Lina menatapnya dengan ekspresi rumit. Dari pernikahan kedua orang ini sebenarnya dia tidak melihat ada perilaku bisnis, sikap mereka malah terlihat alami seperti suami istri yang menikah karena saling mencintai. Namun dia tidak membicarakan ini dengan Ratih. “Kalian bertengkar?” Lina bertanya lagi. Ratih mengangguk. "Bagaimana kalian bertengkar? Aku melihat dia sangat protektif terhadapmu. Dia sepertinya sangat menyukaimu. Sama sekali tidak terlihat seperti kesepakatan bisnis.” "Tidak mungkin orang seperti dia menyukaiku. Dia sudah punya pacar dan dia sengaja membuat ibunya marah agar ibunya setuju dengan hubungan mereka. Kalau tidak, mengapa dia tidak memperkenalkanku di restoran hari ini dan mengatakan bahwa aku hanya asistennya?" Ratih menjawab dengan marah. Setelah menceritakan s