Giska pulang ke apartemennya dengan pikiran bercabang. Wanita itu tidak pernah menyangka bahwa ia akan kebali bertemu dengan Reiner. Melihat pria itu sungguh membuatnya ketakutan. Giska takut Reiner mengetahui tentang Reika dan mencelakai Reika seperti Reiner ingin melenyapkan Reika saat masih ada di dalam kandungannya dulu. Yang Giska pikirkan hanya satu saat ini. Menjauhkan Reiner dari Reika. Mereka tidak boleh bertemu.
Tidak perlu menunggu waktu yang lama. Giska langsung memberi kabar pada Elea dan memesan tiket kembali ke Amerika lalu bergegas mengepak barang-barang yang ia dan Reika butuhkan disana. Giska harus menyembunyikan Reika dan satu-satunya cara yang terpikirkan oleh Giska adalah dengan kembali ke Amerika. Giska memutuskan untuk kembali pada Elea. Ia perlu pergi secepatnya dari Jakarta karena yang Giska lihat Reiner yang ia temui tadi jauh berbeda dengan Reiner yang dulu. Jelas terlihat pria itu semakin sukses terbukti dari semua yang melekat pada tubuh pria itu adalah barang-barang mahal yang tidak main-main harganya. Contohnya saja jam tangan Reiner. Giska melihatnya saat tangan Reiner menahan tangannya.
Jam tangan yang Reiner gunakan itu adalah salah satu merek terkenal yang sangat mahal. Harganya berkisar ratusan juta bahkan ada yang sampai milyaran tergantung modelnya. Sebuah jam tangan dengan harga yang tak masuk akal menurutnya. Melihat itu Giska yakin kini Reiner semakin mudah mendapatkan apapun yang pria itu inginkan dan sifat pria itu yang Giska tau betul kalau pria itu akan berusaha terus sampai ia mendapatkan apa yang ia inginkan sehingga Giska perlu bergerak cepat sebelum Reiner mengetahui tentang Reika.
Giska mengambil penerbangan tercepat dan beruntung ada penerbangan sore nanti dan masih ada tiga kursi tersisa artinya cukup untuk dirinya dan Giska. Walau posisinya agak berjauhan, hal ini tidak akan menjadi masalah karena ia bisa membicarakan ini pada Reika. Ia hanya perlu memantau Reika dari kursinya duduk.
Neni tetap di apartemen sementara Giska dan Reika pergi menuju bandara. Keduanya melalui tiga puluh dua jam perjalanan dari Jakarta menuju Boston. Sesampainya di Boston, Elea dan Jake sudah menunggu keduanya. Giska dengan cepat memeluk Elea dan Jake mendatangi Reika. Jake berjongkok agar tingginya setara dengan Reika.
"Rei, what happened with your leg, honey?" Jake bertanya dengan nada khawatir sambil memandangi kaki dan wajah Reika secara bergantian.
Di Boston, Giska dan Reika kembali menggunakan bahasa Inggris sebagai percakapan mereka sehari-hari. Reika yang mengerti maksud pertanyaan Jake pun mulai bercerita dalam bahasa Inggris mengenai apa yang sudah terjadi. "Ada temen sekolah Rei yang suka ledekin cara bicara Rei. Rei sudah mengabaikannya tapi kemarin dia bilang mama menyebalkan sehingga aku tidak punya papa sama seperti temannya yang tidak punya papa karena mamanya itu menyebalkan. Aku marah karena dia tidak tau apapun tapi berani menjelekkan mama," Reika bercerita dengan nada polosnya.
Jake mendengarkan cerita Reika kemudian memandang Giska. Giska yang sedang dirangkul Elea pun mengangguk lemas.
Jake menghela nafas panjang dan menatap Reika. "Temanmu salah. Lain kali bilang sama teman kamu kala kamu mempunyai seorang papa. Nama papamu Jacob Sebastian." Jake menatap Reika lekat-lekat dan Reika tersenyum sambil mengangguk. Jake pun ikut tersenyum dan dengan berhati-hati menggendong Reika, "Ugh, kamu sekarang semakin berat, sayang. Sepertinya kamu makan cukup banyak di Indonesia."
Reika terkekeh dan mengangguk. "Om tau kan bagaimana enaknya masakan mama? Dia paling hebat dalam urusan memasak."
Jake mengangguk. "Itu sebuah kenyataan yang tidak terbantahkan, sayang. Istri kesayanganku saja tidak sepandai Mamamu dalam urusan itu, Rei. Kamu harus bersyukur akan hal itu."
Jake dan Reika berjalan di depan sambil terus berbincang sementara Giska dan Elea berjalan dibelakang mereka sambil membawa koper-koper milik Giska dan Reika. Giska dan Elea berjalan dibelakang Jake dan Reika namun keduanya masih bisa mendengar percakapan keduanya. Jake dan Reika memang sangat dekat. Giska beruntung karena Reika mendapatkan sosok ayah dari Jake.
