Salah Paham Dengan Fillbert

2029 Kata
Di saat gadis itu terlihat seperti sedang melamun tak lama Hisyam mengusap-usap bahu Vala lembut agar ia bisa menyahuti pertanyaan dan rasa penasaran yang terasa memenuhi hati dan otaknya saat ini. "Vala ... hey! Jangan melamun dong, apa yang terjadi sama Yocelyn dan kenapa lu malah kayak bingung gini? Sebenarnya apa yang lu lamunin daritadi? Lu gak apa-apa? Asli gue penasaran banget sama alasan Yoce yang begini! Lu kasih tau gue ya? Cerita ya sini," tutur Hisyam lembut. Mendengar ucapan Hisyam membuat Vala berusaha tersenyum dan tak lama gadis cantik itu menyahuti pertanyaannya dengan lembut bahkan Vala tak lupa menyemangati Hisyam yang mungkin masih terpukul oleh kabar ini. "Sorry deh sorry ... gak terjadi apa-apa cuma dia titip pesen buat lu! Itu aja kok, bukan melamun apa-apa kok! Iya gue gak apa-apa, Syam eh iya lu cuma perlu semangat ya nanti Yocelyn balik secepatnya jadi cuma itu yang bisa gue sampein ke lu Hisyam! Gue ada di samping lu nah di sini lu gak perlu khawatir gue kok! Semangat terus ya Hisyam," tutur Vala lembut. Lalu setelah kepergian Vala dari hadapannya membuat pemuda tampan itu lupa bagaimana caranya berdiri dan tak berselang lama Hisyam menyandarkan punggungnya ke dinding yang ada di belakang tubuhnya karena ia masih merasa shock dengan kabar dari Vala ini. "Jadi Yocelyn bener-bener gak ada di samping gue selama beberapa waktu ini? Kenapa harus tiba-tiba begini sih? Gue berharap semua masalah selesai cuma gue gak berharap Yocelyn buat sibuk kayak gini? Ya emang gue tau udah begini jalannya dan gue sendiri gak bisa apa-apa selain nunggu dia balik dan kita kelarin salah paham ini ...," lirih Hisyam sendu. Namun pemuda itu cukup sadar untuk tidak boleh bersikap selemah ini atau ia akan kembali di anggap orang tidak beruntung atau monster yang menyedihkan walaupun Hisyam tidak merasa keberatan dengan hal itu setidaknya hari ini sudah cukup melelahkan untuknya. "Cukup Syam! Cukup ... hari ini lu udah kayak naik roller coaster jadi mending lu kumpulin lagi kekuatan lu karena gimanapun juga lu tetep perlu melewati ini semua dan jangan biarin orang lain menganggap rendah diri lu lagi setelah kejadian absurd tadi Syam," gumam Hisyam letih. Sayangnya baru beberapa langkah tak lama Hisyam kembali melihat arwah yang ia temui dan kali ini arwah itu menangis di samping Fillbert yang terlihat sedang sibuk menatap sebuah foto dengan tatapan sendu yang menyedihkan. "Loh kenapa dia bisa ada di samping Fillbert? Emang mereka ada hubungan apa ya? Sampe arwah itu terlihat begitu dekat dengan pemuda yang dikenal arogan dan seringkali banyak orang yang tak menyukai sikapnya, jangan-jangan mereka punya alasan sendiri kenapa bisa sedekat ini ya? Hm ... sepertinya perlu dicari tau perihal keanehan ini ya?" batin Hisyam bingung. Samar-samar ia mendengar suara lirihan yang seakan-akan meminta sebuah pertolongan dan tanpa sadar langkah Hisyam perlahan bergerak menuju Fillbert yang terlihat habis seperti habis menangis karena matanya bengkak dan memerah. "Andai waktu bisa saja diputar rasanya ada banyak hal yang ingin aku sampaikan Fillbert! Cuma sekarang keadaannya tak lagi sama dan mau sekeras apapun saya berteriak di