20. Menyusun Rencana

1556 Kata

"Lain kali jangan lagi membuat masalah dengan mama jika kamu tidak ingin berakhir tragis seperti tadi," ucap Arya yang makin menambah sakit hati Safia. Perempuan itu dengan tatapan fokus pada cermin, sementara kedua tangannya sibuk menyisir helai demi helai rambut yang tadi jadi korban kekerasan sang mertua. "Harusnya kamu tidak hanya bisa menyalahkanku saja, Mas. Tapi cari tahu dulu apa penyebabnya." "Apalagi penyebabnya jika bukan kamu yang selalu membantah perkataan mama. Apa salahnya sih kamu nurut saja. Toh, kalau kamu nurut mama juga tidak akan seperti tadi." Safia membuang napas kasar. Dia sungguh lelah. Kenapa juga harus terus menjadi pihak yang dipersalahkan. Perempuan itu memutar tubuhnya hingga dapat menatap pada Arya yang kini telah bersiap dengan setelan kerjanya. "Mas!

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN