"17 Juli 1923. Hari ini, aku merasa ada yang tidak beres di rumah ini. Setiap malam, aku mendengar suara-suara aneh yang datang dari ruang bawah tanah. Aku merasa ada yang mengawasi setiap gerak-gerikku..."
Ardi terus membaca, merasa semakin terguncang dengan setiap halaman yang dibacanya. Catatan itu mengisahkan tentang kejadian-kejadian aneh dan mengerikan yang dialami oleh pemilik rumah tersebut. Mereka mendengar suara langkah kaki di malam hari, pintu yang terbuka sendiri, dan bayangan-bayangan aneh yang muncul di cermin-cermin rumah, dan masih banyak kejadian aneh diluar akal sehat yang terjadi dirumah tersebut.
"10 Agustus 1923. Aku tidak tahan lagi. Anak-anakku mulai ketakutan dan tidak bisa tidur. Mereka berkata melihat sosok hitam dengan mata merah di kamarnya setiap malam. Aku harus mencari bantuan..."
Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari atas tangga. Ardi tersentak dan mematikan senternya. Jantungnya berdebar kencang, dan keringat dingin mengalir di pelipisnya. Dia menahan napas, berusaha mendengar dengan jelas. Langkah kaki itu semakin mendekat, semakin berat dan menyeramkan.
Ardi bersembunyi di balik peti, berharap suara itu akan menghilang. Namun, suara langkah kaki itu berhenti tepat di depan pintu ruang bawah tanah. Pintu terbuka perlahan, mengeluarkan bunyi derit yang mengerikan. Ardi menutup matanya, berharap ini hanya mimpi buruk dan dia segera bangun dari mimpi ini.