Ya ampun Tari, kamu makin lama, kok semakin sangar sih" Raka terengah-engah hampir tidak bisa bernapas, karena mulutnya disumpal ujung d**a Tari, otomatis hidungnya tertutup montoknya d**a Tari. "Bilang sangar sekali lagi, ujung tombak Aa, akan aku tikam pakai lututku!" Ancam Tari. "ya Allah istriku ini keturunan bar-bar, sss, atau kanibal?" "Aaaaa..aku marah nih!" "Ya marah saja, kalau kamu marah aku tinggal menunggu enaknya saja, tidak perlu goyang, karena kamu yang menggoyang" sahut Raka, Tari yang marah jadi sekuat tenaga menahan tawanya. "Tertawa kalau ditahan bahaya Tari, rahangmu bisa lepas nanti" "Iiih Aa, bohong!" Tari memukul d**a Raka. "Dadamu tambah besar juga ya Tari, mukaku hampir tertutup dadamu kalau mulutku di sumpel ujungnya" Raka menjawil ujung d**a Tari dengan uj