Ronan sudah dibaringkan di sofa kamar Vio itu, akan tetapi pria itu malah semakin terlihat memperihatinkan, matanya memejam namun tubuhnya terus bergetar seperti kejang, keringat dingin pun terus membasahi tubuh ditambah suara erangan seperti gelisah menahan sesuatu yang tidak di mengerti oleh Vio. Vio masih terus berdiri mengawasi pria itu sembari menggigiti kukunya bingung, dia tidak tahu harus menangani Ronan seperti apa, jika ibunya yang sakit dia tahu celah mana yang harus dia tangani namun jika Ronan dia harus apa. Vio merasa tidak tega melihat Ronan, rasanya dia ingin mendekat dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi, namun kembali lagi jika mengingat betapa menyebalkannya pria ini Vio merasa enggan sekali beramah-tamah padanya terlebih ingin memberi perhatian khusus, dia pernah