengatakan kepada Argya bahwa dia tidak bisa menerima lamarannya. Setelah semua tentang skripsi Argya selesai, Clea mau tidak mau harus pulang ke rumah orang tuanya. Setidaknya dia meninggalkan kota ini tanpa tanggungan apapun. Clea duduk di salah satu kursi panjang di taman. Taman itu nampak sepi karena ini masuk jam perkuliahan. Ketika Clea sedang menatap ke arah kolam di tengah taman, tiba-tiba ada dua orang lelaki yang menghampirinya. Satu laki-laki langsung menahan tubuh Clea agar tidak berontak, sedangkan yang lain nampak menaikan salah satu kakinya di samping tubuh Clea. “Hai ibu cantik, masih ingat saya?” ucap pria yang berada tepat di hadapan Clea. Clea mengingat laki-laki di depannya ini adalah laki-laki yang sama saat Clea hampir dilecehkan di sekret UKM paduan suara. “Ka-kamu mau apa?” ucap Clea sedikit takut karena gelagat laki-laki ini. “Mau apa ya? Coba ibu tebak,” sambil berucap demikian, laki-laki itu meraih dagu Clea dan mencoba menciumnya, tetapi Clea langsung memalingkan wajahnya sehingga dia mencium angin. “Dasar perempuan sok kecantikan,” umpat laki-laki itu sambil mendorong kasar kepala Clea melalui dagunya. “Lepas!” pinta Clea sambil berusaha melepaskan diri dari cekalan pria di belakangnya. “Mau membrontak sekeras apapun, dia nggak bakal ngelepasin kamu,” laki-laki di depan Clea menampilkan senyum mengejeknya kepada Clea. Clea berusaha memikirkan cara agar bisa terlepas dari dua laki-laki ini. “Selamat siang pak,” sapa Clea ke arah belakang tubuh laki-laki di depannya. Refleks sapaan Clea yang tidak ditujukan kepada siapa-siapa itu, membuat laki-laki di belakang Clea melepaskan pegangannya dan laki-laki di depan Clea menurunkan kakinya. Hal itu menjadi kesempatan bagi Clea untuk kabur dari mereka. Clea akhirnya bisa kabur dan berlari sejauh mungkin dari mereka. Kedua laki-laki itu langsung mengejar Clea yang berlari. Beruntungnya Clea berhasil mencapai tempat keramaian, sehingga dia memelankan laju larinya. Namun, karena dia selalu menoleh ke belakang untuk memastikan kedua laki-laki itu, dia tidak melihat seseorang yang sedang berdiri sehingga menyebabkan tabrakan antara tubuh Clea dengan tubuh orang itu. Orang yang ditabrak Clea memiliki tubuh gempal sehingga Clea kalah dalam benturan itu dan membuatnya terjatuh keras ke lantai. Tiba-tiba cairan berwarna merah mengalir dari rok yang dikenakan Clea. Wanita itu sedikit shock dengan darah yang ada di betisnya, dia takut bayinya kenapa-napa. Namun, tubuhnya mulai melemah karena darah yang terus mengalir. Ketika Clea hampir kehilangan kesadarannya, dia dapat mendengar bisikan-bisikan di sekitarnya. “Bu Clea bukannya single yah? Kok itu kayak orang pendarahan sih,” “Bu Clea lagi hamil yah?” “Jangan-jangan hamil di luar nikah,” Berbagai bisikan serupa di dengar Clea, tetapi wanita itu tidak punya tenaga untuk membalasnya. Ketika kesadarannya hampir terenggut, tiba-tiba dia merasakan tubuhnya melayang. Seseorang menggendong Clea sambil berteriak meminta semua orang menyingkir. *** Clea yang mulai tersadar langsung mengedarkan pandangannya ke sekitarnya. Kemudian pandangannya terhenti pada seorang pria yang kini sedang tertidur di sofa panjang. Laki-laki ini adalah seseorang yang belakangan ini memenuhi pikirannya, dia adalah Argya. Clea tersenyum menatap Argya yang terlihat kelelahan dalam tidurnya. Kemudian perempuan itu beralih menuju perutnya, dia ingat tadi dirinya mengeluarkan banyak darah. Sekarang dia takut terjadi apa-apa dengan bayinya. Clea mengelus perutnya berusaha mencari keberadaan janinnya, walaupun masih belum terasa apapun. “Kamu sudah sadar,” Argya yang baru bangun dari tidurnya langsung menghampiri Clea dan duduk di sampingnya. “Argya, bagaimana dengan keadaan janinku?” Clea langsung bertanya terus terang mengenai kandungannya kepada Argya. “Gapapa, dia aman. Hanya saja saat ini dia sedikit lemah. Lain kamu harus memerhatikan kandunganmu.” “Iya. Terima kasih ya Argya,” Clea tersenyum manis ke arah laki-laki itu, sedangkan Argya hanya membalasnya dengan anggukan. “Kamu istirahat saja, aku jagain disini,” Argya menyuruh Clea untuk istirahat mengingat kandungannya yang lemah. Lelaki itu tidak ingin sesuatu terjadi pada anaknya. “Sebenarnya apa yang terjadi? aku lihat tadi kamu lari dari arah taman belakang,” Argya ingin mencari tahu alasan Clea berlari dan menabrak orang sehingga menyebabkan Clea pendarahan. Clea terdiam sejenak, dia tidak ingin membahasnya tetapi Argya akan terus bertanya padanya nanti. akhirnya wanita itu mencoba percaya pada Argya, “kamu ingat laki-laki yang hampir melecehkanku di Sekret? Aku dikejar mereka,” jelas Clea secara singkat. “Kurang ajar!” gumam Argya sambil mengepalkan tangannya erat. Lelaki itu sangat marah dan membuatnya ingin membalas dendam pada mereka. Namun, Argya tidak tahu harus bagaimana membalas mereka, sedangkan mereka merupakan anak dari salah satu pemilik saham kampus ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN