Tak Ada Pernikahan

1061 Kata
Berbulan-bulan lamanya Rasya malah menjadi jatuh cinta kepada Bianca. Lalu apa yang bisa dia jelaskan kepada adiknya nanti ketika Faraz pulang yang malah mengecewakan adik kandung satu-satunya yang dia miliki. Sedangkan hubungannya dengan kekasih sang adik semakin hari semakin baik. Bianca juga mencintai Rasya dengan tulus karena begitu banyak waktu yang dia berikan untuk perempuan itu. Sedangkan Faraz, selalu saja sibuk menjadi ukuran tidak punya waktu untuk bersama. Sampai di kantor pun Bianca menemuinya walaupun sekadar mengajak untuk makan siang bersama. Perasaannya tidak bisa dia hindari sekarang, malah membuat segalanya menjadi semakin rumit. Inilah kenyataan bahwa cinta itu membodohi semua orang. Rasya adalah pria yang tidak ada tujuan sama sekali untuk menikah. Akan tetapi jika diperkenankan untuk menikah. Ia akan tetap mencoba menjauhi itu, karena menyakiti hati seorang perempuan masih belum siap dia lakukan. Wajah dari perempuan itu pun menempel pada wajahnya ketika sedang jam kerja Bianca masih mencoba untuk mengganggunya. "Jangna biarin aku itu di sini, Bianca," "Ah, kita kan harus makan siang sayang," bisik Bianca. Akan tetapi dia malah menggigit daun telinga Rasya sampai pria itu merasakan ada sensasi yang sangat luar biasa di daun telinganya oleh gigitan Bianca yang terasa sangat menggoda sekarang. Mereka sudah sangat sering melakukannya di manapun Rasya mau. Entah itu di apartemen, hotel ataupun di dalam kantor. Bahkan juga tidak peduli itu di dalam mobil mereka masih bisa melakukan hubungan itu dengan cara yang tetap saling menikmati. Bianca menarik tangan Rasya sampai pria itu menggeleng. "Ayo dong!" manja adalah suara yang terdengar dari mulut Bianca yang dibarengi dengan desahan tipis. Pria itu menarik pinggang Bianca. "Nanti malam main?" Bianca menarik dasinya Rasya lalu menggigit bibir bawahnya. "Tentu, tanpa pengaman," kata Bianca lalu tersenyum. Padahal semalam Rasya sudah bermain beberapa ronde dengan Naina. Tapi tetap saja ketika digoda oleh Bianca dia tetap bisa menikmati tubuh dari kekasihnya yang sekaligus kekasih dari adiknya sendiri. Dengan Naina pun tidak tanggung-tanggung. Dia selalu merasa terpuaskan dengan servis yang diberikan oleh Naina kepadanya. Bukan tanpa pujian lagi, tapi dia memang sangat memuji Naina jika dalam urusan ranjang. Naina memiliki pengalaman yang baik. namun tetap bagi Rasya dia butuh pengaman untuk bercinta dengan Naina sebab tidak ingin mengambil risiko dengan sekretarisnya itu. Beda halnya dengan Bianca yang dia biarkan untuk mendapatkan kepuasan tersebut. Bagi Naina pun percintaaan adalah tetap percintaan. Walaupun disebut demikian, tidak ada yang melibatkan cinta di dalam hubungan itu. Besar sekali nafsu Rasya ketika bercinta dengan perempuan mana pun. Tapi tidak pernah dia rasakan bagaiman sempitnya ketika berhubungan dengan Bianca hanya dia dapatkan dari kekasih yang dibagi ini. "Yang, temenin nyalon nanti ya!" pinta Bianca ketika mereka hendak keluar dari ruangan. Jika berada di luar ruangan mereka akan tetap menjadi asing karena mereka pun sudah tahu bahwa kekasih dari Bianca adalah Faraz. Mereka berdua menyembunyikan hubungan ini dari siapa pun itu, entah dari orang tua mereka masing-masing. Di parkiran, ketika memasang sabuk pengaman untuk Bianca. Dia malah sempat-sempatnya meremas d**a Bianca. "Kamu resek tau nggak," "Udah sering, jadi nggak resek lagi," kata Rasya sambil tersenyum menggoda. Ketika menyalakan mesin mobil. Bianca malah mengelus celana Rasya. "Nah kan siapa yang m***m sekarang?" "Kan udah sering juga," jawab Bianca. "Ya udah terserah