Mereka berdua pun melayang-layang di udara menaiki burung yang bersayap dan juga liar dengan mudahnya untuk dijinakkan oleh Recks di sana. Sementara dari belakang, Fanzy menembaki mereka semua satu persatu untuk bisa menumbangkan mereka sekaligus mencoba untuk membunuh mereka bila mencoba untuk mendekat dan memangsa mereka di sana.
Rupanya, Recks sudah sangat terampil untuk bisa mengendarai monster bersayap ini sekarang, tanpa adanya tali, genggaman, atau kemudi, kontrol dari burung itu seperti bisa dengan mudah dan masuk ke dalam pikiran dari Recks itu sendiri. Tak peduli apa yang dia inginkan, burung itu dapat dengan mudah untuk mengabulkannya dengan sangat santai saat itu juga.
“Recks! Sampai kapan kita harus bermanuver di atas udara seperti ini! Kita harus dengan cepat mencoba untuk membunuh mereka atau minimal kabur dari sini sekarang juga! Aku sudah tak bisa menembaki mereka satu persatu dengan panahku yang terbatas ini! Setidaknya, berikan aku batas tentang kapan ini semua akan berakhir!” Teriak Fanzy dengan sangat kebingungan.
Para burung itu juga sepertinya tidak hanya pasrah menerima semua tembakan demi tembakan yang diterima oleh Fanzy, mereka benar-benar mencoba untuk membuatnya kesusahan dengan mengeluarkan serangkaian jurus dan juga gerakan-gerakan unik nan aneh di dalamnya. Salah satunya adalah dengan mengeluarkan sebuah gumpalan angin yang menangkap semua orang di dalam gelembungnya.
Untuk sementara, Fanzy sempat terhisap dan juga terjebak di dalam gelembung udara itu, membuat matanya merasa cukup kabur dan juga tidak bisa bernafas untuk sementara. Tapi meskipun begitu, Recks sepertinya sudah paham dengan apa yang ia lakukan. Dia melakukan sesuatu kepada Fanzy agar bisa keluar dari gelembung itu dengan mudah sekarang ini. Walaupun caranya benar-benar sulit.
Recks melakukan putaran sebanyak 360 derajat ke depan, dan membuat gelembung udara itu tiba-tiba menghilang sekarang ini. Yang Fanzy tak ketahui adalah fakta bahwa dia mungkin akan melakukan dan mengalami itu lagi jika memang dia akan terkena gelembung udara itu lagi nantinya. “Kau mungkin telah membuatku lepas dari gelembung itu. Tapi kau malah membuatku mual sekarang!”
Terlalu fokus dengan dirinya sendiri, Fanzy sampai tak sadar kalau para burung-burung itu tengah berada di hadapan tengah matanya sekarang ini, mencoba untuk mencakar mata dari sang Marksman menggunakan jari tengah milik burung itu yang memiliki cakar layaknya seorang pemilik pedang legendaris ternama di dunia ini. Mungkin saat melihatnya, tidak ada yang bisa menghindari serangan itu.
Tapi dengan gesitnya, dan dengan sangat nekat, tubuh dari Fanzy tiba-tiba bergerak sendiri. Melompat ke bawah sambil menarikkan anak panahnya menghujam jantung dari burung itu sekarang. Walaupun memang tidak langsung secara instan membunuhnya, serangan itu berhasil membuat Sang Burung jatuh.
“Kau benar-benar layak masuk ke dalam timku! Aksi gilamu barusan membuktikannya!” Recks melihat apa yang tengah dilakukan oleh Fanzy tadi, dan itu jujur saja membuatnya benar-benar terpukau sekarang. Dengan berada di kemudi dan kendali atas burung ini, Recks pun dengan mudahnya untuk meluncur dan menangkap Fanzy yang sedang terbang jatuh ke bawah sekarang.
“Dasar burung j*****m! Rasakan ini sekarang juga!” Ucap Recks kepada burung itu saat ini. Dia membuat tali-tali dari akar-akar itu menjadi beberapa bagian dan langsung menjadikannya serpihan menggunakan kemampuannya yang cepat. Serpihan-serpihan akar yang memadat itu membuatnya menjadi mirip seperti sebuah kristal sehingga mampu untuk menusuknya begitu dalam.
Burung itu benar-benar mati sekarang. Kontribusi dari Fanzy saat melakukan serangan kritikal tadi terhitung sebagai sebuah assist. Dan karena telah berhasil membunuhnya, EXP pun datang ke dalam dirinya dengan jumlah yang melimpah ruah. Fanzy jatuh dengan aman ke punuk sang Burung dan kembali terbang entah menuju kemana Recks akan membawanya.
“Level ini! Sungguh sangat drastis! Aku langsung naik ke level 10! Jika aku membunuhnya lagi, mungkin aku akan naik ke level 15 nanti!” Ucap Fanzy dengan penuh kegirangan. Dia sampai bingung karena di matanya ada banyak sekali atribut yang perlu untuk ditingkatkan. Karena saking semangat sekaligus bingung, Fanzy hanya menaikkan dexteritynya dibandingkan dengan status ability yang lainnya.
“Bagus sekali Fanzy! Sekarang, aku yakin kau telah mendapat dua skill baru untuk kau gunakan! Cepat gunakanlah! Dan bunuh semua monster itu untuk dirimu sendiri! Aku tidak akan membantumu lagi sekarang ini!” Sahut Recks sambil menatap ke depan melihat jalan yang berliku-liku dan menghindari setiap rintangan yang ada di sana.
Dan memang benar apa kata dari Recks, ada dua skill yang diperoleh Fanzy. Dan dua-duanya adalah skill aktif. Fanzy mencoba untuk mengaktifkan skill pertama, karena semuanya dimulai dari yang pertama. Dia pun membaca keterangannya, dan melihat tidak ada sesuatu yang menarik di sana. “Ini terasa seperti skill memanah yang benar-benar generic, tidak ada yang spesial di sini”.
Keterangan itu bertuliskan bahwa Fanzy bisa untuk memusatkan energi sihirnya ke satu objek dan satu target. Dan sesuatu yang ditembakkan menggunakan objek tersebut, akan pasti mendapatkan serangan kritikal sebesar 20x. Sayangnya, critical damage milikk Fanzy masih sangat rendah jadi meskipun dia melakukannya, tidak akan berpengaruh apa-apa baginya nanti.
“Aku rasa, aku tidak memiliki alasan untuk tidak melakukannya. Inilah saatnya! Aku akan menembakkan skill ini kepada burung-burung itu!” Dengan satu bidikan yang super tepat dan sangat akurat, Fanzy mengincar dua mata dari dua burung itu secara sekaligus sekarang ini. Dan tembakannya benar-benar berada di luar dugaan. Mengenai tepat dua burung itu dan membunuhnya.
“Gila, bagaimana ini bisa terjadi! Aku mengira kalau ini adalah skill yang generik semua orang mungkin bisa lakukan!” Teriak Fanzy masih tak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang ini. Tapi memang, dia mungkin benar-benar tak merasa kalau ada yang spesial dengan sesuatu itu tadinya. “Skill pertama memang adalah skill generic, namun skill kedua adalah skill pamungkas!” Sahut Recks kepada Fanzy.
Fanzy pun beralih mencoba untuk menggunakan skill keduanya. Dan ternyata memang benar apa kata Recks, skill itu bisa membuatnya mengikat dua objek yang terkena dua panahnya dan saling menempel sampai dengan batas waktu 10 detik. Setelah itu, mereka akan memisah dengan sendirinya dan menerima serangan kejutan. Semakin mereka mencoba untuk memisahkan diri mereka, maka semakin sakit pula daya kejut dari efek panah yang akan dikeluarkan oleh dirinya tersebut.
Di depannya, Fanzy masih bisa melihat beberapa ekor burung yang terbang menuju ke arahnya. Dia memiliki saran yang tepat untuk bisa benar-benar mencoba mengetes bagaimana skill ini bekerja. Fanzy mengarahkan panahnya dengan cepat, ke dua burung yang saling berjauhan. Dan jika memang benar, skill ini akan bertindak layaknya sebuah magnet untuk ditembakkan.