Elea dan Jake sudah menikah sejak Reika masih berada di dalam kandungan Giska namun karena sebuah kecelakaan fatal rahim Elea harus diangkat. Giska berada di masa-masa keterpurukan Elea dan Jake bersikeras tidak akan melepaskan Elea walau wanita itu tidak bisa melahirkan seorang anak untuknya. Giska merasa Elea dan Jake sudah menganggap Reika sebagai anak mereka sendiri dan Giska tidak keberatan akan hal itu. Menurut Giska semakin banyak yang menyayangi Reika akan semakin baik.
Keempatnya sampai di rumah Elea dan Jake. Jake mendudukan Reika di sofa dengan hati-hati kemudian bertanya pada Giska.
"Udah cek ke dokter tulang?" tanya Jake pada Giska.
Giska mengangguk, "Sudah. Rei periksa sama Dokter Gunawan. Dokter tulang yang praktek di hari kejadian Reika. Untungnya menurut Dokter Gunawan, kondisi Rei enggak apa-apa. Cuma memar aja hasil rongsennya."
Jake pun terdiam dan memasang wajah sedih. "Syukurlah. Lain kali Rei mesti hati-hati ya, sayang."
Reika pun kembali bercerita pada Elea dan Jake mengenai apa yang terjadi pada hari itu. Elea pun spontan memeluk gadis kecil itu karena merasa iba. "Lain kali kalo ada temen kamu yang usilin kamu jangan dibales ya, kamu harus lapor ke guru kamu biar guru kamu yang hukum mereka."
Reika mengangguk dalam pelukan Elea. "Iya, Tante. Kemarin mama juga bilang begitu. Rei akan ingat baik-baik."
Jake mengajak Reika menuju kamarnya yang sudah lama gadis kecil itu tinggalkan. Jake sudah membelikan banyak mainan baru untuk Reika. Keduanya pasti akan bermain bersama cukup lama. Sementara itu Giska kini sudah berdua dengan Elea. Giska pun mulai menceritakan apa yang terjadi pada Elea.
"Gue ketemu sama Reiner, El. Reiner di Jakarta. Orang tuanya dirawat di Global. Gue takut dia tau soal Reika..." Giska menunjukan ketakutannya itu terang-terangan.
Elea memeluk Giska. "Reika akan baik-baik aja, Gis. Asal Reika gak ke rumah sakit, Reiner enggak akan bisa tau soal Reika. Lagi pula kalau pun Reiner tau soal Reika dia gak akan bisa celakain Reika. Reika sudah besar. Lo liat sendiri kan? Reika aja bisa ngelawan temennya jadi kalo sampe Reiner coba ngejahatin Reika, anak lo itu pasti bisa cari bantuan atau apapun yang bikin orang aware sama keadaannya. Lo cuma perlu jagain Reika dan jangan biarin Reika sendirian."
Giska menghela nafas panjang. Wajahnya masih menunjukan bahwa ia ketakutan. "Gue uda rekrut pengasuh buat jagain Reika. Namanya Neni. Gue dikenalin sama salah satu suster di rumah sakit. Dia tinggal sama gue dan Reika. Baru lulus SMA tapi anaknya rajin. Dia butuh uang buat lanjutin kuliahnya jadi gue bantuin dia. Dia boleh kuliah tapi ambil kelas karyawan yang enggak ganggu jadwal dia sama Reika."
"Nah kalo gitu aman. Udah ada Neni harusnya lo bisa tenang. Lo harus kasih pesen ke Neni supaya jagain Reika baik-baik dan jangan sampai lengah," Elea menanggapi ucapan Giska.
Giska mengangguk. "Tapi gue masih takut, El. Kalo diliat dari penampilannya kemarin, Reiner sudah semakin sukses. Gue takut dia berbuat nekat."
Elea mengenggam erat tangan Giska. "Percaya sama gue. Enggak semudah itu Reiner bisa celakain Reika. Reika sudah besar. Dia bukan lagi janin dalam perut elo yang bisa dengan mudahnya dia lenyapkan. Reika sudah memiliki kehidupan, ada eksistensi Reika di dunia ini. Kalau Reiner nekat, Reiner bisa di proses secara hukum maka dari itu gue bilang jangan biarin Reika ditempat yang sepi. Jangan sampe Neni lengah jaga Reika."
Dengan berat Giska mengangguk. Ucapan Elea memang benar tapi tetap saja Giska masih takut.
"Gue paham elo takut. Ingatan masa lalu lo soal Reiner masih ada tapi elo gak bisa terus hidup dalam ketakutan, Gis. Reika sudah besar. Lambat laun dia akan sadar tentang ketakutan elo dan dia pasti akan kebingungan suatu hari nanti. Jangan biarin ketakutan elo akan hal yang belom terjadi bikin lo terhambat dalam menjalani hidup."
Giska terdiam. Giska sendiri bingung dengan apa yang terjadi antara dirinya dengan Reiner. Seperti ada sebuah cerita yang Giska sendiri tidak ketahui. Percakapan Reiner dengan Reno dan Gandhi yang ia dengar Waktu itu membuatnya bingung. Siapa Eliza? Giska berusaha keras menggali ingatannya setelah ia mendengar percakapan itu. Kapan ia membuat wanita bernama Eliza itu keguguran? Seingat Giska saat itu ia masih dalam masa koas. Ia bahkan tidak pernah memeriksa pasien tanpa didampingi dokter senior dan lebih sering bertugas untuk memeriksa tensi darah pasien saat itu. Bagaimana seseorang bisa keguguran hanya dengan ditensi darahnya? Semua ibu hamil melakukan pengecekan tensi darah sebelum melakukan pemeriksaan dengan dokter kandungan.