kamu. Yang penting kamu perawatan penuh hari ini. Aku yang bayarin, kita makan siang bareng. Nanti kalau udah kelar aku jemput. Terus kamu siap-siap nanti malam kita bakalan ngelakuinnya lagi," Rasya mempertegas bahwa nanti malam mereka berdua haruslah bercinta. Tanpa ada alasan apa pun. Dia akan tetap mengajak Bianca melakukan hal itu. Bianca menjauhkan tangannya dari celana Rasya sebelum semuanya berakhir di dalam mobil. nafsu yang dimiliki Rasya memang sangat luar biasa. Jika mereka bercinta pun Rasya akan tetap selalu memuaskannya. Karena Rasya bukan tipikal orang yang suka dengan hal-hal berbau aneh. Maka jika bercinta itu pun sudah dianggap sebagai hal yang biasa bagi Bianca. Walaupun sebenarnya itu melanggar sumpahnya dengan Faraz. Tetap saja bagi Bianca dia akan menikah dengan Faraz walaupun sudah sering tidur berdua dengan kakak dari kekasihnya ini. Bagi Bianca menikah tetap menjadi tujuannya. Dengan Rasya dia hanya bersenang-senang. Lagipula siapa yang peduli dengan perawan? Toh banyak yang sudah tidak perawan lagi. Begitu pikirnya ketika bersama dengan Rasya. Beberapa teman-temannya pun dia tanya. Bahwa rata-rata dari mereka sudah sering bercinta dengan beberapa pria. Bahkan ada yang menceritakan bahwa dengan dua pria itu sangat enak. Tapi bagi Bianca itu menjijikkan sebab tidak akan bernafsu jika melayani dua orang sekaligus. Dan itu sudah sangat membuatnya ingin muntah waktu itu. Ada yang mengatakan juga jika bercinta itu adalah cara untuk mendapatkan banyak uang untuk bisa merasakan sensasi yang luar biasa. Ada pria yang senang diberikan kepuasan dan juga akan memberikan apa pun yang mereka punya. Sementara bagi Bianca, dia butuh kepuasan saja dengan Rasya. Tidak ada tujuan lain juga. Bahwa mereka mungkin sama-sama mencari pelampiasan diri dari apa yang sudah terjadi. Bianca yang tidak pernah melakukannya dengan Faraz. sedangkan Rasya yang rasanya sangat lembut ketika mengajaknya untuk bercinta. Bianca juga pernah mendengar bahwa ada salah satu temannya yang merupakan seorang perempuan yang paling cantik di antara geng mereka rela menjadi simpanan dan melayani suami orang lain hanya demi uang dan itu sangat disenangi oleh mereka. Lagipula mereka tidak merebut, itu hanya untuk melayani saja. Maka mereka tetap melakukannya. Bahkan ada yang mengatakan jika mereka tidak ingin menikah dan hanya melakukan percintaan itu atas dasar uang. Bianca melihat ke arah kanannya. "Kamu lihatin aku?" Rasya tersenyum lalu bertanya seperti itu. "Nggak boleh?" "Nggak masalah tuh. Tapi aku senang saja kalau kamu terlihat ceria begitu," Ada seorang pria juga yang pernah dekat dengan Bianca. Akan tetapi dia tidak mau mengkhianati Rasya sekarang. Walaupun Rasya adalah pria pertama, namun ada saja yang menggodanya seperti teman-temannya yang mengatakan jika untuk bercinta sesekali itu tidak apa-apa. Namun ketika nafsu itu datang. Maka Rasya adalah pelariannya. "Sya! Di apartemen aku aja ya!" "Boleh," "Bisa tahan lama?" "Lupa kita pernah main satu jam lebih sampai kamu keluar banyak keringat waktu itu. Terus belum lagi ketika kamu ngeluh capek," Dia tersenyum mendengar ucapan dari Rasya. Merasa bahwa itu adalah sebuah kenangan yang indah bagi Bianca. "Sya," "Hmmmm?" "Aku sayang kamu," Jangan ditanya lagi bagaimana perasaan Rasya. Dia juga merasakan hal yang sama pada Bianca. "Kamu nggak lagi bercanda? Tapi sebentar lagi kamu akan menikah dengan Faraz," "Aku maunya kamu aja, Sya. Nggak mau sama Faraz, bisa?" Tapi bagi Rasya. Tetap saja untuk saat ini dia ingin tetap menunda bahwa dia masih belum siap untuk menikah. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN