Ketika dia hendak keluar, Hafiz memegang tangannya dan berkata sambil tersenyum, "Baiklah, duduklah. Ayo makan bersama!" Kemudian dia berkata kepada orang yang baru saja menanyainya, "Ini adalah temanku. Dia juga adik perempuanku. Jangan bilang Presiden Hans tidak senang!" "Oh, bagaimana itu bisa terjadi? Ternyata dia bukan hanya asisten Tuan Ammar, tetapi juga adik perempuan Tuan Hafiz. Mohon maaf karena telah menyinggung Anda. Saya akan minum segelas anggur sebagai hukuman.” Ratih tersenyum canggung. Dia menatap Tengku Ammar dengan penuh kepahitan. Dia tidak menyangka pria itu begitu tidak berperasaan. Dia meninggalkannya sendirian dalam situasi seperti ini. Sementara Raihan duduk dengan manis di sebelahnya bagai Nyonya rumah. Untungnya, Hafiz adalah orang yang baik. Dia mengobro