Setelah mendengar permintaan mendadak dari Arion, Nara hanya diam dan terus menatap suaminya dengan raut wajah kebingungan. Ia hanya mengerjapkan matanya berulang kali, dengan perasaan yang mulai tak karuan. Nara sendiri belum yakin bagaimana perasaannya saat ini. “Al, aku menunggu jawaban kamu,” ujar Arion. “Aku lapar.” Nara segera berbalik untuk mengalihkan pembicaraannya. Belum sempat Nara kembali melangkahkan kakinya, Arion meraih lengan istrinya itu hingga Nara mengurungkan niatnya untuk pergi dan menundukkan kepala. “Aku … a-aku,” Nara yang terlalu gugup tak melanjutkan perkataannya. Tiba-tiba saja, Arion sudah berdiri di hadapannya dan melepaskan syal yang dikenakan Nara dan juga dirinya, ia berjalan mengambil dua pasang sarung tangan dengan warna senada dan memilih beberapa