Sekarang Sultan dan Zean berpikiran apa yang akan terjadi saat nanti Saga bertemu dengan Adara dan yang lainnya di makam. Karena saat ini pasti Adara juga masih marah dengan Saga. Kesalahan Saga tidak mudah dimaafkan. Jadi mereka hanya takut bagaimana jika nanti terjadi sesuatu. Mereka tidak mau Saga dan Adara nanti bertemu dan hanya menimbulkan luka baru yang terjadi antara mereka. Entahlah bagaimana jadinya mereka.
Kini hanya Sultan dan Zean saja yang mengetahui bahwa nanti kemungkinan besar Saga akan bertemu dengan Adara di makam Arga itu. Karena jika Alex dan yang lainnya tahu bahwa sekarang Saga sedang berada di makam Arga, mereka tidak akan membawa Adara kesana karena bisa menimbulkan kemarahan dari Adara kepada Saga dan semakin membuat psikis Adara terganggu nantinya. Namun mereka tidak tahu tentang hal itu.
Maka dari itu sekarang mereka tetap melaju ke arah makam. Adara terlihat melihat suasana di luar dengan sangat nyaman, ia tampak begitu tenang melihat banyaknya pohon yang ada di jalanan ini. Ia sangat tenang.
Arga, Mama sekarang lagi mau ke tempat kami. Tunggu sebentar ya sayang, Mama lagi ada di jalan sekarang. Batin Adara tersebut pada saat ini.
Sekarang Saga sedang duduk di dekat makam Arga, ia tadi pergi dari rumah pagi sekali. Ia bahkan belum mandi dan belum makan juga, ia mengendarai mobilnya hingga akhirnya dirinya bisa sampai di makam ini. Hanya ini yang ingin ia lakukan sekarang yaitu berada di dekat Arga, anaknya.
Dulu saat Arga masih ada seharusnya lebih banyak waktu yang bisa Saga berikan untuk Arga. Namun dulu ia seakan menyia-nyiakan waktunya itu dan hana menggunakan waktu yang bisa ia gunakan. Andai saja dulu ia lebih brani pasti lebih banyak waktu berdua dengan Arga atau bahkan bertiga dengan Adara juga.
"Sayang, Arga, papa ada disini nak. Papa nemenin kamu ya sekarang. Pasti kamu kedinginan ya tadi malem sendirian. Sayang, doain Papa ya biar Papa bisa mendapatkan maaf dari Mama kamu ya sayang. Biar Papa bisa menebus semua rasa bersalah dari Papa untuk Mama. Biar Papa bisa bersama dengan Mama kamu. Doain Papa ya sayang." ujar Saga tersebut itu.
"Papa minta maaf ya sayang karena Papa ga bisa jaga kamu. Bahkan Papa ga ada di saat-saat terakhir kamu. Harusnya Papa ada di dekat kamu saat itu, tapi Papa malah ga ada disana. Papa ga bisa nemenin kamu dan itu merupakan penyesalan terbesar Papa sama kamu sayang. Papa minta maaf, harusnya Papa ga pergi. Harusnya Papa sama kamu terus." ujar Saga kepada nisan Arga itu. Saga tampak sudah menangis juga air matanya membanjiri.
Saga masih saja menangis, ia benar-benar sedih sekali saat ini. Penyesalannya kali ini tidak bisa digantikan oleh apapun. Penyesalannya akan selalu membekas di dalam hatinya karena ini penyesalan terbesar dari Saga.
"Saga maaf Papa ga bisa jaga kamu. Andai aja..." ujar Saga tapi sudah terpotong oleh perkataan dari Adara yang memang sudah sampai beberapa menit yang lalu disana dan ia tadi masih melihat ke arah Saga di makam Arga.
"Arga ga akan maafin kamu, Arga ga akan maafin kamu selamanya! Andai aja kamu ga pergi waktu itu. Andai aja kamu ga pergi pasti sekarang Arga masih sama aku. Pasti Arga masih hidup sekarang!" ujar Adara tersebut.