“Menempellah kalian berdua!” Fanzy menembakkannya, mengenai tepat di wajah kedua burung itu. Dan ternyata memang benar, kedua burung itu saling menempel dengan paruh yang saling bertabrakan. Mengoyaknya dengan sangat tajam dan tidak karuan bagaimana hasilnya akan berakhir. Fanzy merasakan kalau itu mungkin benar-benar sangat membuat kedua burung itu merasakan rasa sakit yang efektif.
Dan kemudian, karena kedua makhluk ini berada di atas udara, otomatis meskipun mereka tidak mencoba untuk melepaskan diri mereka sendiri, kondisi lingkungan sekaligus alam lah yang melakukannya untuk mereka. Fanzy hanya menunggu, waktu agar mereka bisa terlepas dari kemampuan itu sekarang. Dan saat terlepas, sebuah kejutan listrik yang sangat besar datang dan menimpa kedua burung itu di sana.
“Keren! Benar-benar keren! Bagaimana kau mendapatkannya! Cepat katakan padaku sekarang! Aku ingin memiliki kemampuan sepertimu! Dan aku yakin kalau kemampuanmu itu benar-benar unik tidak pernah aku temui di orang lain! Kau memang benar-benar orang baru yang menakjubkan Fanzy aku bangga bisa satu tim dan bersama dengan dirimu saekarang ini nantinya!”
Karena berhasil membunuh 4 burung secara sekaligus, berada jauh di atas levelnya, Level sekaligus kemampuan dari Fanzy pun naik menjadi level 20. Dia mendapatkan dua skill baru lagi saat ini, dan mungkin akan dia coba untuk melawan burung-burung beterbangan yang masih banyak dia jumpai mengejar dari belakangnya saat ini. Namun, Recks mengangkat tangannya.
“Aku rasa sudah cukup bagimu untuk mencoba berbagai macam kemampuan dari skill barumu saat ini. Karena aku merasa, kalau tujuan kita akan segera sampai tak lama lagi. Persiapkan saja, hal yang mungkin bisa membuatmu untuk bisa terus bertahan hidup. Kita akan melawan musuh yang tangguh sekarang ini.” Sahut Recks kepada Fanzy saat ini juga.
Saking asyiknya melawan para burung itu, Fanzy sampai lupa untuk melihat ke depan ke arah burung yang ditungganginya untuk pergi. Dia benar-benar mempercayakan soal masalah ini kepada Recks yang lebih tahu soal dirinya. Saat ia melihat ke depan, dia benar-benar melihat kalau sesuatu di sana menanti dirinya untuk benar-benar turun. Fanzy merasa kalau mungkin tujuannya akan berakhir sampai di sini.
Mereka berdua turun dengan cara yang tidak normal. Recks memperlakukan burung yang ia kendarai dengan membunuhnya menggunakan akar yang dimilikinya itu menggunakan akar. Memperlakukannya layaknya sebuah pedang sehingga menusuk leher dari burung itu dan mati seketika. Recks menarik tubuh dari Fanzy lagi dan turun, ia mencoba untuk benar-benar membuatnya melakukan pendaratan darurat.
“Aku benci saat kau melakukan ini. Namun jika itu memang pilihan dan juga alternatif yang terbaik, maka tidak ada pilihan lagi bagiku.” Gumam Fanzy, yang pasti tidak didengarkan oleh Recks saat itu juga meskipun berada tepat di belakang kupingnya. Hingga satu hal yang Fanzy bisa sadari, dia tidak bisa merasa mual di dunia Virtual ini saat ini. Mungkin hanya rasa pusing berlebihan.
Mereka mendarat, ke sebuah lantai yang tampaknya terbuat dari semen dan juga bata-bata ringan. Bangunan ini, terlihat sangat berbeda dan juga diskonek bila dibandingkan dengan bangunan-bangunan lain di dalam perut cacing itu saat ini. Mereka mungkin memperlakukannya dengan sangat tidak baik sehingga cacing itu menelan di bagian yang seharusnya tidak dia telan.