telingamu, kamu tetap tak akan mendengarnya dan apa yang terjadi tak akan bisa berubah," lirih arwah itu sendu. Sebenarnya bukan maksud Hisyam untuk mengganggu kesedihan pemuda itu, tetapi Hisyam ingin menanyakan hal apa yang membuat arwah itu bisa menangis dan terlihat menyedihkan seperti ini sedangkan Fillbert yang melihat kehadiran tiba-tiba dari Hisyam membuat pemuda itu memarahinya dengan kesal. "Kamu baik-baik saja? Wajah kamu terlihat begitu sedih seperti kamu sedang tertimpa masalah ya? Apakah kamu membutuhkan sesuatu? Ataukah kamu mungkin ingin bercerita pada saya ya? Tidak masalah kamu bisa mengandalkan saya untuk membantu kamu ...," ujar Hisyam terhenti. "Lu apa-apaan sih?! Lu gak usah sok baik ke gue deh! Gue gak butuh rasa simpati lu yang udah jelas gak berguna apapun di sini! Monster kayak lu sok-sok an mau khawatirin gue? Cih, emang lunya aja yang mau terlihat baik dimata orang lain kan? Pergi aja lu dari sini!!" omel Fillbert kesal. Hisyam yang memang tidak berniat mencari masalah dengan Fillbert membuat pemuda tampan itu mengabaikannya karena alasan dan tugasnya ada di sini adalah untuk menanyakan arwah yang ada di samping Fillbert. "Abaikan keributan tak jelas dari pemuda itu karena tugas saya adalah berusaha membantu kamu lepas dari ikatan yang mengikat dirimu ini nona jadi sebaiknya anda bekerja sama dengan saya karena dengan begitu anda bisa kembali dengan perasaan yang ringan! Tidak seperti saat ini pasti hatimu terasa sesakkan? Coba pikirkan lagi nona," batin Hisyam serius. Untuk beberapa menit arwah itu masih terdiam dan Hisyam masih saja tak beranjak dari tempat yang saat ini ia pijak hingga membuat salah paham dengan Fillbert, tetapi pemuda itu memilih untuk tak menyahuti keributan kecil ini. "Heh! Telinga lu itu terpasang dengan baik gak sih? Jelas-jelas gue daritadi ngomong sama lu bukannya dijawab eh malah di diemin! Oh kayaknya lu emang sengaja menguji kesabaran gue ya! Lebih baik lu pergi sekarang juga atau lu akan sangat menyesal dengan keputusan lu hari ini Ferris Hisyam Handaru!! Enyah lu dari hadapan gue! Muak gue liat lu tau!!" murka Fillbert marah. "Aah, jadi nona belum bisa memikirkannya? Toh keadaan saya ada di depan anda kali ini hanya untuk memberitahu anda kalau saya tidak pernah berniat buruk ataupun mencari masalah nona jadi sebaiknya kita bicarakan hal ini di tempat yang mungkin lebih tenang? Atau nona memang lebih menyukai berbicara di tempat yang penuh salah paham seperti ini ya," batin Hisyam datar. Di tengah kebimbangan yang dirasakan oleh arwah yang kini ditatap lekat oleh Hisyam tiba-tiba pipi sebelah kanan Hisyam dipukul Fillbert hingga membuat pemuda itu terhuyung ke samping dan Hisyam berusaha keras untuk tetap berdiri dengan tegak dan mengabaikan pukulan yang di lakukan oleh Fillbert. Melihal hal ini membuat arwah gadis itu merasa tidak tega dan ia meminta Hisyam menemui dirinya sepulang bekerja, sebelum pemuda tampan itu benar-benar pergi dari hadapannya tak lama Hisyam mengulas senyum terbaiknya lalu Hisyam berlalu pergi dari sana. "Baiklah, baik! Anda bisa menemui saya di loker wanita nomer 5 ketika sudah jam pulang kerja ini jadi sebaiknya anda pergi sejauh mungkin saat ini atau anda akan berada