Tari duduk dengan punggung bersandar di kursi rumah sakit. Empat orang yang bersamanya tengah sibuk menelpon untuk mencari pendonor darah untuk Vio. Tari memejamkan matanya, bayangan kemesraannya bersama Raka berkelebat di pelupuk matanya. Hatinya tengah dilanda kegelisahan. Prasangkanya pada Raka membuatnya merasa sakit hati luar biasa. Kadang sisi hatinya yang lain mengatakan kalau Raka tidak bersalah, tapi di sisi lain apa yang terjadi pada Vio dan Guntur menghantui perasaannya, sehingga keyakinannya pada Raka menjadi goyah. Tari mengambil ponsel dari dalam tasnya, tidak ada panggilan ataupun pesan dari Raka. Ia merasa tidak tahan lagi, ia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Raka dan Vio sehingga Vio sampai mengalami pendarahan hebat. Tari mencoba menghubungi Raka, tapi