“Dimana kita? Apakah kau tahu tempat apa ini sebenarnya?” Tanya Fanzy, karena memang cahaya di dalam bangunan ini hanya remang-remang dan tak terlihat dengan jelas. Hanya satu tiang yang diterangi oleh cahaya di atasnya. Dan cahaya itu benar-benar membuatnya sebagai sesuatu yang seharusnya diambil oleh orang-orang yang tiba di dalam sini.
“Jika aku mengatakan kalau aku tidak tahu tentang tempat ini. Apakah kau akan ketakutan sekaligus panik? Maaf-maaf. Aku hanya bercanda. Ini semua masih berada di dalam rencanaku.” Ucap Recks dengan nada yang tidak membuat Fanzy tertawa sama sekali karena berada di dalam situasi antara kematian dan juga kehidupan di sana. Situasi yang tidak seharusnya dibercandakan.
Saat Fanzy mencoba untuk melangkahkan kakinya ke bawah, dia melihat kalau ada berbagai macam ukiran pola sesuatu yang aneh membuatnya bisa menekan sesuatu saat dipijak oleh sesuatu. Fanzy merasa, bila dia memijak sesuatu di dalam lantai ini, maka mungkin dia akan bisa mengaktifkan sebuah jebakan, atau mungkin sebuah anugerah yang akan bisa dia lakukan dengan jelas ke ruangan ini.
Di depannya, bukannya malah berhati-hati, Recks malah berjalan dengan sangat santainya seakan-akan tidak terjadi apa-apa atas sesuatu di dalam ruangan ini. Dia seperti benar-benar hafal dengan kondisi ruangan ini dari luar sampai dalam sehingga tidak mungkin bagi dirinya untuk bisa mati dengan konyol karena pengetahuan yang dimilikinya sendiri. Fanzy takut bila Recks terlalu percaya diri.
“Recks! Berhati-hatilah kalau kau berjalan! Kau tidak akan tahu apa yang kau aktifkan saat kau menginjak ratusan lantai itu di sana. Mungkin, kau akan mengaktifkan sebuah jebakan dan membunuh kita semua di tempat ini!” Teriak Fanzy dengan sangat lantang khawatir dengan nyawa rekannya itu dan nyawanya sendiri saat ini.
Recks hanya menoleh ke arah Fanzy, lagi-lagi dengan raut muka tersenyum seolah-olah tidak terjadi apa-apa di sana. “Jebakan apa yang kau maksud? Aku sudah sering masuk ke dalam sini, dan kau telah mengkhawatirkan sesuatu yang berlebihan. Lihatlah, aku akan melakukan ini, dan sesuatu akan terjadi sesuai seperti ini nantinya.” Recks memijak lantai terakhir, dan sesuatu pun terjadi saat ini.
Lantai-lantai itu mulai runtuh, masuk ke dalam ruangan seperti ingin berpindah sekarang ini. Fanzy tak tahu apa yang dia atau Recks telah lakukan sampai menjadi seperti ini, namun dia yakin bila terlalu berlama-lama, maka ruangan ini akan tenggelam sehingga membuat mereka jatuh ke tanah dengan tidak nyaman. “Recks! Hentikan ini semua! Kita akan mati!”
Sebuah aura misterius pun datang dengan sangat menggelegar, menyambut dua pemain itu sekarang.
Saking merindingnya Fanzy mendengar suara itu, semua bulu yang ada di dalam tubuhnya ikut berdiri, menyambut suara misterius yang membuat semua orang benar-benar tak tahu asal muasal dari itu semua di sana.
Sampai sebuah sosok, memakai mahkota dan juga muncul dari kegelapan bayangan, datang melayang tepat di hadapan dari Fanzy dan juga Recks sekarang ini. Sosok itu memiliki ukuran yang besar, dengan mata menyala seperti ingin membunuh seseorang di dalam ruangan itu saat ini juga. “Siapa yang berani-beraninya datang ke tahtaku. Apa kalian ingin menjemput kematian?”