Saga pun saat ini tampak melihat ke belakang dimana disana ada Adara yang ternyata datang bersama dengan Alex, Abraham, Leo dan juga Brian. Adara tampak menatap ke arahnya dengan pandangan yang penuh amarah.
"Adara, kamu ada disini Ra. Aku tadi nemenin Arga Ra. Kamu sekarang juga mau nemenin Arga? Kita bisa kumpul disini sama Arga Ra." ujar Saga itu. Kini tampak disana juga ada Sultan dan Zean yang tadi sempat tidak mau masuk tapi melihat situasi yang sepertinya semakin memanas akhirnya saat ini mereka pun memutuskan untuk masuk ke dalam. Lagi pula mereka juga harus pergi karena mereka seharusnya menjaga Saga pada saat ini juga.
Mereka tidak boleh membiarkan Saga melakukan hal-hal yang tidak diinginkan termasuk dengan hal-hal yang mbahayakan diri Saga sendiri maupun diri orang lain juga.
"Aku bakalan nemenin Arga tapi ga sama kamu. Kamu siapanya Arga? Kamu bukan siapa-siapanya Arga. Lagi pula kamu lupa siapa yang bikin Arga kayak gini? Tersangkanya itu kamu." ujar Adara mengatakan itu pada Saga.
"Adara kamu jangan bilang kayak gitu. Aku Papanya Arga Ra. Aku Papa kandungnya Arga meski pun aku emang belum pernah di panggil Papa sama Arga. Tapi aku emang Papanya Arga dan itu ga bisa diganggu gugat Ra." ujar Arga kepada Adara yang mana membuat Adara semakin mendekat ke Arga.
Awalnya Alex, Leo, Brian, Sultan dan Zean sudah ingin maju mengejar Adara karena mereka tidak ingin ada sesuatu yang membuat Adara nanti marah-marah kepada Arga. Sekarang ini mereka pun masih ada disana dan tidak jadi untuk mendekati Adara dan Saga karena Abraham mencegah itu.
"Jangan dulu, biarkan mereka mengobrol bersama. Jika nanti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan baru nanti kita nanti ke dekat Adara atau pun Saga. Tapi sekarang ini lebih baik biarkan mereka berbicara mengeluarkan segala unek-uneknya mereka berdua." ujar Abraham kepada mereka semua saat ini.
Mereka akhirnya menurut karena ya memang mereka mereka harus percaya pada Abraham karena Abraham lah yang mengetahui mengenai hal ini. Jadi sekarang mereka menjaga jarak dari Adara dan juga Saga tersebut.
"Tapi kamu ga pernah jadi Papa yang sebenarnya buat Arga. Ga pernah Saga! Mau bagaimana pun juga tetap aja kamu yang udah bunuh Arga. Kamu yang udah buat aku kehilangan Arga sekarang!" teriak Adara kepada Saga.
"Ga, bukan aku yang buat itu Adara. Mana ada seorang Papa yang tega bunuh anaknya. Ga ada Adara. Aku ga pernah bunuh Arga. Aku mau jelasin sesuatu sama kamu Ra, aku ga sepenuhnya bersalah." ujar Saga tersebut.
Saat ini Saga ingin mengatakan mengenai Anya yang merupakan seseorang yang telah membuat semua ini menjadi serumit sekarang ini. Ia ingin mengatakan hal itu agar Adara tahu bahwa dia tidak sepenuhnya salah saat ini. Ia juga ingin mendapatkan maaf dari Adara. Ia berharap dengan dirinya yang mengaku tentang Anya itu Adara menjadi lebih bisa memaafkan. Meskipun ia juga tidak tahu apakah dirinya bisa dimaafkan oleh Adara itu.
"Kamu ga perlu jelasin apa-apa lagi. Semuanya sudah cukup." ujar Adara.
"Enggak Adara, aku beneran ini. Ada yang perlu dijelasin ke kamu dan ini sangat penting. Aku minta waktu lima menit aja Adara. Please." ujar Saga, Adara memang tidak menjawab tapi sepertinya ia mau untuk mendengarkan.
Sekarang ini Saga pun mendekati ke arah Adara tersebut, ia akan mengatakan hal itu dengan pelan-pelan nanti agar Adara juga paham nanti.