***
Ditempat lain Reiner sudah memegang data-data Giska. Tidak sulit mendapatkan informasi soal Giska. Reno dengan kemampuannya yang sudah terasah selama bertahun-tahun mampu melakukan banyak hal yang Reiner perintahkan. Reiner bahkan sudah membeli satu unit apartemen tepat di apartemen yang Giska miliki. Sialnya tidak ada unit apartemen yang dijual di lantai yang sama dengan Giska sehingga ia harus mengambil unit apartemen yang jauh lebih tinggi dari milik Giska.
Reiner terkejut melihat informasi yang tertuang dalam dokumen yang ada di tangannya. "Jadi selama ini dia tetap tinggal di Boston?"
"Menurut data yang terlulis di dokumen itu begitu, Pak."
Reiner mengumpat. Ternyata Giska menyelesaikan pendidikan kedokterannya di Amerika. Ternyata selama ini Giska tidak pergi dari Boston. Wanita itu selama ini berada dikota yang sama dengannya bahkan bekerja disana. Reiner berdecih, wanita itu sungguh terlalu pintar bersembunyi sehingga ia tidak pernah bertemu dengan wanita itu selama di Boston.
Yang mengejutkan dari data Giska yang ia pegang adalah status Giska yang sudah menikah dan memiliki seorang anak bernama Reika Putri yang usianya baru sembilan tahun. Giska melahirkan anaknya di Boston dan jika di runut dari waktu menghilangnya Giska. Berarti Giska melahirkan setelah satu tahun menghilang. Kini pikiran Reiner berkelana kemana-mana. Reiner mencurigai kepergian Giska ada hubungannya dengan kehidupannya kini namun jika benar demikian bisa saja Giska sudah mengkhianati dirinya semenjak mereka bersama. Mengingat Giska bersikap aneh sebelum dirinya menghilang. Wanita itu menolak berhubungan dengannya. Hal yang tadinya ia pikir karena adanya tamu bulanan wanita itu namun kini ia berfikir lain.
Dari data yang ia pegang juga, Reiner bisa tau kalau sudah satu tahun Giska kembali ke Indonesia. Satu tahun sudah Giska bekerja di rumah sakit Global dan semua informasi ini tertuang dalam dokumen rumah sakit Global. Ya, data yang Reiner pegang itu Reno dapatkan dari rumah sakit Global. Reno dengan segala kemampuannya mampu mendapatkan data itu dan memberikan data itu kepadanya.
Dalam sekejap mata bara kebencian yang sempat redup itu hidup kembali. Pantas saja wanita itu nampak kaget dan ingin buru-buru pergi menjauhinya padahal Reiner hanya meminta penjelasan soal kepergian wanita itu secara mendadak dulu. Kecurigaannya semakin bertambah saat mengetahui tiba-tiba Giska mengajukan cuti mendadak untuk waktu yang belum bisa di tentukan. Reiner yakin Giska menyembunyikan sesuatu darinya.
Yang Giska tidak tau adalah Reiner yang bertemu dengannya kemarin adalah Reiner yang berbeda dengan Reiner yang wanita itu kenal di masa lalunya. Reiner yang sekarang adalah pria yang sudah menjadi pengusaha sukses. Ia memiliki uang yang tidak akan habis jika ia hamburkan setiap malam di club. Ia adalah pria yang akan mendapatkan apapun yang ia inginkan bagaimana pun caranya. Tidak perduli kalau caranya itu harus dengan cara kotor sekali pun.
Reiner penasaran dengan suami Giska yang tidak disebutkan dalam data pribadi wanita itu. Tidak keterangan mengenai pria itu dalam data yang Reno berikan. Reiner pun dibuat penasaran dengan kondisi pernikahan Giska yang tidak dijelaskan lebih lanjut. Kemana suaminya saat ini? Terlebih lagi Reiner ingin melihat seperti apa wajah anak Giska. Rasanya Reiner perlu menugaskan Reno untuk mencari tau lebih dalam mengenai kehidupan rumah tangga Giska. Seharusnya ia sudah melakukan hal ini dari dulu namun karena Gandhi ia mengurungkan niatnya.
Reiner mungkin perlu bermain-main sedikit dengan rumah tangga wanita itu. Reiner penasaran apa suami Giska tau mengenai masa lalu Giska dengannya? Sepertinya Reiner tau bagaimana cara melanjutkan balas dendamnya yang tertunda pada Giska. Reiner pastikan kalai Giska tidak akan bisa pergi menjauh. Reiner pastikan wanita itu tidak akan menemukan tempat persembunyian yang aman. Reiner dan kemampuannya saat ini, sangat mampu menemukan Giska dimana pun wanita itu bersembunyi.