dalam bahaya! Tolong perhatikan keselamatan anda juga! Menjauh dari tempat ini ...," tutur arwah itu sendu. Fillbert yang merasa tidak terima ditinggalkan seperti ini membuat pemuda itu mengepalkan tangannya kesal dan ia berjanji akan membuat pemuda tidak jelas itu sadar siapa orang yang sedang ia hadapi saat ini. "Bocah tidak tau terima kasih! Bahkan sudah dipukul sekuat itu, tapi dia masih bisa berdiri tegak dan meninggalkan orang yang lagi berbicara begini! Benar-benar tidak bisa dibiarkan dan udah pasti akanngue buat perhitungan karena berani bersikap sembarangan begini! Bisa-bisanya dia sesantai ini padahal orang yang dia hadapi bukan orang biasa! Parah banget," ujar Fillbert serius. Tanpa pemuda itu sadari apa yang diucapkan oleh Fillbert membuat arwah gadis yang berusaha mencari kebenaran perihal alasan dirinya tiada, seketika menjadi khawatir dan takut jika orang yang ia sayangi membuat usahanya untuk bebas malah menjadi gagal dan arwah itu tidak bisa membiarkannya begitu saja. "Ya ampun Fill ... kenapa sekarang diri lu berubah sekelam ini? Kenapa lu gak bisa bedain mana yang baik sama lu dan mana yang memiliki niat kurang baik sama lu Fill? Gue takut apa yang lu lakuin nantinya malah membuat usaha gue untuk bebas jadi gagal karena emosi sesaat lu Fill dan gue gak akan biarin hal itu terjadi jadi tolong jangan kayak gini Fill," tutur arwah itu khawatir. Sementara di lain tempat Hisyam yang berusaha mengumpulkan fokusnya karena ini masih ada di jam kerjanya walaupun sebenarnya saat ini pikiran Hisyam sedang tidak dalam baik-baik saja, tetapi jika dirinya tidak fokus malah yang ada semua hal akan semakin terlihat berantakan. "Astagfirullah Hisyam ... apa yang terjadi hari ini emang di luar kendali lu cuma bagaimanapun juga lu harus tetep fokus Hisyam! Bukan apa-apa karena kalo sampe lu gak fokus malah yang ada semua hal akan semakin terlihat berantakan Syam! tenang aja Hisyam! Lu harus tenang karena gak semua orang paham rasanya jadi diri lu yang memikul semua ini," lirih Hisyam sendu. Detik terus berganti menit hingga tak lama sudah waktunya Hisyam dan rekan-rekannya pulang bekerja, tetapi tak lama pemuda itu teringat jika dirinya perlu bertemu dengan arwah yang tadi ia lihat di samping Fillbert. Namun belum sempat pemuda itu berjalan mencari arwah tadi tak lama Chiko, Kayle dan Vala mempertanyakan apa yang akan dilalukan oleh pemuda itu sedangkan Hisyam yang mendengar ucapan teman-temannya membuatnya menyahutinya dengan santai. "Lah lu kagak balik bareng kita Syam? Lu mau ke mana emangnya? Biasanya lu selalu senang kalo udah waktunya pulang kayak gini? Emang hari ini lu ada jadwal lembur ya? Seinget gue gak ada nama lu di daftar lembur Hisyam? Terus ngapain lu gak ikutin kita aja?" tanya Chiko datar. "Iya nih lu kagak habis terbenturkan? Masa waktunya balik lu malah mau balik ke kantor lagi? Apa ada barang bawaan lu yang ketinggalan ya? Tumben amat lu ceroboh begini? Mau kita-kita bantuin gak? Tenang aja kita bantuin kok cuma kayak aneh aja ya liat lu kayak gini? Kayak ada hal yang lu coba sembunyiin dari kita bertiga tau! Lu kagak aneh-anehkan?" ucap Kayle bingung. "Mereka bener loh, Syam! Buat apa lu balik ke kantor lagi? Ini udah waktunya