"Aku mau jelasin kalo aku ga bisa angkat telfon atau baca chat kamu karena emang handphone aku ga ada di aku Ra. Aku sama sekali ga pegang handphone waktu sampai di RS itu. Dan aku kemarin baru tahu kalo ternyata handphone aku selama ini di sembunyikan sama Anya. Anya yang buat aku ga bisa terima telfon dari kamu atau pun chat dari kamu Ra." ujar Saga tersebut.
Adara kini tampak sedikit tidak percaya dengan apa yang ada, ia pun kini tampak tidak percaya dengan apa yang dibicarakan oleh Saga tapi kini tampak Sultan ikut maju. Ia pun kini melihat ke arah Sultan, Sultan tampak mengatakan sesuatu yang bisa mendukung perkataan dari Saga tersebut.
"Saga benar Adara, kemarin gua udah tau sebelum Saga tahu. Anya yang emang nyembunyiin handphone dari Saga sampai Saga ga tahu apa-apa. Kita juga ada rekamannya kalo Lo mau dengerin Ra." ujar Sultan tersebut saat ini.
Kini tampak Sultan memperdengarkan suara Anya tersebut dari rekaman di handphonenya itu dan sekarang tampak sekali wajah Adara benar-benar kaget mendengar itu. Kini ia tampak benar-benar kaget akan hal tersebut.
"Apa dia tahu kalo apa yang dia lakuin itu ngebuat aku kehilangan Arga? Apa dia ga pernah mikirin tentang itu? Kenapa dia bener-bener jahat banget sama aku? Kenapa?" tanya Adara kepada mereka semua, semua mendengar.
"Tapi mau bagaimana pun juga Saga, kamu tetap bersalah. Kenapa kamu biarin Anya nguasai handphone kamu? Kenapa sampai kamu ga sadar kalo kamu lagi ga pegang handphone Saga? Kenapa! Itu pasti karena kamu terlalu fokus sama anak kamu itu kan? Kamu terlallu fokus sama dia sampai ga sadar kalo handphone kamu udah hilang. Dan kamu juga kehilangan Arga." ujar Adara mengatakan itu dengan wajah yang kini sudah menangis sedih.
"Ah ga, kamu ga kehilangan Arga. Karena kamu ga pernah memiliki Arga. Kamu ga pernah ada untuk Arga. Apalagi saat Arga membutuhkan kamu. Kamu ga pernah ada Saga. Demi Tuhan aku ga akan pernah maafin kamu sama Anya. Sampai kapan pun." tambah Adara kepada Saga yang saat ini menatap ke arahnya dengan pandangan penuh penyesalan dari dalam dirinya.
Mungkin menyesal memang sudah tidak ada artinya tapi Saga masih merasakan itu. Ia kini juga takut jika dirinya tidak mendapatkan maaf dari Adara karena tadi Adara mengatakan bahwa selamanya Adara tidak akan pernah memaafkan dirinya. Semoga itu hanyalah pembicaraan Adara disaat Adara sedang dalam penguasaan emosi negatifnya tersebut sekarang ini.
"Aku kehilangan Arga Ra. Meskipun Arga belum pernah sepenuhnya menjadi anak aku tapi dia tetap darah daging aku. Aku tahu dia ga tumbuh sama aku, tapi aku punya keinginan besar supaya Arga bisa tumbuh dan berkembang bersmaa aku dan juga kamu tentunya, untuk menggantikan beberapa tahun yang ga bisa aku lalui sama dia Ra." jawab Saga tersebut.
"Tapi kamu menghancurkan keinginan kamu sendiri Saga. Ga akan lagi kamu bisa melihat Arga tumbuh dan berkembang. Ga akan Saga! Kamu udah bunuh dia. Pergi kamu dari sini aku ga mau ngeliat kamu ada di makam Arga!" teriak Adara sudah sembari memukul-mukul d**a Saga. Sekarang ini baru Abraham bertindak, ia pun mendekati Adara dan memeluk Adara saat ini untuk menenangkan Adara sementara yang lain meminta Saga untuk pergi.