Tari kembali menengok layar ponselnya, tapi belum juga Raka menghubunginya. Padahal ini sudah 24 jam dari saat ia melontarkan tuduhannya pada Raka. 'Apa Aa benar-benar tidak menginginkan aku lagi, apa cinta Aa terkikis dengan begitu mudahnya, apa Aa hikss..hikss' air mata Tari jatuh membasahi pipinya. Ia tidak ingin menghubungi Raka lebih dulu, karena dalam hal ini Rakalah yang menurutnya bersalah. Salsa yang mengintip dari sela pintu yang terbuka hanya bisa mengelus dadanya. Ia sudah berusaha membujuk Tari agar mau menghubungi Raka lebih dulu, tapi Tari menolak permintaannya. Salsa masuk ke dalam kamarnya, diambil ponselnya. "Assalamuallaikum Kak Mia" "Walaikumsalam Dek Salsa" "Raka ada di sana Kak?" "Eeh, bukannya Raka menginap di rumah Dek Salsa ya?" "Tidak Kak" "Loh!? Lalu Tar