kita semua pulang kerja ... masa lu mau balik ke kantor lagi? Lu yakin gak apa-apa? Mau gue temenin gak? Emang lu mau ngapain sih? Ada perlu atau janji sama orang ya? Eh apa gimana?" tanya Vala khawatir. "Tenang aja, kalian gak perlu khawatir apalagi sampe berlebihan gini mah gak usah dah! Gue bisa urus diri gue sendiri jadi kalian kalo mau balik ya silahkan balik aja duluan gak masalah kok! Gue bawa mobil ... yaudah gue pergi dulu ya! Kalian hati-hati dijalannya ya," tutur Hisyam santai. Mendengar apa yang diucapkan oleh pemuda itu membuat Chiko, Kayle dan Vala semakin tidak merasa tenang karena rasanya seperti ada yang akan terjadi pada pemuda tampan itu, tetapi sayangnya langkah Hisyam sudah berjalan terlalu cepat hingga mereka bertiga tidak akan bisa menahan pemuda itu. "Eh kambing! Orang dikasih tau malah ngeluyur pergi gitu aja? Masa iya dia gak pernah denger gitu kalo di sini mulai malem itu yang ada kantor makin [Aktif] eh belom kelar ngomong malah udah ditinggal begini! Susah amar sih dia tuh di kasih taunya eh malah gitu," ujar Chiko terhenti. "Parah amat ya itu manusia satu, belom juga kita kelar ngoomong eh dia malah ngacir aja kayak abis liat pocica mumun aja sih! Padahal mah kita gak masalah mau nungguin atau bantuin dia eh malah batu banget dia tuh ya ampun! Pengen banget gue giling rasanya," ucap Kayle terhenti. "Ya gimana ya ... dia mah emang gitu orangnya, yaudah kalian balik aja duluan biar gue susul dia soalnya perasaan gue gak enak dan ada amanat yang dititipin ke gue! Yaudah gue pergi ngikutin Hisyam dulu ya! Assalamualaikum! Hati-hati ya kalian berdua pulangnya ...," tutur Vala terhenti. Dalam diam mereka bertiga hanya bisa menatap punggung pemuda itu sedangkan Hisyam yang tidak sengaja melihat arwah gadis yang ia cari, tetapi tanpa Hisyam sadari Fillbert menatapnya tajam dan mengikuti setiap langkah pemuda itu dengan serius. "I am here, nona mau bilang apa? Kenapa harus di loker? Apakah dulu nona juga salah satu staff di kantor ini ya? Ah saya mengerti jadi anda rekannya Fillbert ya? Lalu bagaimana ceritanya nona bisa menjadi seperti ini? Apakah sesuatu yang tidak baik terjadi pada nona ya? Kenapa saya merasa kalau nona seperti menyimpan dendam yang tak beralasan ya ...," batin Hisyam serius. Tak lama langkah Hisyam terhenti di sebuah loker yang membuat Fillbert merasa tak akan bisa menahan rasa amarah yang seketika hadir menekan hatinya lalu tanpa sadar pemuda yang tak senang dengan keberadaan Hisyam, tiba-tiba menarik kemeja Hisyam hingga pemuda itu jatuh tersungkur dan mereka saling memukul satu sama lain. Sebenarnya Hisyam tak ingin meladeni ketidak warasan dari Fillbert yang entah mengapa pria itu selalu membenci dirinya seakan-akan Hisyam adalah manusia yang tidak layak untuk di beri keramahan atau bahkan sedikit kebaikan padanya. Padahal apa yang Fillbert lihat bukanlah hal yang ia pikirkan karena pada dasarnya Hisyam tidak bermaksud apapun dan mereka berdua hanya salah paham di sini, tetapi pemuda yang memang sudah dikenal arogan itu terlanjur bersikap gegabah seperti ini dan Hisyam tak memiliki pilihan lain selain meladeni pukulan dari Fillbert ini. | Bersambung |
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN