Mereka sudah tiba di depan ruang perawatan Raka. Mang Jais membuka pintu kamar, terlihat Raka tengah terbaring dengan punggung menghadap pintu. "Mas Raka" panggil Mang Jais. "Ehmm ketemu pon..." Raka terjengkit bangun saat menyadari bukan hanya Mang Jais yang ada di hadapannya. "Tari!" Wajah Tari yang pertama jadi pusat pandangannya. Tari masih berdiri diam di tempatnya. Kebimbangan masih menguasai perasaannya. Mia dan Salsa saling pandang. "Aku rasa, kita perlu memberikan waktu untuk mereka berdua bicara Dek Salsa" kata Mia. "Iya Kak" jawab Salsa. "Mang Jais ikut kami ke luar, Mamang harus menjelaskan semuanya pada kami" kata Mia pada Mang Jais. "Baik Bu" "Ayo kita ke luar, Raka Tari, bicara baik-baik, jangan pakai emosi, hati boleh panas, tapi kepala harus tetap dingin, mengert